Kota kesialan
°-°
Hari ini adalah hari ke dua bagi Randy tinggal di kota Bandung. Dia sangat benci dengan kota ini karena dia harus meninggalkan semua temanya di Jakarta dan hal yang bikin Randy benci tinggal disini karena dia diputusin begitu saja oleh pacarnya, Bunga.
Kedua orang tuanya memaksanya agar dia mau tinggal di Bandung karena ayahnya dapat tugas untuk pindah kantor ke Bandung. Randy dengan terpaksa menuruti kemauan kedua orangtuanya itu karena jika dia tidak ikut ke Bandung dia tidak tau akan tinggal dengan siapa karena semua keluarganya berada di Bandung termasuk Moka adik laki-laki Randy.
"Kenapa sih harus pindah segala?" Randy marah-marah dengan ibunya, Sandra dengan nada yang tidak begitu kasar. Karena dia gak mau nyakitin hati ibunya itu.
"Bener tu, kan Moka jadi gak ada temen main PS" sambung Moka yang kemudian duduk di samping Randy dengan mulutnya yang ditekuk.
"Ya ini buat kebaikan kalian berdua" selang dua detik . " lagi pula kamu juga nanti dapet temen baru kan lebih asyik. Apalagi Randy, kamu kan de sekolahan dengan sepupu kamu Gibran" mata Sandra tertuju pada sayur yang sedang dipotongnya untuk dihidangkan sebagai makan malam nanti.
"Gibran yang dulu ada dirumah Kakek?" Tanya Randy dengan penasaran.
"Iya Gibran anaknya Tante Sari".
🍒🍒🍒
"Yes gue yang menang" Nadi melompat dengan kegirangan dan mengejek Gibran yang kalah.
"Menang tipis juga kok sampe segitunya. Biasa aja kelezz" Gibran melotot kearah Nadi yang dibalas dengan meletan mengejek dari lidah Nadi.
"Gibran kalah? Kaciann" ejek Nando yang disambung dengan ejekan Bani
"Jangan nangis dong aak Gibran nanti adek jadi sedih" itu membuat semua orang diruang ini tertawa sepuasnya, kecuali Gibran yang dari tadi cemberut."Berisik kalian!"
"Besok Lo hari nurut apa yang gue mau disekolah ya kan?" Nadi menaikan alisnya keatas dan kebawah sebagai pertanda pengecekannya kepada Gibran.
"Iye iye"
Sudah hampir pukul 11 malam mereka sudah selesai main PS dengan puas di rumah Bani yang sedang kosong karena keluarganya lagi pergi ke kondangan Om nya di Surabaya. Sebenernya Bani sudah diajak oleh ibunya, tapi ditolak dengan alasan jika nanti bisa ketinggalan pelajaran di sekolah. Padahal sebaliknya, aslinya bani mau main sepuasnya kalo orang tuanya pergi.
"He sepupu gue besok pindah sekolah ke kita." Ujar Gibran tiba-tiba
"Terus?" Jawab Bani, Nando,dan Nadi secara bersamaan dengan ekspresi yang tolol.
"Gakpapa ya kalo dia nanti main sama kita? Kasian dia baru pindah dari Jakarta dan gak punya temen selain gue disini. Gak papa kan?"
"Santai aja, yang penting dia anak baik baik kan? Masih perawan kan?" Jawab Nando seenak hati yang dibalas jitakan dari Nadi.
"Anjay, Lo kira sepupu gue cowok jadi jadian?" Mulut Gibran mendekat ke pipi Nando dan cup . Gibran mencium pipi Nando dengan tiba-tiba. " Udah tau sekarang yang gak perawan tu sebenarnya siapa nyet?"
Hal itu membuat mereka tertawa geli melihat ekspresi Nando yang terlihat seperti anak cewek yang baru ditembak cowok.
Tiba-tiba suara handphone Gibran berbunyi dan
"Halo nak Gibran?"
"Iya ini Gibran Om, gimana?" Jawab Gibran sesopan mungkin didepan Om nya
"Besok Om Titip Randy sama kamu disekolah ya? Soalnya dia gak punya temen selain kamu disitu"
"Idih emang Randy itu belanjaan pake dititipin segala? Saya kira malah Rama itu barang dagangan" gurau Gibran
"Nak Gibran ini becanda terus ya, dari dulu gak pernah berubah. Tapi gakpapa kok Om seneng sama anak yang suka humor." Selang 5 detik " gimana Gibran mau gak?"
"Siap Om Gibran mau kok apalagi Randy kan sepupu Gibran"
Setelah ayah Randy mengucapkan terimakasih kepada Gibran, beliau langsung menutup panggilannya.
"Siapa Gib?" Tanya Nadi
"Itu Om gue" jawab Gibran singkat.
"Sejak kapan Lo punya Om? Gue kira Lo anak buangan dapet di sungai" Nadi menggoda Gibran yang kemudian cemberut lagi.
"Sekate Kate Lo nad, jahad kamu sama Abang." Gibran memanyunkan bibirnya dengan dibuat-buat sambil memukul mukul pundak Nadi centil.
"Rangga yang kamu lakuin ke saya itu JAHAT!" lanjut Bani yang membuat lawakan lagi ala-ala film Ada apa dengan Cinta 2.
Hari ini adalah hari yang bahagia karena hari ini semuanya bisa tertawa sepuasnya seperti tidak ada masalah dalam hidup masing-masing. Walaupun realita nya berbanding terbalik.
Sekitar jam setengah 12 Nadi pergi meninggalkan rumah bani sendiri, karena kedua sahabatnya itu akan menginap di rumah Bani.
Nadi tidak mau menginap di rumah Bani bukan apa apa karena dia kasihan kepada ayahnya yang dirumah sendirian pasti sudah menunggu Nadi pulang.
Nadi sangat sayang kepada ayahnya melebihi sayangnya pada ibunya sendiri. Kebalikannya Nadi sangat membenci ibunya sendiri. Bahkan mungkin dia sudah tidak menganggapnya sebagai ibu.
🍒🍒🍒
"Perkenalkan anak-anak ini ada murid baru pindahan dari Jakarta. Silahkan perkenalkan namamu nak" Bu Tuti selaku wali kelas mempersilahkan anak baru itu.
"Terimakasih Bu" jawab anak tersebut dengan sopan , selang beberapa detik" perkenalkan nama saya Randy Putra Gracino, panggil aja Randy."
"Hay Rama, salam kenal ya" teriak Gibran dari bangku terpojok.
"Bukanya Lo udah kenal? Katanya itu sepupu Lo? " Tanya Bani heran.
"Eh iya gue sampe lupa" Gibran menepuk jidatnya sendiri.
"Idiot, yang Pantes ngomong gitu tu gue peak!." Bani mendorong Gibran dengan keras dan hampir saja gibran jatuh kebawah. Ya jatuh memang selalu kebawah dan gak keatas. Aku pikir kalian udah ngerti tentang itu.
"Bukanya itu cewek ceroboh yang nyebrang di jalan kemarin? Ah tapi engga mungkin" Randy menyingkirkan semua pertanyaan yang sedari tadi berputar putar di otaknya tanpa henti.
"Baiklah silahkan kamu duduk disana"
Randy menuju bangku yang kosong tepatnya berada di pojok kelas, dan dirinya lumayan dekat dengan Gibran.
"Hey beb udah lama kita gak ketemu" Gibran kembali dengan seribu jurus alay nya menyapa Rama. Dia juga tau bahwa Randy itu paling geli jika ada orang LGBT , maka dari itu Gibran menggoda Randy sampai segitunya.
"Tambah gila aja ya Lo gak ketemu gue setahun" balas Randy.
"Tapi tambah ganteng kan? " Tanya Gibran sambil mengangkat tangannya dan mengelus elus rambut nya yang sudah rapi sedari tadi.
🍒🍒🍒
semoga bisa menghibur dan cerita ini gak monoton:) Amin.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Envy You
Fiksi RemajaAku ingin seperti kalian. Hidup dengan keadaan yang sebenarnya bukan hanya sekedar 'ingin' dan hanya jadi imajinasi belaka. °-° Nadila