chapter 6

19 1 2
                                    

"tapi, sekarang mama pasti khawatir, aku takut dia sakit" sahut Dhania

"maafin aku Dhan, aku juga gak bisa nyembunyiin masalah dari mama kamu, ujung-ujungnya nanti juga dia pasti tahu Dhan"

Mereka berdua terdiam, obsidian biru Destri melotot tajam ke arah Dhania, karna ia tak kuasa melihat tubuh Dhania yg tak bergerak dikasur itu

"Dhan, permisi"

Destri berlari keluar, meninggalkan Dhania sebentar dan menyandarkan kepala ke tiang rumah sakit itu

"semuanya salah aku? Ya"
"jika aku lebih hati-hati, tidak akan seperti ini"
"semua keceriaan kandas"
"ini salahku, tidak bisa menjaga sahabatku dengan baik"
"INI SALAHKU!"

Tanpa Destri sadari, orang-orang yg berada di Rumah Sakit itu pun menoleh kepadanya, tetapi mereka langsung mengabaikan, lantaran tidak mengerti bahasa Indonesia

Destri masih bersandar ditiang itu, melihat jam, sudah jam 5 sore, dan.. 2 hari lagi mereka harus pulang, tetapi kondisi Dhania seperti ini

"aku dan Dhania harus sekolah, tapi saat pulang.. aku sekolah, dan Dhania masih terbujur kaku dirumah" Destri meringis, menjatuhkan air mata lalu mengusapnya dengan lengan bajunya. Destri pun menghirup nafas dalam-dalam dan menepikan rambutnya kebelakang

Destri kembali ke ruang Dhania, ia bertemu dengan suster yg memberi makan kepada Dhania. Dhania tampak mengerutkan alis, mendongak, sepertinya ia tak tahu bahasa suster itu

Destri langsung mengambil makanannya dengan sopan, dan menginstruksikan suster untuk keluar agar dia dan Dhania saja yg berada didalam ruang

"ayo makan"

"hm.. Gak lapar"

"kamu sakit! Cepat makan"

"kerongkongan ku sakit.."

Sontak, obsidian biru Destri melotot lagi dan mengeluarkan air mata, segitunya kah Dhania kesakitan? Destri langsung menggenggam tangan Dhania erat-erat

"Dhan, maafin aku, karna aku, kamu jadi begini"

"gak papa, semua sudah takdir kok"

Destri memeluk Dhania erat, menangis, tampak Dhania tidak bisa memeluknya erat karna tangannya yg terkulai lemah

Beberapa menit kemudian, dokter datang ingin menemui Destri, dan menjelaskan kondisi Dhania

[b. Indonesia]

"Destri, saya mohon, ikut saya sebentar"

"Dhan, aku tinggal bentar ya"

"iya" balas Dhania dengan senyum manisnya

***
"iya dok? Ada apa?"

"saya ingin memberitahukan kondisi Dhania sekarang. Ia terbujur lemah daritadi, tetapi 2 hari kemudian dia akan bisa berjalan seperti biasanya"

Destri memejamkan matanya, bersyukur Dhania akan pulih dengan cepat

"tetapi..."

Destri melonjakkan mata, menatap lekat kepada dokter itu

"tapi apa dok?"

"tetapi setelah kecelakaan itu, Dhania terkena otak lumpuh sementara, akibat benturan yg keras"

Destri menutup mulutnya dengan tangannya, tak tahu harus berbuat apa

"kondisi ini disebabkan karena saraf-saraf di otak besar mengalami cedera"

"dok, apakah Dhania bisa sembuh?"

"bisa, ini hanya sementara"

Destri memejamkan matanya lagi, membuat obsidian birunya tak terlihat

Talk To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang