Believe

5.8K 368 19
                                    

Pagi ini cuaca begitu dingin di konoha. Membuat gravitasi di kasur begitu kuat menarik orang-orang agar tetap meringsuk dengan selimut tebal yang menjamin kehangatan mereka. Memilih melanjutkan bermimpi ketimbang bangun dan meraih mimpi.

Namun Sasuke bukanlah termasuk kedalam kategori orang seperti itu. Terbukti kini ia sudah benar-benar terjaga dari tidurnya. Hanya saja ia lebih memilih tetap berbaring di kasur. Bukannya ia malas beranjak atau apa, tapi hal ini sudah menjadi kebiasaannya sejak kemarin.

Bangun di pagi hari dan mendapati sosok orang yang dicintai sedang tertidur dengan nyenyak di sampingnya, bukankah itu momen yang tidak boleh terlewatkan? Jadi Sasuke lebih memilih berbaring dan menatap wajah teduh Hinata yang begitu tenang ketika terlelap.

Sasuke benar-benar beruntung bisa menikahi Hinata yang ia cintai sejak masa SMU. Ah, tidak. Jauh sebelum itu Sasuke sudah jatuh hati pada sosok Hinata yang begitu cantik dan lembut.

Tiba-tiba Hinata menggeliat pelan dan sontak Sasuke tersadar dari lamunannya. Sasuke tersenyum tipis saat melihat Hinata mengerjap pelan. Perlahan iris bulan milik Hinata terbuka lebar.

Hinata tersenyum tipis saat mendapati Sasuke yang menatapnya dengan senyuman terpatri di wajahnya. Pemandangan ini sudah Sasuke suguhkan sejak kemarin dan mungkin akan Hinata dapatkan setiap hari.

"Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Hinata tanpa merubah posisinya yang masih berbaring menghadap Sasuke.

"Cukup lama." jawab Sasuke singkat.

"Kenapa tidak membangunkanku?"

"Dan melewatkan momen melihat wajah konyolmu saat tertidur?" goda Sasuke. Hinata mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kau kejam sekali, Sasuke-kun." rengek Hinata. Sasuke terkekeh melihat ekspresi Hinata yang begitu imut menurutnya.

"Kalau kau seperti itu, bibirmu semakin terlihat menggoda."

"Kau ini, dasar Sasuke mesum."

Segera Hinata bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi. Dari pada harus sarapan godaan dari Sasuke lebih baik ia segera mandi saja. Sasuke hanya terkikik geli sambil terus menatap punggung sang istri yang menghilang di balik pintu kamar mandi.

[~Our Marriage Life~]

Satu lagi kegiatan yang menjadi kebiasaan baru bagi Sasuke sejak ia menikahi Hinata dua hari yang lalu, yaitu duduk di bar dapur dengan bertopang dagu sambil menyaksikan Hinata yang sedang memasak.

Hinata dengan cekatan mengolah bahan-bahan makanan yang kemarin sempat ia beli bersama Sasuke untuk mengisi waktu luang. Hebat sekali Sasuke yang membantu Hinata dengan tidak melakukan apapun.

Setelah cukup lama Hinata berkutat di dapur dan menjadi totonan gratis untuk Sasuke, kini keduanya sudah siap di meja makan dengan masakan Hinata yang masih dipenuhi uap mengepul.

Hinata dengan telaten mengambil nasi dan lauk untuk Sasuke dan juga untuk dirinya sendiri. Sasuke hanya terdiam melihat istrinya itu.

"Kaa-san ingin kita berkunjung nanti sore." Sasuke kini mengambil alih piringnya dari Hinata. "Apa kau keberatan?" sambungnya.

Hinata tersenyum manis. Senyum yang tanpa ia sadari mampu menggetarkan hati Sasuke. "Tentu saja tidak." jawabnya.

[~Our Marriage Life~]

"Ini adalah hadiah pernikahan kalian."

Mikoto menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat pada Hinata. Hinata menatap Sasuke yang duduk disampingnya sejenak sebelum akhirnya menerima pemberian mertuanya itu.

Our Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang