"Nad kenapa Lo tadi malem gak Dateng ke rumah gue?" Tanya Nando sambil duduk sebelahan dengan Nadi yang sedari tadi sudah sampai di kelas.
"Sori banget tadi malem gue harus jagain ayah" jawab Nadi bohong.
"Iya deh"
"Wah sejak kapan Nadi berangkat tempat waktu? Kesambet apa lo nad? Sehatkan?" Ucap Bani sambil memasuki ruang kelas yang diikuti dengan Gibran dibelakangnya.
"Abis kena azab Lo?" Sela Gibran seenaknya.
"Apa lo bilang?" Nadi menatap ke arah Gibran dengan tajam. Dan. "Kalo ngomong suka bener lo haha" Nadi tertawa.
"Monyet lo! Gue pikir Lo bakal ngamuk" Nando menjitak kepala Nadi.
"Idih dikatain monyet sama Nando. Ngeri ih." Ujar Gibran mengompori
"Bukanya biasanya gitu? Sodron Lo!" Bani menatap Gibran dengan tatapan jijik.
"Hahaha" tawa keempat nya bersamaan.
"Udah ketawanya !. Udah ada Pak Somat tuh di depan." Ujar Randy yang tiba-tiba masuk dengan napas yang terengah-engah.
"Telat Lo Ran?" Tanya Gibran.
"Tau aja Lo" jawab Randy dengan cengiran andalannya.
"Jijay!".
Kemudian kelas hening sesaat saat pak somat memasuki ruangan kelas.
"Anak-anak saya ada berita bagus untuk kalian semua" ujar pak somat tiba-tiba.
"Oh pak somat lama tak berjumpa"ujar semua murid dengan malas.
"Kalian akan mendapatkan teman baru dari kota. Silahkan masuk nak". Pak Somat mempersilahkan anak itu masuk.
"Mari perkenalkan diri"
"Hay, kenalin gue Bunga Anastasya Andini pindahan dari Jakarta. Senang bisa bertemu dengan kalian."
Bunga? Ngapain dia pindah kesini? Gue gak nyangka kalo dia bisa bareng lagi sama gue. Sia sia dong usaha gue buat move on-!. Batin Randy
"He ran! Bukanya itu mantan Lo yang Lo ceritain ke gue kemarin? Kok bisa ada di sini?"tanya Gibran sambil mendorong meja Randy dengan pelan.
"Iya gue juga bingung kenapa dia ada disini" ujar Randy tak percaya.
"Baiklah bunga kamu bisa duduk di samping Randy yang bangkunya kosong" ujar pak somat mempersilahkan.
"Gue? Duduk bareng gue? Gila kali" ujar Randy menunjuk dirinya sendiri.
"Baik pak" ujar bunga dengan sopan.
"Hay ran lama ya kita gak ketemu" sapa bunga dengan lembut.
"Biasa aja" jawab Randy dengan ketus.
"Gue tau gue salah pernah mutusin Lo secara sepihak. Gue punya alesanya ran. Gue minta maaf" Ujar bunga sambil memegang tangan kanan Randy namun segera Randy lepaskan begitu saja.
"Gue gak nanya" jawab randy datar.
"Tapi Ran-
Tet tet tet bel istirahat berbunyi
Randy meninggalkan bunga begitu saja tanpa sepatah apapun. Dan langsung menuju bangku Nadi.
"Yuk nad ke kantin" ujar Randy sambil mendorong tubuh Nadi ke dekapan tangannya.
"Ha? Gue-
"Udah gak usah banyak ngomong ikut aja Napa?" Bisik Randy
"Kenape tu Randy? Kerasukan?" Tanya Nando bingung melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Ada yang aneh nih" sambung Bani.
"Dirukhyah aja tu biar waras" jawab Gibran sambil melangkah kan kakinya keluar kelas.
"Ihh lepasin! Gue geli tau gak" Nadi mencoba melepaskan dekapan Randy
"Sori gue sengaja" Randy kembali memperlihatkan cengiran khasnya.
"Maksud Lo apa coba gituin gue? Modus banget sih!" Bentak Nadi dengan suara kerasnya. Sontak membuat anak anak lain yang berada dikantin melihatnya dengan tatapan aneh.
"Apa lo liat liat?" Tanya Nadi ketus pada anak-anak disekitar nya.
Randy meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir Nadi. "Lo jadi cewek kok ganas banget sih ngeri gue liatnya."
"Monyet! Masalah buat gue?" Balas Nadi.
"Lo sekali lagi ngomong kasar lagi gue cium Lo baru tau rasa" Randy terkekeh.
Nadi hanya membalas dengan putaran bola matanya yang terlihat kesal.
"Hei kalian jadian ya?" Tanya Bani yang tiba tiba muncul .
"Wah sadis kalian jadian gak pj pj nih "
Sambung Nando dengan mimik wajah alay."Siapa yang jadian?" Tanya Randy dan nadi bersamaan.
"Ya gue gak tau " jawab Nando asal.
"Gak ada yang jadian" ujar Randy dan Nadi bersamaan lagi.
"Wah jodoh jawab aja barengan"
"Eh Gibran ada dimana?" Tanya Randy untuk mengalihkan pembicaraan.
"Lo tanya Gibran?" Bani malah berbalik tanya.
"Iyee siape lagi"
"Serius?" Sambung Nando lagi
"Gue golok tu mulut ye!"
"Tuh Gibran di belakang kalian lagi jadi waiters nya Cherry alay" tawa Nando yak tertahankan lagi dan terdengar oleh Gibran yang terus melototinya.
"Lo bilang gue alay?" Tanya Cherry tiba-tiba berdiri sambil menunjuk Nando.
"Siapa bilang Lo alay. Gue bilang kalo Lo itu imut imut lay lay gitu kok" balas Nando seenaknya.
"Anjirr" Nadi menjitak kepala Nando sekeras mungkin.
"Awww sakit tau. Lo gue end . Tapi gak jadi wleek" Nando memeleti Nadi dengan tatapan mengejek.
"Sakit Lo?" Tanya Nadi lagi dan lagi
"Udah udah kok jadi Lo berdua berantem sih? Sekarang gantop" ujar Bani.
"Apa tu gantop?" Tanya Randy bingung
"Gantop itu ganti topik Randy ganteng" Nando mulai gemas.
"Iya makasih gue tau gue itu ganteng dari lahir.".
"Iuhhh" ucap Nadi, Nando, dan Bani bersamaan.
"Nan gue pindah duduk sama Nadi ya? Lo sama si anak baru itu. Pleaseee" Randy memohon dengan sepenuh hati sepenuh jiwa.
"Buat apa? Emangnya kenapa Lo mau pindah?"
"Nanti gue ceritain deh. Tapi boleh ya?"
"Iye boleh. Masak duduk sama cewek cakep aja gak mau malah miliknya sama Mak Lampir." Nando terkekeh.
"Apa lo bilang?" Nadi melotot.
"Gue bilang Lo cantik kaya bidadari turun ke Empang. Hihihi."
🍒🍒🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
I Envy You
Teen FictionAku ingin seperti kalian. Hidup dengan keadaan yang sebenarnya bukan hanya sekedar 'ingin' dan hanya jadi imajinasi belaka. °-° Nadila