vii. pasir dan bulan

1.7K 166 15
                                    

Sasuke.U: Yo.

Narunaru: Apa?

Sasuke.U: Di mana kau?

Narunaru: Apa urusanmu?

Sasuke.U: Aku kekasihmu, aku berhak tahu.

Narunaru: Cih.
Narunaru: Kekasih apanya?
Narunaru: Kekasihnya dilabrak kau diam saja.

Sasuke.U: Siapa yang melabrakmu?
Sasuke.U: Sakura lagi?

Narunaru: Sudah kubilang bukan urusanmu.

Sasuke.U: Aku akan bicara dengannya.

Narunaru: Tidak perlu.

Sasuke.U: Jangan membantah.

Narunaru: Aku hanya tidak ingin menambah masalah. Dia mungkin akan berpikir aku mengadu padamu.

Sasuke.U: Tidak masalah.

Narunaru: Tetapi itu masalah bagiku!
Narunaru: Mereka mungkin akan memperlakukanku semakin kasar
Narunaru: jadi jangan lakukan itu.

Sasuke.U: Baiklah. Sekarang kau ada di mana?

Narunaru: UKS.
Narunaru: Aku tidak sengaja menabrak seseorang.

Sasuke.U:  Dasar ceroboh.

Narunaru: Kalau bukan karenamu, aku tidak akan menabrak orang!

Sasuke.U: Siapa yang kau tabrak?

Narunaru: Tidak tahu.
Narunaru: Tidak kenal.

Sasuke.U: Lelaki?

Narunaru: Ya.

Sasuke.U: Tunggu.
Sasuke.U: Aku akan segera ke sana.

Narunaru: Tidak perlu!

Sasuke.U: Aku memaksa.

Narunaru: Uh.
Narunaru: Terserah.
Narunaru: Bawakan makanan. Aku belum sarapan.

Sasuke.U: Hm.

Dasar!

~~ ☆ ~~

Naruto duduk termenung di atas kasur yang tersedia di UKS. Ia menatap lelaki yang terbaring di ranjang sebelahnya. Perasaan bersalah menyelimutinya. Ia tidak mengenal lelaki itu. Tetapi jika melihat seragam yang dikenakannya, kemungkinan besar lelaki itu adalah murid baru.

Kesan pertama yang buruk. Bagus, Naruto!

Ia menjilat bibirnya yang terasa kering sembari mengutuk Sasuke dalam hati. Masih menyalahkan lelaki itu atas insiden yang diakibatkannya.

Jika mengingat beberapa menit sebelumnya, ia mungkin akan meringis atas perbuatannya sendiri. Berteriak kesetanan dan hampir pingsan.

Salahkan saja lelaki ini yang memiliki rambut merah yang membuatnya berpikir bahwa kepalanya pecah atau apalah.

Suara erangan membangun Naruto dari dunianya. Ia sedikit melompat dari kasur yang didudukinya untuk melihat keadaan lelaki yang telah ditabrakanya.

"H-hei! Apa kau baik-baik saja?" Naruto meringis mendengar pertanyannya sendiri. Bagaimana bisa lelaki itu baik-baik saja setelah ia menabraknya dengan keras?

"Aku ... di mana?"

"UKS!"

"Siapa kau?"

"Namikaze Naruto!"

"Kenapa aku ada di sini?"

"MAAF! AKU TIDAK SENGAJA MENABRAKMU!"

Lelaki itu hanya mematung, menatap Naruto yang membungkuk di sampingnya. Ia terkejut mendengar teriakan Naruto yang menggelegar.

"Maaf! Aku benar-benar tidak sengaja! Itu sebuah kecelakaan! Tolong jangan laporkan aku!"

Sekali lagi lelaki itu hanya terdiam. Melongo karena ulah Naruto yang tidak jelas.

Merasa tak ada respon, Naruto mengangkat tubuhnya perlahan. Dari sudut matanya ia memerhatikan lelaki itu.

Tampan. Matanya hijau. Lucu.

Cepat-cepat ia menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan hanya melihat wajah lelaki itu.

Aduh, kenapa jantungku berdetak kencang? Aku tidak terkena penyakit jantung, kan?

"Namaku Gaara. Sabaku Gaara. Salam kenal," lelaki itu akhirnya bersuara. Dan harus Naruto akui, ia terpanah mendengar suara lelaki itu yang dalam.

Keren!

"Masalah tadi ...,"

"Kumohon maafkan aku!" Naruto kembali membungkuk dalam sehingga punggungnya terasa sakit.

Bisa ia dengar lelaki bernama Gaara itu tertawa kecil. "Tidak masalah. Berdirilah dengan benar."

Naruto berdiri dengan cengiran lebar khasnya.

"Jadi, kau tidak akan ..."

"Oi, cebol. Ini pesananmu."

Sebuah suara memotong ucapan Naruto. Serentak, kepala berwarna merah dan kuning itu menoleh untuk melihat sebuah kepala berbentuk pantat ayam yang sedang berdiri di ambang pintu dengan dua buah roti dan sekotak susu di tangannya.

"Ah, kau!"

Kali ini Naruto tidak bisa menahan rasa terkejutnya melihat Gaara menunjuk Sasuke dengan mata melebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang