PART NINE

17 2 2
                                    

A.N=
Cuma mw kasi tempe, kalo di part ini kebanyakan bahas MandAlvaro, untuk konfliknya Naya sama Hansya setelah part2 ini...
Keep till reading ya gengs!!😀😀

~Yafi~
"So, gue harus ngapain?"

"Pokoknya lu ikutin aja cara mainnya. Dan inget, jangan sampe lo kasih tau dia yang uda ngerencanain ini dari awal, deal?" Jelas gadis itu.

"Ok gue terima."

~Manda~
Berangkat sekolah, dengan mata bengkak dan merah, bukan prioritas bagi Manda. Tapi kali ini, ia nyerah sudah. Ia tak mau menangisi hal bodoh seperti kemarin. Ia ingin membenci sosok sahabatnya. Siapa lagi kalo bukan, Naya Fianzsya.

Melangkah tergesa- gesa kedalam kelas, dan ternyata sudah ada guru di depan kelas. Manda terlihat 'cengo' saat tiba didepan kelas.

"Manda! Kamu telat sekali! INI SEKOLAHAN, BUKAN DUNIA FANTASI! Kalau kamu tidak niat masuk sekolah, tidak usah masuk. Mengerti?"

"Enggh, y ya buu" jawanya sambil terbata- bata.

"Sekarang pukul berapa anak- anak?"

"Pukul tujuh lewat 5 menit buu."

"Manda, sekarang kamu keliling lapangan 5 putaran, SEKARANG!!"

"Siap bu."

~Varo~
Hari ini adalah hari dimana hatiku kacau tak karuan. Biasanya, setiap hari Selasa, aku selalu bahagia karena ada pelajaran olahraga, tapi setelah melihat sesosok gadis yang tengah berlari ditengah lapang, aku tak tega.

"Hey." Gadis itu menengok.

"Huffft, knapa?" Gadis itu menjawab.

"Lo telat?"

"To the point aja langsung bisa gasih?"

"Ooh, oke. Kemaren kenapa langsung pergi?"

~Naya~
Sedari tadi, aku tak bisa fokus. Mataku memang mengarah pada tugas yang diberikan oleh Mrs. Roxa, fikiranku mengarah ke Manda. Saat aku memeriksa buku pr milik Manda, ternyata dia belum mengerjakan. Satu pun.

"Tumben." Aku kembali mengerjakan tugasku. Sekitar 10 menitan, akhirnya tugasku selesai dan segera ku kumpulkan.

"May I go to the toilet, please?"

"Sure."

Sebenarnya tujuanku keluar kelas bukan ke kamar mandi, tetapi untuk menghampiri Manda.

~Nahsya~
"Sya, kapan siuman lo?" Jujur, sekarang gue lagi gabut bangeeet. Dirumah sakit gaada yang bisa gue ajak ngobrol.

Akhirnya gue memutuskan untuk membuka ponsel milik Hansya. "Gaya banget sih lu. Make di pwd sgala," gumamnya sewot.

Gadis ini keluar dari kamar rawat mereka berdua. Masih menggunakan kursi roda dan mulai berjalan. Aslinya, kalau saja Nahsya tak malas belajar berjalan, pasti ia sudah tidak memakai kursi roda.

"Dave?"

~Yafi~
Yafi masih memikirkan keputusan yang baru saja ia setujukan. Ia tak rela untuk menyiksa batin Naya sampai segitunya nanti. Yafi hanya ingin balas dendam, selama ini ia lelah menghadapi persaannya dengan Naya. Apalagi terhadap Dave yang pengen dibacok 'anu' nya.

"Keputusan gue bulat," katanya sambil menggrebak meja yang tak bersalah itu.

"Gue bakalan buang Naya sejauh mungkin!!"

~Manda~
Gugup. Satu kata yang cukup menjelaskan bagaimana perasaan Manda waktu itu. Manda berdiri dan diapit oleh Varo di lorong kelas. Bertatapan dengannya, membuat degup jantungnya berdebar seperti lari marathon.

"Ggg- gu-e..
Gue ditelpon nyokap," jawabnya bohong. Manda tak seharusnya begini. Ini bukanlah Manda yang ia kenal.

Manda harus tegap!!

"Impossible. Gue tau lo nangis."

"Siapa bilang? Gue emang ditelpon nyokap suru balik." Lagi- lagi ia berbohong.

Membohongi perasaannya lebih tepatnya.

Varo membalikkan badan, "Berbohong atau enggaknya, gue gapeduli. Dan untuk soal yang kemarin, itu cuma salah paham. Gausah naif jadi cewek!" Nada Varo sedikit meninggi.

Manda menggigit bibir ngeri. Varo meninggalkan Manda sendiri disana.

~Naya~
Sedari tadi, Naya tak memperhatikan seorang Najelia Amanda. Sesampainya di depan loker siswi, Naya menemukan gadis yang dicarinya.

"Man? Lo gapapa?"

"Pergi lo!! Gausah nunjukin muka lo lagi kalo cuma ngajak berantem!!"

"Man! Lo apaan banget sih. Gue kesini mau ngasih lo minum. Gue tau lo ca-"

"Stop berbuat baik ke gue. Manis didepan, pahit dibelakang. Sahabat macam apa lo?"

Naya tertohok. Ingin rasanya Naya meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Tapi terlambat. Kini, tinggal seorang Manda yang berbeda. Manda yang tak dikenalnya.

"Lo masih ga percay-"

"Lo bisa pergi, atau mau gue usir!!"

"M-mman. Gue minta m-"

"Basi. Pergi sekarang juga!!!" Nada Manda semakin meninggi. Tanpa ba bi bu lagi, Naya melangkah pergi menjauh.

"Lo hanya kebawa emosi, Man."

~Dave~
Ia sepertinya sangat terburu- buru untuk menjenguk Nahsya. Hampir saja ia terpeleset di lantai yang masih di pel oleh cleaning servis.

"Hey." Nahsya menoleh. Ternyata dugaannya benar, itu Dave.

"Bolos sekolah?" Tanya Nahsya langsung. Dave mengangguk sambil menyunggingkan senyum kecil.

"I miss you, Aca."

~Sophie~
"Lo liat Dave ga?"

"Ga tuh. Keanya dia bolos deh."

"Pasti gegara NAYA!!"

A.N =

20:05

Hai kalyan!! Seneng banget nih idenya muncul mulu, ga kaya doi ngilang mulu (curhat). Jadinya bisa update, meskipun 1 chapt doang.

Oiya nanti kapan- kapan gue kasi cast members nya yaa, insyaAllah.

Salam,

Honey.

abuabu [aku bukan untukmu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang