PART FOUR

51 19 2
                                    

"KAK NAYAAAAAA BANGUN BURUAN UDAH JAM 7 NIH KATANYA MAU ADA TUGAS KELOMPOK DI SEKOLAHAN JAM SEGINI MASIH NGEBO AJA LU KAK!!!!" Teriak Evan, adik Naya. Naya mempunyai 2 adik, namanya Evan sama Rakha. Evan kelas 3 sd, sedangkan Rakha masih kelas 1 sd. Jarak Naya dan Evan memang terpaut agak jauh, sehingga wajar saja kalau Naya suka berantem dengannya. Kecuali Rakha. Okelah, lanjut ke topik.

"HA? DEMI APA ANJIR JAM 7. TELAT GUE BEGOOOO!" Naya segera bangkit dari kasurnya kemudian mengambil handuk dan masuk kekamar mandi. Untungnya, gadis itu tidak terpeleset. Kalau terpeleset, bisa berabe lagi urusannya. Seusai mandi, Naya segera memakai seragamnya dan turun ke bawah untuk sarapan. Tapi kali ini tidak bagi Naya, ia segera mengambil roti sandwichnya, memasukan kedalam kotak bekal, dan meminum susu.

"Kamu gak sarapan dulu sayang? Kayaknya udah buru aja deh." Bunda memulai pembicaraan.

"Ga bun, Naya udah telat, duluan ya Bun, Assalamualaikum.."

"Wa'alaikumussalam." 

Aku berangkat bersama supir, karena Ayah katanya dari jam 5 sudah berangkat. Aku berdecak kesal. Tak biasanya aku bangun setelat ini. 

"Gue yang berangkat jam setengah 6 pagi aja nyampe sono jam setengah 7, apalagi berangkatnya kayak sekarang. Sial amat dah pagi ini." Batin Naya sambil menguncir rambutnya. 

Bukan Jakarta kalo ga kenal nama "MACET". Mobil, Motor, Truk, Angkutan umum bertebaran dimana- mana. Kantuk menyerang Naya begitu saja. Memang, Naya masih ngantuk. Apalagi semalaman, gadis itu tak bisa tidur. Saat ia ingin menutup kelopak matanya...

Dusssssss.... Blessssss....Tiba- tiba, mobil Naya berhenti. Naya kaget bukan main. Naya dan supirnya segera keluar dari mobil dan melihat apa yang terjadi. Ternyata, ban mobilnya bocor akibat melindas paku di perempatan tadi. Naya tak bisa berkutik. Naya tak tau harus berbuat apa.

"Waduuuuh, gimana nih pak. Saya bentar lagi udah masuk sekolah, bannya make acara bocor segala lagi. Huffft, sial!" Bentak Naya. "Engggg, maaf atuh Non, saya kan juga gak tau. Gimana kalo saya pinjem motor teman saya yang dekat sini, nanti Non bisa saya ?" Tanya supirnya.

"Tambah lama pak. Udahlah, biar saya pesan ojek online aja." Naya akhirnya membuka aplikasi ojek online. 

"AH ANJIR JARINGANNYA LEMOT, SIAL BANGET SIH ANJRIT" Pekik Naya kesal. Bangun pagi telat, ga sarapan, macet tengah jalan, ini lagi acara ban bocor, mimpi apa gue semalem? Naya mendecak kesal. Mau tidak mau, ia harus menunggu supirnya segera membawa motor yang dipinjamnya.

Sesampainya di sekolah, benar seperti dugaannya, ia telat. Kini, Naya harus berdiri diantara anak- anak yang telat juga. Tanpa Naya sadari, ternyata ada sesosok lelaki yang telat juga seperti dirinya.

Itu Dave. Dave Octadio.

"Tumben lo telat Nay, biasa juga datengnya barengan sama pak satpam, hehehe." Dave terkekeh. Naya hanya menunjukkan senyuman kecut. "Nih anak bisa- bisanya lagi telat ngelawak aja." Gumam Naya. 

"Yang ada di barisan anak telat, silahkan maju ke depan mimbar." Teriak kepala sekolah tegas. "Mampus anjir."

Semua anak yang telat segera maju kedepan mimbar. Lumayan dikit sih, hanya 5 orang. Malunya itu yang ganguatin bro.

"Lihatlah anak teladan ini. Pantaskah mereka semua telat? Tidak malukah kalian telat seperti ini? Kalian niat sekolah atau tidak? Kalau tidak, silahkan angkat kaki dari sini!!" Kata- kata yang diucapkan Pak Surya membuat suasana menjadi hening. Tak ada suara obrolan siswa- siswi lagi. Hanya menyisakan suara bising kendaraan yang berlalu lalang di depan sekolah.

Kringgggg..... Bel masuk kelas telah berbunyi. Itu berarti upacara akan selesai. "Baiklah anak- anak, cukup sampai disini. Bila ada kesalahan kata- kata saya selaku kepala sekolah kalian SELAMAT PAGI!" Potong Pak Kepsek itu.

abuabu [aku bukan untukmu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang