Aldevano Callder : Seorang Trouble Maker sekolah. Memiliki wajah seperti bule. Bermata abu-abu. Banyak siswi yang kagum dengan wajah tampannya. Selalu menjadi langganan BK.
Seorang cowok sedang duduk santai di rooftop sekolah saat jam pelajaran. Menikmati angin dan teriknya sinar matahari. Cuaca memang cukup bagus. Dia duduk sendiri menghabiskan satu putung rokok.
********
Altha sudah menghabiskan air jeruk yang sudah dipesannya tadi. Tapi kedua temannya masih belum menghabiskan makanannya sendiri. Altha terpaksa harus menunggu dari pada ia harus kembali kekelas sendirian melewati para murid yang sedang membicarakannya. Ah!! Altha sungguh membenci itu semua!.
Seketika siswa siswi yang sedang makan di kantin menjadi berlarian menuju lapangan basket. Sekolah menjadi gaduh. Seperti ada pertarungan di lapang basket.
"Ehh ada apaan nih?" sella menarik salah satu siswi untuk bertanya apa yang terjadi di sana.
"Ehh itu loo,,,itu apa namanya,,,ehh"
"ah eh ah eh mulu lo,,apaan dah ah elah" kesal sella melihat siswi itu seperti gugup.
"Ituu Kak Devan lagi beradu sama Kak Teo selll" siswi tersebut langsung meninggalkan sella untuk melihat tanding kedua TROUBLE MAKER!
Sella spontan menarik kedua tangan temannya ini untuk menuju lapangan basket. Mereka berjubel melewati para gerombolan murid-murid.
Speechless !! Altha sedikit tidak menyangka apa yang sedang ia lihat. Seorang pria yang pernah ia temui di perpustakaan Bandung dan pernah membantunya. Dan ternyata dia satu sekolah dengan Altha dan seorang TroubleMaker sekolah!!.
"Devannn!!"
"Bukannya tadi dia gak masuk ya?" lanjut Sella berbicara.
Altha punya utang budi sama cowok itu yang bernama Devan. Tapi Altha tidak tau apa yang harus di lakukan. Cowok itu pernah membantunya saat di Bandung.Altha tak tinggal diam, ia berlari ketengah lapangan untuk menghentikan aksi tinju meninju tersebut.
Tapi tidak membuahkan hasil. Kepala Altha tersikut oleh Teo membuat Altha tergeletak.Pertandingan pun selesai. Devan melihat wajah Altha dengan pekat. Seperti gadis yang pernah ia bantu sebelumnya. Devan segera mengangkat tubuh kecil Altha ke UKS. Anak PMR pun segera nge-cek keadaan Altha. Devan sudah menjelaskan apa yang terjadi. Sekarang ia menunggu di luar. Membersihkan luka merah yang ada pada setiap tinjuan Teo.
Altha sudah duduk disebelah Devan. Ia sudah sadar sejak lima menit yang lalu.
"Apa tujuan lo buat berhentiin aksi gue?" pertanyaan yang sedikit sinis.
Altha masih memegang kepalanya yang pusing. Lalu kembali menatap cowok tersebut.
"Karena lo udah pernah bantuin gue waktu di Bandung. Sebagai balas budi gue. Ya kalau lo gak terima gue bantu lo tadi, lain kali gue gak bakal bantuin kok. MAAF" Altha menepuk pundak Devan berkali-kali lalu beranjak pergi menuju kelas."OH MAI GOTTTT ALTHA" teriak Nanda dengan bicara alaynya.
"Lo gak apa kan Tha, mana yang sakit, manaa?" Nanda memutar-mutat badan Altha untuk mencari luka ditubuhnya.
"Gak apa-apa Nandaaa" Penjelasan yang sedikit memaksa.
Altha duduk di bangkunya. Melipat kedua tangannya di meja lalu menenggelamkan wajahnya untuk istirahat. Tak peduli ada guru yang masuk atau tidak. Kepala Altha benar-benar pusing sekarang.
*********
Altha berjalan ke halte untuk menunggu angkot datang. Tak lama angkot pun datang. Altha masih memikirkan kejadian tadi. Dia merasa bersalah telah menolong Devan. Tapi ini sebagai balas budi juga, Altha tak mau menanggung itu.
Altha membaringkan badannya di atas kasur. Kejadian tadi masih masih belum terlupakan sampai sekarang.
"Lagian kalau pas itu dia gak tolong gue di Bandung, gue juga gak peduli tadi dia mau bertengkar sama siapa kek gue juga gak peduli"
"Bukannya bilang terima kasih malah tanya kenapa gue tolong dia" Altha benar-benar kesal."DEKKKKKK AL!!" suara Belva yang begitu menggelegar.
"Iya bentar" Altha segera ganti baju. Lalu menghampiri bundanya di dapur yang dari tadi teriak-teriak tidak jelas.
"Apa bundaaa? Aku denger kok bun, cuma tadi ganti baju dulu" Belva tertawa kecil, dia memang suka menggoda Altha dari kecil. Sudah seperti hiburan baginya.
"Temenin kakak tuh ke toko buku, katanya mau meet and greet ya kak?" Belva kembali bertanya sama Caca yang dari tadi sibuk melihat hp.
"Ya udah, kapan? Sekarang?" Altha memutar kepalanya sembilan puluh derajat kearah Caca yang sudah rapi untuk siap berangkat.
"Iya, satu jam lagi nih. Buruan mandi jangan lama-lama" Altha langsung kembali ke kamarnya.
"Sudah yuk berangkat" Altha sudah rapi dengan celana jeans putih lalu di lengkapi dengan sweater purpose bewarna hitam. Lalu dilengkapi sepatu adidas putih.
Caca sudah dari tadi memanaskan mobilnya. Caca memang di beri fasilitas seperti mobil oleh ayahnya agar bisa berangkat kuliah dan tidak merepotkan siapa-siapa.
Mereka berdua sudah di dalam mobil. Membicarakan hal yang tidak jelas.
"Mau meet and greet sama siapa kak?""Itu loh si bang Raditya Dika, bukunya ada yang baru keluar" Altha hanya mengangguk saja.
Mereka sekarang hanya menunggu 10 menit untuk bertemu dengan Raditya Dika.
Banyak fans-fansnya yang datang. Hingga tempat menjadi sempit. Altha tidak suka dengan tempat sempit seperti ini."Kak, Altha keluar deh. Aku ke sebelah aja di cafe, nanti kalau kakak udah selesai telpon aku aja"
"Iya udah tapi jangan kemana-mana"
Altha langsung keluar dari toko buku tersebut. Akhirnya dia bisa bernafas juga.Altha menghampiri cafe itu. Memesan minuman favoritnya lemon tea.
Altha hanya ditemani hp nya. Jika tadi dia tidak membawa hp mungkin sekarang dia berdiam diri.Altha melihat sosok pria yang sepertinya ia kenali. Tapi di sebelah pria itu ada seorang cewek cantik dengan dress hitam. Altha ingin memastikan siapa pria itu. Dia mengambil hp nya lalu menelpon pacarnya. Dia melihat pria itu sedang ada panggilan. Lalu panggilan dari Altha di reject oleh pacarnya dan si pria itu juga mereject telponnya itu. Altha semakin penasaran. Apakah itu benar-benar pacarnya yang selama ini dia percaya? Atau hanya halusinasi saja? Altha mencoba berkali-kali menelpon pacarnya. Dan orang itu juga mendapat sebuah panggilan di waktu yang sama saat Altha sedang menelpon.
Altha langsung menghampiri pria itu. Dia terkejut apa yang sedang dia lihat sekarang. Altha mengambil minuman yang ada di meja lalu membuangnya ke muka RAYHAN!
Ya itu nama pacar Altha selama ini. Orang yang ia percaya bisa menjaga hubungan mereka."Altha" Rayhan sangat kaget dengan kehadiran Altha disini.
"Kenapa? Kaget? Seharusnya aku yang kaget lihat kamu sama ini cewek. Kita sekarang PUTUS!!!" Altha langsung beranjak dari cafe itu. Air matanya mengalir di pipinya. Rayhan masih mengejar Altha hingga keluar cafe. Rayhan langsung menahan Altha.
"Apa lagi mau kamu? Hah!!" Altha mencoba melepaskan tangan Rayhan dari lengannya.
"Dengerin aku dulu Al, aku mohon"Yayy selesai deh wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Altha
Teen FictionKita memang bertemu secara tidak sengaja. Tapi aku lebih bersyukur jika aku tidak mengenalmu sejauh ini. Aku ingin kembali seperti awal yang tidak pernah ada rasa sakit. Kita kembali menjadi orang asing yang tidak kenal satu sama lain.