Altha sekarang sudah berada di rumah barunya. Cukup bagus dengan adanya kolam renang. Hari ini sebenarnya hari yang sangat malas buat Altha bangun. Dia tau bahwa hari ini dia akan menjadi murid baru. Altha tidak tau apa yang sebenarnya yang terjadi nanti, tapi Altha tidak mau beranjak dari tempat tidur ini. Alarm Altha sudah berbunyi 3 kali lebih. Tapi Altha tetap bersikeras mematikan alarm itu.
"Anak bunda yang cantik ayo bangun, kamu harus sekolah sayang. Masa anak baru namanya sudah jelek di sekolahan." Belva sedikit menyinyir anaknya itu.
Dengar apa yang dikatakan bundanya itu, Altha sudah lari kedalam kamar mandi. Hanya ada waktu 20 menit sebelum bel masuk. Altha segera menggunakan seragam barunya. Rok kotak-kotak bewarna biru campur merah dengan baju seragam putih polos dilapisi rompi yang motifnya sama seperti rok. Dihiasi dasi pita bewarna merah. Rambutnya hanya di kuncir kuda biasa. PERFECT!!
Altha berlari menuju garasi untuk masuk kedalam mobil. Dia sengaja tidak memakai motor karena Jakarta cukup luas dan dia pun belum tahu banyak jalan disini. Mungkin takut tersesat.
******
Altha pindah ke sekolah barunya tidak lama dari kenaikan kelas satu bulan yang lalu. Jadi ini masih awal pelajaran kelas XII.
"Pa ada apa si kok di depan gerbang sekolah macet banget" Ujar Altha keheranan melihat begitu macetnya depan sekolah."Papa juga gak tau nih, kamu mau gak turun disini aja? Papa juga mau telat nih masuk kerjanya hehe"
"Ahh ya udah deh, ayah hati-hati di jalan ya dan JANGAN LUPA JEMPUT ALTHA. ALTHA GAK MAU DISINI LAMA-LAMA!!" sedikit ada penegasan dari Altha. Memang dia tidak mau menunggu di sekolah ini terlalu lama.
"Siappp Bu Boss" Vero tertawa kecil melihat tingkah laku Altha yang seperti ini.
Altha segera keluar dari mobil. Ia berjalan menuju gerbang. Tak peduli apa yang membuat macet ditempat itu. Meskipun macet, Altha tetap berduselan lewat kerumunan para siswa sekolah ini. Ia sama sekali tidak peduli apa yang terjadi di sana.
Setelah berhasil melewati para semut-semut itu, Altha mencari ruang guru untuk mengambil semua yang dibutuhkan di sekolah. Sekolah baru Altha cukup luas, membuat Altha seperti orang pikun menoleh kanan dan kiri.
"Mbak Althari ya? Murid baru?" guru yang tiba-tiba muncul dari belakang.
"Mm,,,iya bu, saya mau tanya ruang guru dimana ya bu?"
"Sini ikut saya"
Altha berjalan dibelakang guru itu, mengikuti langkah kaki tersebut.
Hingga langkah tersebut berhenti di depan pintu kaca jika terlihat dari luar sangat gelap. Ya, mungkin itu ruang guru. Altha ikut masuk kedalam."Ini buku pelajaran kamu, jadwal pelajaran selama seminggu, buku BK, tata tertib sekolah, dan Name Tag kamu. Harus dipasang di dada ya. Kelas kamu XI- IPS 1 lantai dua deketnya tangga. Oh iya, saya wali kelas kamu Bu Susi"
"Oh iya,,makasih ya bu susi" Altha bersalaman dengan guru itu dan melanjutkan langkahnya keluar.
'lantai dua deket tangga' berulang kali kata itu di ucapkan. Altha hanya takut lupa saja.
Altha sudah berada di depan kelas barunya. Cat bewarna putih polos. Banyak sepasang mata yang melihatnya ketika dia mulai memasuki kelas. Kelas menjadi hening. Mereka saling berbisik-bisik membicarkan Altha.
"Ehh lo anak baru ya? Sini duduk sama gue aja" ajak seorang cowok.
"Sama gue aja"
"Gue ajaa"
Mereka saling berebut Altha agar duduk bersamanya. Altha ikut bingung harus dengan siapa dia duduk.
Bu Susi datang menghampiri kelasnya yang gaduh."Semua duduk di tempatnya!" perintah Bu Susi.
"Altha kamu maju sini, perkenalan dulu"
Altha maju dengan rasa gugup.
"Nama Althari Putri Belvaro, pindahan dari Bandung. Pindah ke sini karena pekerjaan ayah. Makasii" Altha tersenyum paksa untuk mengakhiri perkenalannya."Ada yang mau di tanyakan?" Tanya Bu Susi ke pada seluruh murid kelasnya.
Dodi dengan secepatnya mengacungkan jari telunjuknya.
"Saya bu, Altha nomer lo berapa?"Satu kelas tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Dodi.
"Pantat onta masa iya lo diberi tau nomernya" kelas semakin menjadi gaduh.
Altha kaget mendengar pertanyaan itu.
'tuhan cepetan Altha mau duduk' doa Altha dalam hati."Altha kamu duduk sama sella ya" perintah Bu Susi. Altha sedikit bingung, kenapa ada satu bangku kosong di barisan kedua dari belakang? Mungkin pemilik bangku itu sedang tidak masuk.
Altha segera menuju bangku yang sudah diberikan Bu Susi.
"Keluarkan buku kalian, pelajaran segera di mulai" perintah Bu Susi.
******
Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Tapi Altha dan teman sebangkunya masih berada di kelas. Altha dan Sella belum selesai mencatat pelajaran Bu Susi yang ada di papan tulis.
Mereka berdua sudah sempat kenalan di waktu pelajaran tadi.Nanda berbalik ke arah bangku belakang.
"Yuk kekantin, gue udah kelar nih""Eh nama lo siapa tadi?" tanya Nanda yang sedikit kebingungan.
"Altha NANDAAAA!" Sella membalas pertanyaan Nanda dengan kesal.
"Oh Altha, kenalin gue Asyila Naura Nanda panggil aja Nanda sahabatnya Sella dari SMP" sambil memberi isyarat 'oke'.
"Dah buruan ke kantin nanti keburu masuk nih" ajak Sella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altha
Teen FictionKita memang bertemu secara tidak sengaja. Tapi aku lebih bersyukur jika aku tidak mengenalmu sejauh ini. Aku ingin kembali seperti awal yang tidak pernah ada rasa sakit. Kita kembali menjadi orang asing yang tidak kenal satu sama lain.