Chapter 7

12 0 0
                                    

" ya.. Semoga kamu bisa menentang nenek-mu, tapi kurasa jangan, kamu menentang orang tua, kamu bakal dapat dosa kan?" tanya Dhania dengan pandang lemas

"ya.. Aku gak nentang kayak ngelawan gitu, aku nentangnya baik-baik"

"terserah kamu deh"

Beberapa menit keheningan, terpecahkan oleh suara Anton

"Dhan, kalau aku pindah ke Sekolah kamu, gimana?" sontak, Dhania membulatkan matanya, menatap tak percaya

"jangan bercanda ih!"

"aku beneran, nanti aku bilang sama mamaku, pasti dia setuju kok"

Dhania masih menatap Anton dengan heran, demi cinta, ia rela pindah sekolah dengan seenaknya?

"tapi An.."

"udah diem, kalau kita satu sekolah kan, kita bisa pergi pulang bareng, kekantin bareng, dan bisa ngeliat aktivitas satu sama lain" Anton tersenyum lembut

"aduh ni anak! Senyumnya gak nahan sumpah!"

***

( chat yg tebel itu dari Dhania, yg tipis biasa itu dari Anton)

"Ping!!!"

"iya?"

"hari ini aku ngurus surat pindah, dan lusa kita udah bisa sekolah bareng:)"

"kamu beneran pindah An?"


"beneran lah Dhan.. Gak mungkin aku ngebohongin kamu"

Deg! Jantung Dhania berdetak keras, gimana ya jika ia melihat Anton disekolah nanti? Eh.

"ya.. Terserah kamu deh:v aku juga gak tau harus ngapain"

"oke, mine"
[read]

Dhania meloncat kegirangan, tak akan ada lagi galau disekolah dan rasa bosan yg melanda. Rezeki

***

Anton menatap gedung bertingkat 3 itu dihadapannya, tepatnya di Sekolah nya Dhania, berharap ia bisa masuk sekolah ini

Terlihat mamanya sedang mengurus suratnya dengan kepala sekolah yg diketahui bernama Yudhi

Sebenarnya mama Anton hanya tau bahwa Anton bosan bersekolah disekolah lamanya, bukan karena pacarnya. Jika mamanya tau kalau Anton punya pacar selain jodohnya itu, akan ada singa bercampur api dirumah mereka.

Mamanya keluar dari ruang KepSek, tersenyum ramah memandang Anton

"kau diterima disini"

"yeah.." balas Anton dengan nada girang

"makasih mom" timpal Anton.

Dirumah, Anton sangat senang, dan dia memulai kebiasaannya saat sedang senang, yaitu bernyanyi menggunakan gitar miliknya

Subhanaullah*-* -Author

Dengan girang, Anton melupakan waktu dan segalanya, akhirnya ia menyadari sesuatu, berita ini harus diberitahu ke Dhania.

Talk To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang