PART EIGHT

22 5 4
                                    

A.N =
Btw, makasi banget looh yg udah ngikutin cerita ini dari awal. Gomawoo.
Keep till reading ya gaess😎

~Dave~
Aku melangkah tergesa- gesa di koridor rumah sakit. Mendengar bahwa kedua sahabatku, telah sadar. Aku mempercepat langkahku ketika hampir sampai di depan pintu kamar rawatnya.

Jujur, aku sangat khawatir, terlebih dengan Nahsya.

"Assalamualaikum.."

"Wa'alaikumussalam, Dave, Nahsya sadar.. Tadinya tante berfikir Hansya yang sadar, tetapi ternyata belum juga,"

"Engggh, Nahsya mana nte?" Tante Vina menunjuk kearah taman dekat rumah sakit. Aku langsung kesana dengan cepat.

~Naya~
"Manda!! Yafi!! Tunggu!!" Naya melepas tangan Varo dan berlari kencang kearah Manda dan Yafi.

"Man, itu bukan apa yang lo liat, tadi itu ga sengaja. Gue minta maaf, seandainya tad-"

"Gada yang perlu diminta maafin, semua uda jelas. Mau lu tuh apa sih Nay? Hansya!? Yafi!? Dave!? Apa Varo!? Semuanya aja lu ambil. Terserah, gue cape, Nay!"

"Gue gada hubungan apa- apa sama Varo. Ngapain sih, gue niku-"

"Up to you, gue pengen sendiri. Lu boleh kejar siapapun, asal jangan sampe sakitin hatinya, karena mengejar itu sulit." Begitulah. Manda pergi meninggalkan gadis yang telah mematung disana. Memikirkan kata- kata yang diucapkan Manda barusan.

"Apa gue terlalu banyak naroh perasaan di hati orang?" Batinku.

~Varo~
Sungguh, aku tak mengerti apa yang telah terjadi. Aku hanya reflek memeluk Naya tadi saat ia hampir terjatuh

Tapi, apakah salah? Kenapa Manda harus berlari dan membentak Naya? Dimana letak kesalahanku?

Aku menahan tangan Naya yang hampir lelah nengejar Manda.

"Nay, lu ngapain ngejar Manda? Emang salah lu sama gue apa? Trus Manda ken-"

"Gue pergi sendiri aja Var. Lo balik sono. Bye." Singkat. Padat. Jelas. Naya segera mengejar gadis yang telah mendahuluinya sejak tadi.

~Yafi~
Aku melangkah lesu ketika sampai di parkiran. Pikiranku tak karuan dan melayang entah kemana. Lelah sudah aku mengejar sosok Naya. Cinta kita seperti air dan minyak, tak akan menyatu meski sudah dicampur.

"Akkkhhh," secara tidak sengaja, aku menendang mobil, saking kesalnya. Aku tak sadar bahwa selama ini aku hanya mengejar yang tidak pasti.

~Flashback On~
"Ciee Hansya bisa disukain orang"

"Anjir demi apa? Hahahahah"

"Apansi gajelas. Sori, udah tobat gue."

"Tembak lah, sya."

"Jangan nanti mati. Mati rasa dihatinya Hansya.."

"Gengnya lewat noh!"

"Hai ciwi- ciwi canteeek!!"

"Ehh..Hai^^"

"Naya dapet salam dari Hansya."

"Hah? Apasi gajelas," ucap mereka berdua berbarengan.

"Hansya, katanya tadi malem Naya ka-"

"Apasih lu. Gausah ember deh. Yodah guys, kita doloan yeu."

"Yoo"

~Flahsback Off~

Masih ingat percakapan antara dua geng yang terngiang di telingaku sendiri. Jelas semburat merah di pipi Naya. Naya telah menyukai seseorang. Seorang Hansya.

~Nahsya~
"Jadi? Lu mau ngomong apa?"

"Gue. Kangen. Lo. Aca."

"Trus? Apa hubungannya sama gue?"

"Enggh, gini deh Ca. Namanya perpisahan, meskipun sementara, tapi bagi gue lama banget, apalagi berhubungan dengan lo, hehe."

Gadis yang ada didepan Dave membentuk huruf O di mulutnya. Oiya, Aca itu nama panggilan Dave untuk Nahsya. Lumayan spesial sih.

~Author POV~
Sudah terhitung berapa kali ia meneleponnya. Gadis itu sudah tak peduli lagi dengan sahabatnya yang jelas- jelas membuatnya kecewa. Ia sudah lama, mungkin sangat, menaruh perasaan dengan pria pujaan hatinya, Alvaro.

(TimeLine)
Najish. Punya sahabat doyannya nikung- nikung uda kayak jalanan.
20:03PM

Comment
Resta: Save Manda 2k17
Yafi: haha Manda sa ae😃😃
Febry: Pulsek mana aja lu? Jalan?
Naya: Man, rpc line gue dong gece
Bell: Mampus lo. Mati aja sekalian napa si😼😼
Varo: Manda lu knp td?
Air: Ululu ade abang jangan galow dong😫
Me:songong lu @Resta Yadong, emg lu? @Yafi Kg @Febry gakenapa2 @Varo emg gue ade lu? @Air

Gadis itu membanting hapenya kuat- kuat. Sudah tak tahan lagi. Air matanya mengalir begitu saja. Tak bisa dipungkiri, Manda masih menyukai Varo.

~Varo~
"Naya atau Manda ya?"

~Bellis~
"Ini adalah waktu yang tepat untuk menghancurkan persahabatan Naya dan Manda," ucapnya dalam hati. Berkali- kali ia mengucapkannya sampai membuat kedua temannya geleng- geleng.

Bellis memang seperti itu. Tak bisa melihat sumber kebahagiaannya direbut oleh orang lain. Terlebih lagi seorang Manda. Ia sangat membenci Manda dan sangat menyayangi sosok Varo dalam hidupnya.

Dan, Bellis tak akan segan untuk membunuh seorang yang telah merusak kebahagiannya dengan orang lain.

"Jadi rencanaku adalah...."

~Naya~
"Keterlaluankah aku?" Ingin rasanya berkata kasar jika mengingat kejadian tadi. Saat ini, aku berada di taman. Bersama Varo.

"Nay, lu sama gue tuh gasalah. Mereka aja yang salah paham duluan. Gausah dipikirin. Nanti lu pusing sendiri." Varo tiba- tiba bersuara semenjak keheningan tadi. Lawan bicaranya hanya sekadar menjawab sekenanya, semacam 'Ya', atau 'Oo'. Ya begitulah Naya jika sedang down.

"Es krim mau?" Lagi lagi Varo bersuara. Naya mengangguk pelan. Saat Varo berjalan menjauh, Naya memasukkan headset kedalam telinganya. Mendengarkan alunan musik yang menenangkan hati.

Haruskah ku ada, haruskah ku pergi
Mungkinkah ku relakan semua
Mungkin ku tak benar, salahkan diriku
Ku tak ingin melihatmu pergi

Kita sempurna, mungkin sebaliknya
Mungkin kita takkan pernah menyesal
Kita bisa sedih, mungkin bahagia
Mungkin kita satu selama-lamanya
But maybe we should try

-The overtunes//mungkin

A.N =
Halooo guys, maap sangat lama, terlalu lama update ya huhuhu..

Kangen nih sama kalian yang suka siders aja gamau nge vote, haha

Gimana UKK nya? Suxes ga? Nilainya pasti bagus yekann

Pada puasa ga? Author puasa loh. Oiya selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan!!😄😄

Ok lanjut yaaa..😆😆

Salam,
Honey

abuabu [aku bukan untukmu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang