iii. camen dan camer sama saja

1.3K 162 9
                                    

"Papa sudah selesai?" Naruto bertanya pada Minato yang kini duduk bersandar di sofa. Pria berumur setengah abad itu mengangguk sambil tersenyum manis.

"Jadi, Nak," Ujar Minato pada Sasuke, "Kau datang kemari untuk melamar anakku?"

"PAPA!" Mata biru Naruto mendelik tajam. Tetapi Minato tak menghiraukan seruan anak gadisnya tersebut.

"Bukan begitu, Papa," Sekarang Naruto mendelik ke arah Sasuke. "Saya datang kemari untuk mengajak anak gadis satu-satunya yang Anda miliki berkencan. Apa Anda keberatan?"

"Tentu saja aku keberatan," jawab Minato dengan wajah serius, "jika kau tidak memakai pengaman."

"PAPA!!"

"Sshh!"

"Apa, sih, pakai sshhh segala!?"

"Kau mengganggu diskusi kami."

"Diskusi apa? Yang ada kalian itu hanya bicara omong kosong!"

"Anakku! Ini bukan omong kosong! Ini menyangkut masa depanmu! Pemuda yang ada di hadapanku ini akan melamarmu!"

"Papa! Kami masih sekolah, masa dia mau melamarku!?"

"Oh, berarti kamu ingin setelah lulus sekolah langsung menikah?"

"Bukan begitu, Pa!"

"Katanya Naruto mau tunangan dulu, Pa."

"Ah, benarkah?"

"Aku tidak mengatakan itu, sialan!"

"Bahasamu, Nak!"

"Sesukamu lah, Pa!"

"Ah, Naruto sudah tidak sabar untuk kupinang."

"Kapan aku mengatakannya, brengsek!?"

"Mungkin maksudmu, calon suami?"

"Ah, terserah!"

Pada akhirnya Naruto kembali ke kamarnya sambil menghentakkan kaki dan memasang wajah cemberut akut.

Camer dan camen sama saja. Sama-sama tidak waras.

...

Mending setiap partnya panjang tapi lama, atau pendek tapi sering?

Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang