Dia

4.6K 315 0
                                    

"Tidak kusangka kita akan bertemu lagi." ucap Sasuke.

Hinata sebisa mungkin menahan rona di wajahnya. Tangan mungilnya menggenggam pembatas balkon restoran bintang lima ini. Hinata sama sekali tak berniat menjawab perkataan Sasuke. Ralat. Ia tak tau harus menjawab apa.

Hening.
Hinata menatap beberapa mobil yang terparkir di bawah. Sedangkan Sasuke menerawang jauh ke langit.

"Kau tau? Lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk merubah seseorang." ucap Sasuke memecah keheningan.

Hinata memberanikan diri menatap Sasuke yang masih menerawang jauh. Entah kenapa Hinata tertarik mengikuti arah pandang Sasuke.

"Kau masih menyukaiku?"
Entah kenapa pertanyaan itu begitu saja lolos dari bibir mungil Hinata. Hinata sendiri sempat terkejut dengan apa yang diucapkannya. Kepalanya kembali menunduk dalam-dalam.

"Angkat kepalamu, seorang Uchiha tidak boleh menurunkan pandangannya." ucap Sasuke seakan mengabaikan pertanyaan Hinata.

Wajah Hinata semakin merona. Ia tidaklah bodoh untuk menyadari bahwa Sasuke baru saja mengakuinya sebagai seorang Uchiha. Apa ini artinya ia masih menyukaiku? batin Hinata.

"Kalau kau berfikir aku masih menyukaimu, maka kau benar." ucap Sasuke.

Hinata beralih menatap Sasuke, namun Sasuke tidak balas menatapnnya. Sejenak Hinata merasa bersalah. Ia beralih menatap langit.

"Tapi.. Aku..."

"Kau masih mencintai pria Sabaku itu?" terka Sasuke.

"I-iya. Kau tau, cinta bukanlah hal yang mudah berubah begitu saja." lirih Hinata.

Sasuke tersenyum miring.
"Kau lupa? Aku mengalaminya, mana mungkin aku tidak tau." ujar Sasuke.

Hinata terkekeh pelan.
"Benar juga, maaf aku tidak bisa mencintaimu."

"Belum. Jangan pernah bilang tidak bisa, kau hanya belum mencintaiku." sergah Sasuke sambil menatap Hinata.

Hinata beralih menatap Sasuke. Seketika tatapan mereka bertemu. Sasuke dapat merasakan darahnya berdesir ke seluruh tubuhnya. Jantungnya memompa begigu cepat. Namun sayang perasaan ini hanya ia yang merasakannya.

Segera Hinata mengalihkan pandangannya. Sasuke tersenyum miris. Rasanya seperti mimpi. Ia bisa bertemu dengan gadis yang berhasil mencuri segalanya darinya setelah lima tahun tidak pernah bertemu karena Hinata memutuskan kuliah di Amsterdam.

"Kudengar kau menjadi seorang penulis." gumam Sasuke mengalihkan pembicaraan.

"Um..Iya."

"Seperti yang kau impikan." ucap Sasuke. "Kalau kau tidak menginginkan perjodohan ini, jangan paksakan dirimu." sambungnya.

"Aku tidak punya pilihan. Sebagai anak yang berbakti, aku ingin menepati janji ibuku." ujar Hinata pasrah.

Sasuke tau, Hinata terpaksa harus menikah dengannya. Sebenarnya ia senang-senang saja menikah dengan Hinata, bagaimanapum Hinata adalah gadis yang ia cintai sejak dulu. Tapi melihat Hinata yang menikah karena terpaksa membuatnya merasa begitu lemah.

Disatu sisi ia tidak ingin gadis yang dicintainya bersedih, tapi disisi lain ia tak bisa menolak perjodohan ini. Yang ia bisa hanya diam dan mengikuti kemana arus takdir akan membawanya.

[~Our Marriage Life~]

"Karena kalian sudah setuju, jadi tidak ada yang perlu ditunda lagi kan?" tanya Hiashi.

"Lagipula kalian juga sudah saling kenal." timpal Fugaku.

"Itu artinya pernikahan akan diadakan minggu depan." ucap Mikoto dengan girangnya.

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang