1. Knalpot Cabe

149 15 25
                                    

Sabine Steyala mencopot headset-nya, ketika dari kejauhan ia mendengar suara sebuah motor. Lebih tepatnya knalpot motor itu yang sangat bising.

Super duper nyaring! mungkin bisa memecahkan telinga ayam!

Tunggu..... Memangnya ayam punya telinga?

Sudahlah, lupakan! Yang terpenting sekarang kesehatan telinga Neya.

Neya menoleh kebelakang, melihat siapa yang berani-beraninya mengganggu acara kencan Neya dengan kesunyian.

Dari bola mata hitam Neya, dia melihat seorang lelaki berseragam SMA mengendarai motor vixion dengan cepat.

Mungkin 50 meter lagi melewati Neya.

Neya berdecak, mentang-mentang jalanan sepi, dia bisa seenak jidatnya berkendara.

30 meter lagi!

Ini tidak bisa dibiarkan! Sebagai warga kompleks yang menyukai ketenangan, Neya harus melakukan sesuatu!

Dengan segera Neya mengambil acak batu yang ada di dekat kakinya dan ketika motor itu melewati Neya dengan sekuat tenaga ia melemparkannya.

"WOYYY! DEMI KETENANGAN BERSAMA! KNALPOT LO ITU BISA DIDIEMIN GAK?! PERLU GUE SUMPELIN CABE-CABEAN BIAR BISA DIEM?! KETEMU LAGI GUE PASTIKAN WAHAI KNALPOT, LO PISAH DARI MOTOR DI TANGAN GUE!" Neya membuat gerakan menendang, walaupun hanya batu yang ditendangnya.

Bersamaan dengan itu, ada seorang bapak-bapak membonceng anaknya memakai motor berhenti di samping Neya.

Bapak itu menyadarkan Neya, "Dek, itu otaknya tercecer di jalan," gurau bapak itu.

"Otak gue?" Neya mengerutkan keningnya. "Oh iya Pak, di mana? Saya cariin dari tadi."

Bapak itu bergidik ngeri.
"Jangan dekat-dekat dengan dia ya nak! Dia kurang ishtighfar," nasihat bapak itu ke anaknya, lalu pergi meniggalkan Neya yang kebingungan.

Neya bingung!

Di mana dia meniggalkan headset nya tadi ya? Bapak itu terlalu tidak peduli untuk memberi tahu Neya dimana headset-nya.

Dan ternyata...

Headset-nya ada di tangan kirinya!

Bodoh sekali dirinya!

Neya merutuki kebodohannya, mungkin inilah kebenaran pribahasa "Gajah di pelupuk mata tidak tampak."

Neya melanjutkan acara jalan santainya.

Knalpot.

Iya knalpot. Kenapa harus dinamai knalpot? Itu pertanyaan yang di ajukan Neya kepada mamanya pada waktu ia berumur 5 tahun.

Dan jawaban mamanya saat itu adalah kenapa belimbing dinamakan belimbing?

Simply, Pertanyaan dijawab pertanyaan.

Dan sejak saat itu, Neya tau kenapa knalpot dinamakan knalpot.

Jawabannya adalah karena belimbing dinamakan belimbing.

Hah. Pintar sekali dirinya!

Balik lagi ke knalpot. Memang, motor-motor yang berknalpot nyaring itu milik mereka, jadi suka-suka mereka mau apa. Tetapi, tetap saja harus dikondisikan kan?!

Neya sarankan tidak usah terlalu nyaring!!! itu saja.

Lagi pula apa untungnya punya knalpot nyaring? Ruginya sih banyak.

Neya kembali ke realita.

Untung saja cowok itu tidak berhenti dan putar balik. Kalau tidak, bisa-bisa dia ditemukan tak bernyawa.

MIXERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang