---------------
Apakah tidak ada hal lain selain menyakiti hati perempuan?-------------------------------
Altha mencoba menghapus air matanya yang terus mengalir. Pikiran Altha sudah kacau sekarang.
"Eh lo siapa? Gue pacarnya Rayhan" tiba-tiba si cewek itu menghampiri Altha dan Rayhan. Memberi sebuah pernyataan yang membuat hati Altha cukup teriris.
Altha langsung mendaratkan sebuah tamparan keras di pipi Rayhan. Tak menyangka jika orang yang ia percaya dua tahun ini sudah membohonginya.
Altha sangat lemah di situasi ini. Ia tak bisa menghentikan air matanya sendiri. Hatinya masih terasa begitu sakit."Oh gue? Gue bukan siapa-siapanya dia kok" Altha melirik sinis Rayhan.
Altha langsung pergi dari mall itu. Entah langkah kakinya akan membawanya kemana. Altha segera mengambil hp di tas. Untuk mengabari kakaknya bahwa ia sudah pulang dari tadi."Kenapa harus lowbat sih?" Hp Altha sudah mati dan ia tidak tau harus mengabari kakaknya dengan cara apa. Dia tidak akan kembali ke mall itu dengan keadaan seperti ini.
Altha berbaring di atas kasurnya. Menunggu kedatangan kakaknya. Ia tahu bahwa kakaknya sekarang pasti sangat cemas dan marah. Tak lama ada seorang wanita memasuki kamarnya.
"Tadi kan kakak bilang jangan kemana-mana. Untung aja tadi kakak telpon bunda dulu. Lagian kenapa kamu gak telpon kakak dulu kalau mau jalan-jalan?" Caca mencoba tidak marah dengan adiknya. Mencoba setenang mungkin.
Altha langsung memeluk kakaknya. Dia menangis sejadi-jadinya. Keluarga Altha memang tau bahwa Altha punya hubungan dengan Rayhan. Tapi apa yang akan terjadi jika mereka semua tau bahwa Rayhan seperti itu? Apakah Altha akan dilarang pacaran dulu untuk fokus dengan sekolahnya? Entah lah.
"Maaf kak, hp aku mati." Altha menunduk, tidak berani menatap kakaknya.
"Kamu kenapa? Sini duduk" Caca langsung duduk di sebelah Altha.
Altha bercerita panjang lebar dengan Caca.
Caca sangat mengerti dengan kondisi Altha seperti ini. Dia memaafkan adiknya.
"Ya udah kamu sekarang tidur. Ini juga udah malam" Caca langsung pergi meninggalkan Altha di kamarnya.*****
Setelah kejadian kemaren malam, Altha lebih banyak menyendiri dari pada pada berkumpul dengan teman-temannya.
Memang sudah tidak ada yang harus disesali olehnya. Tetapi kenapa dia harus menerima kenyataan sepahit ini? Cukup berat untuk menerima semuanya."Sell.." Panggil Nanda sambil berbisik.
Sella hanya menganggukan kepalanya saja.
"Altha kenapa sih?" Sella hanya menggelengkan kepalanya. Entah dia juga tidak tau apa yang terjadi dengan Altha.ketika guru sejarah datang, Altha langsung pergi ijin ke toilet. Sella dan Nanda melihat langkah Altha keluar dari kelas. Mereka heran kenapa Altha tidak meminta salah satu dari mereka untuk menemaninya ke toilet? Entahlah.
Langkah Altha tidak menuju toilet, melainkan menuju rooftop sekolah. Entah angin atau makhluk lain yang membawa Altha ke rooftop sekolah.
Dia duduk menikmati angin pagi bersama sinar matahari. Menikmati suasana kota Jakarta di pagi hari sambil mendengarkan lagu. Memejamkan matanya, mencoba menghilangkan semua masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altha
Teen FictionKita memang bertemu secara tidak sengaja. Tapi aku lebih bersyukur jika aku tidak mengenalmu sejauh ini. Aku ingin kembali seperti awal yang tidak pernah ada rasa sakit. Kita kembali menjadi orang asing yang tidak kenal satu sama lain.