Chapter 2 - Siapa Lita?

56 11 1
                                    

Dhania Alia anak perempuan berasal dari suku asli Jawa, tinggal di Jakarta, saat itu ia sehabis meminum segelas teh panasnya di pagi hari, ia pun bergegas mandi dan sarapan

"Bu.. Handuk ku mana?" tanya Dhania sembari memanggil Ibu nya
"Kamu kemarin simpan dimana? Tuhkan lupa lagi" sahut Ibu sembari menertawai Dhania di dalam hati dengan mulut agak nyengir
"dimana? Aahh lupaa, ayo dong ingatt, oh iya, di lemari kamar kakak" balas Dhania kepada Ibunya
"ya udah, ambil sana" balas Ibu

Setelah Dhania mengambil handuk, ia bergegas mandi, 20 menit ia mandi dengan rambut yang dibasahi, ia menuju meja makan setelah mengganti bajunya

"sarapan apa nih Bu? Lauk nya apa?" tanya Dhania sembari membuka tudung saji
"ini ada mie, nasi goreng, telur dadar, sambel tomat, udah itu aja. Makan seadanya" sahut Ibu sambil tersenyum mungil kepada Dhania
"oke Bu, sip"

Hanya 5 menit Dhania makan, setelah itu ia menuju kamarnya dan memakai baju seragam sekolah putih abunya

"Bu.. Aku pergi dulu, Assalamualaikum Bu..." sahut Dhania sambil memasang sepatunya sambil berjalan
"Waalaikumsalam.." balas Mamanya yang bernama Nazwa

Dhania bersekolah di SMA Elang, itu adalah sekolah yang paling bagus di kota Jakarta, hanya nim tertinggi yang bisa masuk, nim Dhania adalah 35,50 cukup tinggi untuk masuk ke SMA itu

Disekolah Dhania hanya anak biasa dan gak populer-populer amat.. Tetapi ia sangat cantik di kelasnya, saat masuk SMA dulu, banyak abang kelas dan sepantarannya, menembak dia langsung dengan empat mata terarah lurus, tetapi semuanya Dhania tolak karena ia masih malas untuk menjalani hubungan

"Dhan.. Sini bentar deh" sahut Oxana teman sekelas Dhania
"Apaan?" balas Dhania
"sini bentar.. Bantu angkatin baskom air nih" sahut Oxana dengan muka agak masam kepada Dhania karena Dhania jalannya lama amat
"ya, sini"

Kringg!
Bel masuk berbunyi, hari ini adalah hari senin, jam pelajaran sangat awal tetapi pulangnya agak lama, dan hari ini tidak upacara.
Dhania sangat pandai dikelas, ia sangat kreatif untuk menata ruang kelas, tetapi ia tidak eassy going, ia tidak menonjolkan diri, sehingga ia hanya mempunyai teman dikelas, tidak di kelas lain

"Dhan, lu tau gak ini caranya gimana?" sahut Romel
"tau, cari aja dibuku, ada kok caranya" balas Dhania dengan muka setengah dingin
"ah kamvret lu" sahut Romel

Kring! 3x
Waktu tanda istirahat, Dhania kekantin hanya dengan Nabila, itulah temannya sekaligus sahabatnya yang baik dikelas
"Dhan, mau pesen apa? Aku pesenin ya?" sahut Nabila
"Es teh aja" balas Dhania
"oke"

Mereka menghabiskan jajanan mereka di tangga sekolah, setelah habis mereka berjalan ke kelas untuk mencatat tugas IPA yang sudah tertera dipapan tulis putih mulus itu

"Aku ngerjain tugas dulu ya, kalau kau minta bantuan, panggil aja aku" sahut Dhania kepada Nabila
"oke"

Waktu demi waktu berlalu, tiba jam pulang, sebelum itu Dhania mengumpulkan tugas IPA nya dengan Ketua kelas XIB, Fadilla
"Ini udah semua belum?" tanya Fadilla ke teman-temannya
"Sudah!" balas mereka dengan serempak

Seperti biasa, Dhania pulang sekolah berjalan kaki, karena jarak sekolah dan rumahnya agak dekat

"Assalamualaikum Bu" sahut Dhania sembari membuka pintu
"Waalaikumsalam sayang" balas Mamanya sembari ke dapur untuk mempersiapkan makan siang Dhania

Dhania mengambil HP Samsung nya, ia menghidupkan data seluler, dan banyak sekali notif masuk dari BBM. Semua BBM dari chat teman SMP dan SD nya, juga ada dari undangan BBM, Dhania membuka undangan dan bertulis
Anton Saputra
Saya ingin mengajak Anda...

Talk To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang