PART ONE

139 28 17
                                    

~Flashback On~

Pagi itu, melihat sang raja pagi, cerah sekali, mungkin juga secerah hatinya. Ia berjalan menuju sekolahnya bersama wanita setengah baya yang tengah mengendarai mobil dengan kekasih tercintanya. Ya, ini memang hari pertamanya ia masuk sekolah TK.

"Naya, sebentar lagi kamu akan sampai ke sekolah, jaga dirimu baik baik ya nak..." Timpal ibunya memecah keheningan diantara mereka. Naya mengangguk riang. Ayahnya yang sedang mengendarai mobilnya itupun dengan gesit melajukan kendaraannya. Ayah dan Bunda memang baik.

"Dek, kamu disekolah jangan pelit pelit ya. Nanti kalo udah punya temen, kasih tau ayah ya, pulang sekolah ayah beliin mainan, mau??? Tanya ayahnya.

"Mau banget yah. Naya janji, nanti kalo Naya udah di sekolah, trus punya temen, kasih tau ayah deh. Janji beli mainan?" Naya menjawab. "Ya, Ayah janji." Ayah menjawab sambil menunjukkan jari kelingkingnya kearah anak itu.

"JANJIII." Teriak Naya sambil menautkan jari kecilnya dengan ayah. Bundanya hanya tersenyum. Sesampaiya di TK tempat dimana Naya akan belajar nanti, Naya mencium punggung tangan kedua Orang Tuanya.

"Ayah, Bunda, Naya berangkat sekolah dulu ya, Assalamu'alaikum...."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya sayang.."

Naya kemudian berlari kecil masuk kedalam kelasnya. Beruntung, Naya sudah sedikit hafal tempat-tempat di sekolah TKnya ini. Sesampai di kelas, gadis kecil itu menemukan kursi kosong dan segera menaruh tas ke bangkunya. Tiba tiba.....

"Hai," sapa temannya itu. Dia laki laki. Naya hanya tersenyum kecil saat melihatnya. Sekarang, Naya duduk bersama anak laki laki itu. "Bolehkan aku duduk disini?" Tanya nya ragu-ragu.

"Ooooohhhh, b-bbol-lleh kok.." Jawabku gugup. Belum sempat aku berkenalan dengan dia tiba tiba bu guru pun masuk. Sepertinya beliau wali kelasku.

~Flashback Off~

"Itu yang duduk dipojok kanan,mendengar penjelasan saya tidak!!!!" Kalau tidak, KAMU KELUAR SEKARANG JUGA!" Teriak monster itu. Sebenarnya namanya bukan monster, tapi Ma'am Aghus, guru Fisika ter-KILLER di Sekolah ini. Sontak, aku sangat malu. Teman teman ku langsung melihat kearahku dengan tatapan yang sepertinya ingin menertawaiku.

"Anjrot, ngapain sih gue harus ngelamun? Bego, bego, bego." Gumamku. Manda, teman sebangkuku, hanya menertawaiku. Dia fikir, lucu apanya kalo lagi begini?

"Weh, lo dari tadi gue perhatiin lagu ngelamun mulu. Ngelamunin siapa sih lo? Tuh cowok yang kacamataan?" Pekik Manda.

"Kepo lu." Jawabku.

KRINGGGGG....

"Yiiiiiihhaaaaaa, akhirnya istirahat jugaaaaa!!!" Teriak ketua kelasku, Zidane.

Bego juga ya si Jidan, dah tau tuh guru killer superduper doubel tripel kuadrat kubik kupingnya peka banget sama suara, diceramahin 3 jam aja, kemakan mampus lo anjir. Batinku dalam hati.

Setelah Zidane selesai memberi aba aba buat si KILLER itu, Manda langsung menarik tanganku. "Nay, istirahat yuksss, gurunya udah keluar kelas tuuuh, "Bisik Manda.

"KUYYYYY!!" Teriak Naya. Naya pun segera menggandeng tangan Manda dan mengajaknya untuk kekelas sahabatnya dahulu. Memang, Naya dan Manda berbeda kelas dengan ketujuh sahabatnya itu. Naya dan Manda kelas XI 2 IPA, Syana, Shiren, dan Air kelas XI 1 IPA, dan Febry, Resta, dan Lucky kelas XI 4 IPA. Sebenarnya ada banyak sahabat Naya yang belum kesebut, cuma yang paling dekat ya mereka doang. Saat mereka sedang turun di tangga,,,,

~Yafi~

"Naya, ayo ikut gue," ajak Yafi. Naya hanya mengangguk dan memundurkan diri dari barisan kawan kawannya.

abuabu [aku bukan untukmu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang