New Life

4.9K 325 2
                                    

Hinata menatap pantulan dirinya di cermin. Saat ini ia benar-benar gelisah. Bagaimana tidak? Malam ini adalah malam pengantinnya. Meskipun ia tidak mencintai Sasuke, tetap saja hak Sasuke haruslah ia penuhi.

Entah sudah berapa menit ia berdiam diri di kamar mandi kamar Sasuke. Ya, kamar pengantin yang sudah Mikoto siapkan adalah kamar Sasuke di mansion Uchiha. Entah apa yang Sasuke lakukan sambil menunggunya keluar dari kamar mandi.

Tok Tok Tok

"Hinata apa kau tertidur?" teriak Sasuke dari luar.

"Ano.. E-eto... Aku sedang mengeringkan rambutku, Sasuke-kun." dustanya.

"Lama sekali, cepatlah keluar."

"Ha'i."

Hinata kembali menghela nafas. Ia menatap tubuhnya sendiri. Sebuah gaun tidur tipis yang dibelikan Mikoto dan katanya harus ia pakai saat malam pengantin. Hinata tidak yakin akan muncul dihadapan Sasuke dengan pakaian seperti itu.

Setelah mengatur nafasnya, ia menyentuh kenop pintu dan memutarnya. Semerbak aroma mawar menyeruak ke penciumannya. Itulah kehebatan seorang Mikoto, kamar Sasuke disulapnya menjadi bernuansa putih dan penuh dengan kelopak bunga mawar. Sangat bertolak belakang dengan karakter Sasuke.

Irisnya menangkap sosok suaminya yang terbaring di tepi ranjang dengan kaki yang menjuntai ke lantai. Kelopak bunga yang semula tersusun rapi kini terlihat sedikit berantakan.

Hinata melangkahkan kakinya mendekati Sasuke.

Apa dia sudah tidur?

Hinata dapat menangkap mata Sasuke yang terpejam.

"Sasuke-kun." lirih Hinata sambil mendudukan dirinya di samping Sasuke.

"Hn?" sahut Sasuke dengan mata yang masih terpejam.

Ah..ternyata dia belum tidur.

"Ano..."

"Ada apa?"

Sasuke menegakkan tubuhnya dan membuka matanya. Seketika iris kelamnya membola mendapati Hinata duduk di sampingnya dengan gaun tipis yang melekat ditubuhnya.

Bitch please! Sasuke hanyalah pria normal yang memiliki nafsu. Apalagi jika dihadapkan dengan gadis manis seperti Hinata yang seolah mengundang untuk menerkamnya.

"Kau memakai pakaian yang salah,  Hinata." desis Sasuke.

Selanjutnya ia mendorong tubuh Hinata hingga telentang. Hinata yang terkejut sontak menggenggam lengan Sasuke. Sasuke dapat memcium aroma lavender yang menyeruak dari tubuh Hinata.

Sebuah ciuman Sasuke daratkan di bibir ranum Hinata. Sasuke dapat merasakan ada sesuatu yang berbeda dari Hinata. Segera ia menjauhkan wajahnya untuk menatap Hinata. Benar saja, Hinata menutup rapat kedua matanya dan bibirnya.

Otak jenius Sasuke dapat menyimpulkan satu hal. Hinata belum siap.

Sasuke menjatuhkan dirinya di samping Hinata. Merasa beban diatas tubuhnya menghilang, Hinata membuka matanya perlahan. Ia menoleh ke samping dan mendapati Sasuke terlentang disana.

"Kalau kau belum siap, jangan paksakan dirimu. Aku tak ingin membuatmu tertekan." gumam Sasuke. "Tidurlah, besok pagi kita akan pindah ke apartemenku." sambungnya seraya beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi.

Hinata hanya menatap suaminya itu dalam diam. Terbesit rasa bersalah dalam hatinya karena tidak bisa memenuhi hak Sasuke yang telah resmi menjadi suaminya.

Hinata memejamkan matanya. Pikirannya menerawang jauh ke masa remajanya.

"Nee, Hinata-chan. Mau kah kau menjadi kekasihku?"
Hinata menutup mulutnya karena terkejut. Bagaimana tidak, kini sosok yang ia sukai sejak dulu sedang bersujud dihadapannya sambil menggenggam tangannya.
"A-aku... A-ku m-mau, Gaara-kun."
Jawaban Hinata sontak menimbulkan seruan dari beberapa siswa yang melihat kejadian itu.

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang