bagian satu.

2.8K 179 6
                                    

***

"Ya saya bersedia."

Lewat 17 jam, setelah Irene dan Sehun mengucap janji sakral yang akan membolak-balikkan takdir mereka kelak.

Ah bukan.

Ini bukanlah hal yang diinginkan keduanya. Melainkan kedua orang tua kedua insan itu yang sibuk menentukan takdir anaknya. Yah, keluarga orang kaya memiliki cara tersendiri membangun relasi antar perusahaan. Cara sederhananya adalah menggunakan anak mereka.

Irene dan Sehun. Kedua anak ningrat ini, yang dijadikan umpan mengatasi hal sederhana berkaitan dengan masa depan perusahaan.

Entah keburuntungan darimana, namun mereka adalah anak yang patuh kepada kedua orang tuanya. Bahkan Sehun mensetujuinya dengan mengucapkan,

"Jika memang Irene jodohku, kenapa aku harus menolaknya ayah? Aku akan menerimanya."

Yang kalimat ini juga dengan mudah membuat Irene percaya, bahwa Sehun memang orang yang baik.

Pernikahan mereka berlangsung sakral kemarin, pukul 9 pagi hingga malamnya diadakan resepsi langsung, dengan banyaknya undangan yang hadir. Dan Sehun serta Irene baru bisa menginjakkan kaki diapartemen baru mereka pada pukul satu pagi. Yang hal ini membuat keduanya kelelahan, hingga sekarang masih betah bergumul dengan selimut yang membungkus tubuh mereka.

Tring.

Bunyi jam beker di nakas sebelah tempat tidur cukup ampuh membuat Irene terusik. Tangannya berusaha menggapai jam kecil itu, namun sialnya jam itu harus jatuh and see! Berkat kecerobohan nya yang timbul sejak kecil itu, membuat jam beker harus pecah menjadi beberapa bagian. Ya, pagi yang sial bagi Irene yang sudah bukan seorang single lagi, bahkan belum lewat satu hari ia menjadi istri Oh Sehun tapi kenapa hal ini menimpanya?

Tanpa suara, Irene turun dari kasur. Mulut nya tak acap selalu menggerutu tak jelas.

"Sial. Sial. Sial."

Tangannya dengan cekatan membersihkan kekacauan yang telah dibuatnya. Mengambil serpihan-serpihan jam yang malang itu. Irene sungguh ingat, bagaimana sang ibu dengan repot memilihkan ini dan itu untuk kebutuhan rumahnya. Dan kini, dia merusaknya.

"Sial." Menggerutu lagi. Sambil terus mengacak rambut hitam bergelombangnya.

Tak lelah mengucap kata itu, dengan kesal Irene menggebrak kasur sambil berteriak, "SIAL!" membuat seseorang yang masih berada dikasur itu terduduk dengan reflek.

"Rene?" Gumamnya masih dengan suara serak, khas bangun tidur.

"Ops, maaf Hun. Kau pasti terkejut." Irene cengengesan tak jelas sambil menyembunyikan pecahan jam beker dibalik punggungnya.

"Ada apa?" Sehun bertanya masih tetap dalam mode tidur, membuat Irene menahan tawa tak keruan.

"Tidak ada. Sekarang kau bisa kembali tidur. Aku mandi dulu." Ujar Irene, sambil sesekali membenahkan posisi tangan yang ada dibelakang punggung.

Sehun hanya mengangguk dan kembali menjatuhkan tubuh pada kasur empuk yang ada di kamar mereka.

Irene terkekeh kecil. Berjalan pelan keluar kamar dengan mengendap, berharap derap langkahnya tak mengusik sang suami.

***

Sedari tadi Irene sibuk didapur membuat menu untuk sarapan pertama mereka. Berbekal resep yang ada di smartphonenya, Irene telaten membuat makanan yang bahkan sangat mudah jika dipikir-pikir.

Nasi goreng keju.

Klasik.

Tapi sebenarnya merupakan salah satu menu yang cocok untuk sarapan.

LUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang