T-nit... T-nit... T-nit... "Suara jam alarm milik seorang Cewek manis berambut hitam agak kecoklatan sepanjang pinggangnya itu berbunyi.
"Aum.... Alhamdulillah..." Ujarnya setelah menguap.
"ADEK... kamu enggak sekolah? udah jam setengah enam pagi ini... Kamu juga belom sholat shubuh... nanti Kamu gak takut telat? Ayo turun dari kamar ke ruang makan sekarang! " teriak Seorang Ibu yang rupanya menunggu anaknya untuk sarapan pagi. Tepatnya Ia adalah Miranda Ibunda dari Cewek yang bernama Anindhira Viranda Kheizhika yang disebut dengan panggilan Dhira.
"Hah? Jam setengah enam?" bingungnya sambil mengumpulkan nyawanya yang belum penuh sepenuhnya.
"KAKAK!!!" teriaknya setelah melihat jam alarmnya yang menunjukan pukul setengah enam pagi. Seorang cowok yang merasa namanya diteriakan oleh sang adik manisnya itu hanya tertawa kecil ketika menuruni anak tangga tersebut. Dia adalah Joviel Aldhevan Kheivan salah satu Kakak kandung Dhira yang paling Dhira sayangi.
Dhira kemudian langsung berlari ke dalam kamar mandinya sambil menarik Handuk mandinya dan seragam Sekolah barunya yaitu di SMA Bintang Harapan dan bergegas untuk menyiapkan semua kebutuhan sekolahnya dalam sekejap. "Huh.. dasar Joviel Ferrand Aldhevan Kheivan, Kakak paling nyebelin sedunia... tapi gak bisa dibenci" gerutunya dalam hati sambil memakai tas Eiger-Nya yang bergaya khas cowok itu seraya menuruni anak tangga dan berlari ke arah meja makan di ruang makan yang letaknya berdekatan dengan dapur.
"Pah.. Bun.. Jo berangkat yakk..." pamit Jovie sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya itu. "Hati -hati di jalan..." nasihat Papa. Tepatnya Ia adalah orang tua laki - laki Dhira dan Jovie yang biasanya dipanggil dengan panggilan Revand.
"KAKAK... TUNGGUIN GUE....." teriak Dhira yang menggunakan sepatu Nike Jourdan favoritnya kemudian berlari kearah kedua orang tuanya yang sangat Dhira sayangi itu. "Bunda.. Papah... Aku sama Kak.Jo berangakat dulu yahhh" pamitnya sambil mencium punggung tangan Kedua orang tuanya itu. "Iya... lain kali bangunnya lebih bagi ya sayang... kasian kakak kamu nanti terlambat" nasihat Bunda Miranda. "Yahh.. bunda mahh.. belain Kakak terus... orang yang buat aku bangun siang kan kakak, Bun... masa' alarm aku diganti jam setengah enam" gerutu Dhira membela dirinya sendiri.
"WOYY... LAMA BANGET LOE DEKK... GUE TINGGAL TAU RASA' LOE ! UDAH JAMURAN GUE DISINI SAYANG.... ENTAR KITA TELAT TAUK!" teriak Jovie dari ruang tamu yang sambil memperhatikan layar hpnya itu dan menggerak - gerakan kakinya. "Iya my Kakak lope lope..... Aku berangkat dulu dah... Assalamu'alaikum" balas Dhira seraya berpamitan kembali kepada kedua orang tuanya itu. "Iya sayang... hati - hati dijalan..." nasihat Bunda Miranda, terlihat senyum bahagianya itu yang tercetak di wajah Miranda dan Revand.
YOU ARE READING
Watashi Wa Koko Ni Iru
Teen FictionRasanya Tuhan terlalu cepat mengabulkan do'a ku untuk bertemu denganmu. Meski dihitung dengan waktu, waktu itu cukup lama. Kenangan tiga tahun yang lalu. Tenang... aku akan disini, disisimu. Aku akan menjagamu hingga akhirnya Tuhan sendiri yang memu...