"BU... Saya permisi mau kembali ke kelas..."
"Iya... Silahkan nak Dikta... Terima kasih ya..."
"Iya Bu... Saya juga berterima kasih sama Bu.Rena sudah mau ngeluangin waktu yang agak lama ini"
"Iya... Enggak apa kok nak Dikta... Buruan kembali ke kelas kamu kan waktunya Bu.Arissa"
"Iya Bu... Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumussalam..."
"Hai... Gue Vindy Larrisa Reva panggil aja Vindy atau Risa. Salam kenal"
"Hai juga... Gue Anindhira... Seneng bisa kenal sama Lo Dysa..."
"Kok Dysa, Nin?"
"Vindy Larrisa = Dy tambah Sa, Dysa... Gitu... Lo tau gue?"
"Oh... Gitu ya thank's panggilannya... Iya nge-fans banget tau gak? Keren banget gue bisa sebangku sama Lo..."
"Selow aja Dy... Jangan beri tau siapa pun okey?"
"Oke... Tapi sekarang mendingan Lo jangan banyak omong soalnya ini jam pelajarannya Bu.Rena guru paling killer seantero SMA harapan bangsa"
"Of course, thank's infonya"
"Oke..."
KRINGG.....
"Eh... Nin...."
"Hem..."
"Kok Lo bisa kenal secepat itu sama the most wanted boy itu... Yang dijuluki sebagai Pangeran Es, meski gitu tinggi, ganteng, ketua osis, pinter, jutek, dingin sesuai dengan julukannya, gak ada yang berani menentangnya, famous emang soalnya dia ketos, kalo marah serem banget seisi ruangan serasa dingin seperti di kutub. Gue aneh sama tuh orang tapi gue suka... Soalnya...
Ya... Gitu dehh"
"Heuh... Dia nabrak gue waktu mau ke ruang kepsek tadi... Menurutku dia lembut kalo bicara tapi tiba - tiba dingin... Tiba - tiba santai eh... Nyolot juga' ternyata, dasar cowok aneh"
"What... Dia ngomong apa aja sama lo?"
"Apapun bisa jadi bahan pembicaraan, dy... Dia suka' mengalihkan pembicaraan pinter banget malah..."
"Ya elah... Pasti nada ngomongnya datar?"
"Enggak tuh... Santai kalo ngomong, gue suka' debat sama tuh orang seru banget!"
"Anjir... Enak banget lo di gitu'in, Nin... Gue pingin... Dasar tuh manusia. Dia tau lo kalo lo aslinya model or aktris muda yang lama udah vakum dari dunia hiburan?"
"Gue bersyukur Alhamdulillah... Dia enggak tau, tapi sebelum itu gue seperti pernah ketemu dia tempo hari waktu gue SMP di suatu acara, Dysa..."
"Kapan? Emang dimana? Acara apaan?"
"Waktu gue SMP, Dy... Di acara.... Tapi gue lupa acaranya apa"
"Ya elah... Lupa ternyata lo... Ya udah yukk duduk disana kebetulan juga' kosong"
"Kuy... Sebelum di isi orang"
"Yah... Di tempatin Kakak kelas"
"Tenang aja... Yuk sini!"
"Lo jangan aneh - aneh deh Nin... Lo kena' semprot para fansnya tau rasa' lo..."
"Ah... Lo banyak omong deh, dy... Gak bakal deh... Kalo dengan gitu gue punya haters gak apa lumayan nambah followers ig, twitter and anyting it is..."
"Terserah lo deh... Kalo kena' gue gak mau ikut campur"
"Lo tenang aja deh dy..."
"Hi... Kak!"
"Hem... Apaan dek?"
"Nothing kak... Gue sama temen gue duduk disini yakk..."
"Oke..."
"Jo... Ini siomay lo..."
"Loh... Elo!" kaget Dhira dan Dikta serentak
"Eh... Lo berdua pada udah kenal yak?"
"Eh... Iya Kak!", "Iya Jo!"
"Hah?"
"Eh iya Dy... Kenalin ini kakak gue Joviel Ferrand Ardhevan Kheivan panggil aja Jo... Yang satunya lo pasti udah kenal kan..."
"Eh... Hai gue Vindy Larrisa Reva panggil aja gue Vindy tapi Anin panggil gue Dysa yerserah mau panggil apa?"
"Hai... Salam kenal gue Jo..."
"Hai juga Kak...."
"Woy... Jangan modus lo Kak!"
"Cie... Cemburu lo...."
"Gak mungkin lahh.... Lo kan kakak gue..."
"Au' deh... Nanti lo pulang sendiri yakk gue ada basket, eh... Dia tau kalo lo itu sebenernya..."
"Yah... Sendirian deh gue, iya dia tau kak... Fans berat gue kak.... Lo udah ketauan belom samaran lo selama ini?"
"Enggak. Bahagia banget gue dek... Hidup gue jadi gak tersiksa"
"Eh gue ke toilet dulu Nin... Dah..."
"Iya.. Hati - hati entar di culik"
"Eh... Lo berdua ngomongin apaan sih? Dasar kakak beradik yang aneh"
"Eh lo dasar pangeran es cungis aneh"
"Apa lo bilang? Pangeran es cungis?"
"Iya... Kenapa? Salah gue ngomong begituan hah?"
"Gue gak masalah lo ngomong begituan emang cungis tu.... Apa'an?"
"Tanya' Kakak gue tuhh!"
"Eh Jo... Cungis tu apa'an?"
"Gue sendiri aja kagak tau... Ah bomat deh... Dek gue pesenin es jeruk ya... Lo lagi bosen makan kan?"
"Iya... Tau aja lo kak kesukaan gue..."
"Bye dua orang sedeng gue mau pesen minuman dulu baye bay bay..."
"Eh lo!"
"Apaan sih kak? Pusing tau gak gue?"
"Eh... Sorry Dhir... Gak bermaksud buat lo tambah pusing"
"Enggak apa kak... Lo gak salah kok... Lo emang gak tau..."
"Tpi gue gak enak sama lo, Dhir..."
"Enggak apa kak... Gue gak masalah kok. Tapi biarin gue untuk memejamkan mata sebentar dan gak lo ganggu gue kak! Boleh kan..."
"Iya... Kalo itu buat lo enak gak apa lahh..."
"Makasih kak... Lo emang orang yang baik..."
"Hehehe... Gue emang baik... Gue tau maksud lo, Dhir... Gue orangnya biasanya dikenal dengan orang yang dingin, jutek, serem kann... Maksud lo gitu pastinya. Gue paham... Gue seperti itu ke Elo berarti lo itu beda... Gue ngerasain hal yang aneh sewaktu gue deket sama lo..." batin Dikta sambil ngelamunin wajah Dhira sewaktu pertama Ia bertemu Dhira. Dengan hati - hati dan melihat suasana, pelan -pelan Dikta menyentuh dahi Dhira... "Eh... dahinya panas... demam nih anak... Gue bawa ke UKS ajalah.... biarin tanpa izin sama orangnya. Orang.... dianya keras kepala..." batinnya seraya menggendongnya menuju ruang UKS.
"Hai kalian berdua! eh... kemana perginya dua orang sedeng tadi? Anjir gue ditinggalin... eh Lo Lo pada.... kalian tau gak kemana Dikta sama adek gue Dhira? kok tadi rame sekarang jadi rada' sepi?"
"Ya ealah.... tadi kan kayaknya adek Lo pusing waktu Lo pergi ke warung nah... dia tidur di meja kantin. Dikta pengang keningnya Dhira eh... katanya demam..."
"Intinya sekarang mereka dimana Razka?!!!"
"Kalo sakit pasti di UKS lah...."
"Oke... thank's, Ka...."
YOU ARE READING
Watashi Wa Koko Ni Iru
Teen FictionRasanya Tuhan terlalu cepat mengabulkan do'a ku untuk bertemu denganmu. Meski dihitung dengan waktu, waktu itu cukup lama. Kenangan tiga tahun yang lalu. Tenang... aku akan disini, disisimu. Aku akan menjagamu hingga akhirnya Tuhan sendiri yang memu...
