"Kak Dylon???"
"Iya, saya yang berperan sebagai pangerannya, dan kamu berperan sebagai apa?"
Dylon adalah salah satu siswa paling berbakat di kelas XI A IPA. Saat pertama kali Halley melihat Dylon, hatinya berdegup sangat kencang sejak saat itulah perasaan. Halley mulai tumbuh selain ganteng, pintar, baik dan juga sopan. Kak Dylon juga berasal dari keturunan jepang.
"Owh, saya berperan sebagai putri"
"Oh gitu, baguslah. Oke oke saya kesana dulu sebentar ya!!"
"Iya, silahkan"
Pada awalnya Halley emang gak percaya kalau kak Dylon yang bakal jadi pangerannya
"Hah!!! Beneran nih?"
Bisik Brian ke Halley."Ishh, udah lah biarin aja"
"Hmm, kamu suka ya sama kak Dylon?"
"Shutt, udah ah"
"Tuh kan!! Pasti kamu suk...."
Ucapan Brian terpotong karena teriak pedas Mr.Gonez"Hey!!! Kalian semua!! Latihan yang benar jangan banyak bercanda dan jangan sampai kalian memper-malukan sekolah ini saat lomba nanti!! Terutama kamu Brian!!!"
Teriak Mr.Gonez, lalu ia pun pergi kelantai atas.Mengetahui namanya disebut-sebut oleh Mr.Gonez, Brian pun langsung ceplas ceplos.
"Dasar Si Tutak Nan Pedas, makin lama makin puewedas aja tuh orang, ngeseliin!! Ih!!
"Astaga! Udah lah biarin aja maklum Mr.Gonez kan emang gitu"
Jelas Halley."Percuma di maklumin tau gak? Padahal kan aku gak ngapa-ngapain!!"
"Yaudahlah, cuek aja. Enjoy, gak usah dimasukkin kehati, ntar bisa stres loh"
"Liat aja!!! Kalau sudah waktunya aku janji bakal maketin Mr.Gonez lewat JNE kilat, biar langsung dikirim ke neraka, gak papa deh!! Kalau JNE yang kilat itu mahal. Yang penting Si Tutak Nan Pedas itu sudah tidak ada lagi disini"
"Brian ide kamu mantep banget tuh!!! Gak nyangka kamu sehebat ini, tapi terserah kamu aja deh, ntar bakal aku support kok"
"Thanks yah, support nya"
"Sip deh!!!"
Jawab Halley yang sedang menahan tawa karena sikap Brian yang konyol.Akhirnya pun mereka semua bersiap untuk segera latihan bersama, saat latihan berlangsung Halley sempat terlihat gugup dan kurang percaya diri. Sering kali ia melakukan beberapa kesalahan ucapan disetiap baris naskahnya.
Tapi, berkat semangat Mr.Jordy yang baik hati dan juga Brian sahabatnya, Halley pun mula berusaha untuk bersungguh-sungguh dalam latihan nya tersebut. Demi membanggakan sekolahnya itu.Tidak terasa kami sudah meng-habiskan waktu untuk latihan teater selama 3 jam lamanya, Mr.Jordy pun langsung memanggil kami semua dan kemudian mengakhiri latihan nya untuk dilanjutkan esok hari.
"Baik semuanya! Latihan hari ini sampai disini dulu, kita akan lanjutkan kembali besok, terima kasih"
Halley dan Brian pun keluar ruangan bersama, untuk segera kembali keruang kelas. Saat mereka berdua sedang berjalan di koridor, tiba-tiba kak Dylon datang menghampiri mereka berdua.
"Tunggu sebentar!! Nama kamu? Halley kan? Halley Anartha?"
"Hmm.. Iya benar, emang ada apa kak?"
"Owh ngak, saya cuma mastiin nama kamu doang benar atau gak. Yaudah saya duluan ya, eh satu lagi! Latihan kamu tadi keren"
Halley terdiam beberapa saat, setelah mendengar ucapan kak Dylon barusan......
"Mimpi apa coba semalam, kok nyatanya kaya gini" batin Halley berkata.
Dan tiba tiba Brian menepuk pundak Halley dan membuatnya tetkejut.
"Woy!!!" Teriak Brian.
"Ihh...... Kaget tau gak!!! Kalo aku serangan jantung gimana?"
"Kan tinggal dibawa kerumah-sakit, masa kehutan sih"
"Enak aja kehutan, emang kamu kira aku binatang apa!!! Yang ada aku tambah serangan jantung liat harimau, singa, ular, dan apakah itu yang mengerikan. Ihh"
"Habisnya kamu sih, ngelamun lama banget, mikirin apa sih"
"Lupain ajalah, ayo ke kelas dulu ngambil tas, katanya mau ke Starbucks"
"Iya deh iya, sorry ya tadi aku gak sengaja ngagetin kamu"
"Iya gak papa kok, ooiya ntar ajak Diana sama Arf sekalian biar tambah seru!!"
"Siap bosss"
Lalu mereka berempat pun pulang bersama dan sebelumnya mereka juga sempat bersantai sejenak di Starbucks, yaitu salah satu tempat tongkrongan favorit mereka dari dulu sampai sekarang.
Terus terang saja, mereka sangat betah jika disana berlama-lama. Tanpa adanya satu kata bosan pun yang terucap karena terlalu hanyut dalam kebersamaan.
TBC....
.
.
.
.
.
Terima kasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca!!!
Jangan lupa votenya ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Intelligibillity Life
RomanceProlog : Kesedihan kembali menyelimuti raut wajah Halley Anartha. Meskipun begitu Halley tidak pernah merasa putus asa di setiap detik perjalanan hidupnya. Akankah seseorang datang dalam kehidupannya dan memberikan harapan untuknya. Apakah...