vi. bubblegum itu lengket! merah itu darah!

1.1K 127 3
                                    

Naruto berjalan menelusuri lorong sekolah dengan perasaan gelisah. Pasalnya setiap kali ia melewati siswa lain, mereka akan menatapnya dengan tatapan aneh. Itu membuatnya tidak nyaman.

Otaknya mengatakan ini adalah ulah Sasuke. Terakhir kali ia mendapat tatapan seperti itu adalah saat ia tak sengaja berciuman dengan pemuda itu.

Oh, tolong jangan ingatkan ia pada momen menjijikkan itu.

Kalau mengingat saat itu, ia akan dilabrak oleh tiga perempuan nyentrik. Mungkin kalau ia memilih untuk datang lebih siang, ia tidak akan--

"Hey, kau!"

-- bertemu dengan mereka.

Langkah Naruto semakin cepat untuk menghindari orang yang memanggilnya. Namun naas, orang itu sudah terlebih dahulu menarik tasnya.

Ugh, menyebalkan.

"Ada hubungan apa kau dengan Sasuke-kun!?"

Naruto tidak menjawab. Ia menunduk, menatap kedua sepatunya. Bukannya ia takut. Di kamusnya, tidak ada kata takut--pengecualian untuk Papa dan kak Kurama--di dalamnya. Naruto itu dari kecil sudah diajarkan untuk tidak takut ketika ia melakukan atau mengatakan hal yang benar. Dan sekarang, menurutnya, ia tidak melakukan kesalahan.

Sasuke yang salah!

Lelaki memang selalu salah.

Orang itu menggeram, tidak terima karena Naruto tidak menjawab pertanyaannya. Dengan tenaga banteng, ia menarik kedua lengan Naruto dan membuat gadis pirang itu menatapnya.

"Sekali lagi aku tanya, ada hubungan apa kau dengan--"

"Tanya saja Sasuke." bisik Naruto.

"Huh?"

"Tanya saja Sasuke." ujar Naruto masih dengan suara yang pelan.

"Hah? Kau bilang apa?"

"KUBILANG TANYA SAJA SASUKE, DASAR TULI!"

"..."

"..."

"..."

"A-anu... aku mau ke kelas, Sakura-san. Tolong lepaskan aku."

"Tadi... kau bilang apa?"

"Um... mungkin Sakura-san salah dengar."

"Kau menyebutku... apa?"

"Aku tidak mengatakan apa...apa..."

"Apa kau baru saja..."

"Tidak, Sakura-san. Ini... tidak seperti yang kau pikirkan..."

"Kau..."

Dengan sekuat tenaga, Naruto melepaskan pegangan Sakura dan berlari secepat mungkin.

"NARUTO!!!"

Sambil menoleh ke belakang untuk memastikan Sakura tak mengejarnya, Naruto terus berlari. Ia tak sempat melihat ke depan hingga akhirnya ia menabrak seseorang.

"Astaga!"

"Ya Tuhan!"

Agak aneh, karena Naruto tidak merasa kesakitan yang berarti. Harap-harap cemas, ia mendongak. Matanya yang bulat semakin bulat tatkala ia melihat pemandangan menakjubkan di depan matanya.

Bukan, Naruto bukan melihat Justin Bleiber bernyanyi sambil mengenakan kostum Guru Guy. Melainkan sebuah kepala berwarna merah darah yang...

Tampak sangat merah.

Astaga. Apa ia baru saja membunuh seseorang!?

***

Kalau ada yang bingung kenapa beberapa part hilang, itu aku lagi iseng-iseng nyobain private. Tenang aja, nanti juga dibuka lagi. Tapi gatau kapan. Hehe

Pasti tau kan, siapa kepala berwarna merah itu? Hehe

Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang