1 -I Envy You-

33 20 15
                                    

Kita lengkap kalo berempat.

🍒🍒🍒

"Hey Gib Lo berani gak lawan gue main  PS?" Nadi menepuk pundak Gibran sahabatnya.

"Emang Lo udah siap kalah Nad?" Jawab Gibran sambil menyembulkan asap dari mulutnya.

"Bilang aja Lo yang gak berani!" Nadila menjawabnya dan langsung disambut dengan gelap tawa Bani dan Nando.

"Berisik Lo bacot!" Gibran menjitak kepala teman-teman nya itu dengan begitu keras.

"Selow dong bro gue juga cuma ketawa dan gak ikut ngomong" Bani mulai mengomel sendiri karena dia merasa gak berasalah.

"Tadi barusan apa kalo gak ngomong?!" Nando mulai menjadikan suasana makin memanas karena ucapannya.

"Udah gak usah pada ribut nape? Kan gue yang mau nantang kok Lo pada yang berisik?!"

"Eh iya kok gue sampe lupa gini ya" dengkus Nando dengan mulut yang dibuat-buat nya seperti anak cewek yang alay.

"Idiot! Nyantai dong mulutnya gak usah di monyong monyongin gitu" Gibran menepuk mulut nando dengan kerasnya sampai dia mendengkus kesakitan dengan gaya alay ala Nando.

"Jadi gimana mau gak?"

"Oke siapa takut"jawab Gibran sambil menepuk nepuk dadanya yang bidang.

"Dan yang kalah harus nurut semua suruhan dari yang menang gimana?" Nadi mulai menantang lagi

"Oke siap ".

Nadi, Gibran,nando, dan Bani adalah empat sekawan yang sangat klop. Mulai dari sikap maupun hobby mereka sama. Mereka sangatlah berkuasa di sekolah. Hampir Semua anak-anak takut jika sudah berurusan dengan mereka. Jika sampai ada yang macam-macam dengan salah satu dari mereka, mereka bakal dihajar habis-habisan dan gak bakal dikasih ampun.

Nadi memang satu satunya cewek yang ada diantara empat anak itu. Nadi itu sangat tertutup dan gak mau sampai ada orang lain yang tau dengan privacy nya, kecuali sahabatnya  sendiri yang sudah saling mengenal sejak lama.   Dia juga sama ditakutinya oleh semua anak. Dia memang anak yang bisa masuk ke kategori anak cerdas namun sayangnya dia nakal dan gak bisa di atur. Mereka bisa disebut juga berandalan yang sekolah di SMA Nusa Bangsa yang tergolong sekolahan elit . Mereka selalu membuat keributan dimana-mana, bahkan dengan guru pun mereka berani lawan.

Mereka sangat hobi ngerokok di sekolah tepatnya mereka sembunyi di belakang gedung UKS yang sudah tak terpakai. Walaupun Nadi perempuan,dia tidak  kalah nakalnya dengan Gibran, Nando, & Bani. Dia menganggap bahwa ngerokok itu bisa membuat semua pikirannya yang kacau menjadi lebih tenang.

🍒🍒🍒

" Gile kalo jalan liat-liat dong!" Bentak cowok yang hampir menabrak Nadi saat Nadi hendak menyebrang jalan.

"Bacot lo!" Jawab Nadi ketus.

"Udah salah gak mau salah dasar cewek!" Cowok itu kembali marah-marah kepada nadi sambil meninggalkannya pergi.

"Lo tadi dapet hukuman gak? "Tanya Nando yang duduk sebangku dengan nadi melihat temanya masuk mengendap endap ke dalam kelas pas Bu Retno sedang menulis di papan tulis.

"Jangan kenceng kenceng ngomongnya bego!" Bokong Nadi tepat duduk di bangku yang berada di pojok kelas.

"Jangan marah-marah nanti gak dapet jodoh mampus lo!" Nando tertawa geli dengan candaannya sendiri. Dan sampai terdengar oleh Bu Retno yang super super galaknya.

"Siapa yang berisik?" Mata Bu Retno tertuju pada Nando dan nadi. Dan mereka hanya bisa nunduk karena takut pada lirikan mata Bu Retno. Sebenarnya sih gak takut tapi mereka berdua hanya gak mau ribut di jam jam yang masih pagi gini soalnya mereka berdua masih capek gara gara tadi malem mereka main domino sampai larut malam. Tentunya dengan Gibran dan Bani juga.

"Maaf Bu" jawab mereka bersamaan.

Semua murid kelas IPS 11 sedang memerhatikan apa yang Bu Retno jelaskan. Kecuali 4 anak yang duduk di pojok sambil tiduran. Ya siapa lagi kalau bukan Gibran, Nadi, Bani, sama Nando.

Kenapa Bu Retno gak marah? Sebenernya Bu Retno sering banget marah sama mereka berempat karena gak pernah memperhatikan Bu Retno. Tapi itu sia sia karena mereka gak pernah kapok buat ngelakuin hal itu lagi.

🍒🍒🍒

Bel istirahat berbunyi dan semua anak bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah dari tadi bernyanyi.

Kecuali Nadi, Gibran, Bani & Nando yang berbirit birit lari menuju ke belakang ruang UKS, ya pastinya hanya untuk ngerokok. Bukan HANYA ngerokok itu adalah separuh dari diri mereka. Tanpa merokok rasanya hidup terasa hampa. Biasanya mereka kalau lapar akan akan menyuruh anak anak kelas 10 untuk membelikan mereka makanan. Dan anehnya semua anak itu patuh dan tidak ada yang  berani melawan.

Tiba-tiba saat mereka hendak menuju UKS bruk ,ada anak yang menumpahkan jus alpukat ke serangan Nadi.

" Gila gak punya mata lo?!" Nadi melototinya hingga anak tersebut terlihat pucat pasi.

"Maaf kak" dia hanya bisa menunduk sambil menangis. Karena dia tau bahwa kalau setiap anak yang buat masalah sama Nadi bakal tau sendiri akibatnya.

"Lo harus ikut gue sekarang! " Nadi memegang tangan cewek itu dengan keras dan membawanya pergi. " Kalian ke sana aja gak usah pikirin gue" Gibran, Bani, dan Nando hanya menuruti permintaan Nadi. Mereka juga gak mau protes karena mereka berempat sudah tau sifat asli masing-masing.

"Kak mau bawa aku ke mana?" Cewek itu didorong dorong oleh Nadi hingga byur. Dia tercebur di kolam ikan milik sekolah.

"Lo harus tau apa yang gue tadi rasain!" Nadi bergegas meninggalkan cewek itu yang sedang menangis dengan suara yang keras, tapi dia sama sekali gak perduli. Baginya semua harus imbas.

Satu hal lagi bahwa anak-anak gak ada yang berani nglaporin semua perbuatan yang dilakukan empat anak itu ke guru guru. Mungkin mereka hanya bisa pasrah menghadapi kebengisan 4 anak itu.

"Udah puas ngerjainnya?" Tanya Bani ketika melihat Nadi berjalan menghampiri mereka.

"Udah, gue seneng banget" Nadi tertawa sekeras keras mungkin.

"Tadi habis Lo apain nad?" Tanya Gibran yang baru menghembuskan asap rokok dari hidungnya.

"Lo robek-robek bajunya? " Sela Nando.

"Gue habis nyeburin dia ke kolam ikan. Habisnya belagu banget juga jadi adek kelas" jawab Nadi sambil menyalakan korek api untuk membakar rokok nya yang kemudian ia hirup.

"Gak sekalian aja bugilin dia biar jadi tontonan gratis Nad? " Pertanyaan dari Nando itu sontak bisa membuat keempat nya tertawa sekencang mungkin. Hingga Bani sampai tersedak dan itu membuat teman-temannya tertawa lebih kencang.

__

I Envy YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang