Pukul 16.45. Tangga pualam berwarna hijau didalam rumah tipe 50 itu lengang menyisakan satu titik cahaya diruang keluarga. Hanya ada gadis berusia 14 tahun yang duduk diatas tangga barisan ke empat dari atas. Gadis itu menutup mata menunduk lalu menangis.
•••
"Happy birthday Linda happy fourteenth!" Suara Ibu, Ayah, Kak Lisa dan Kak Lina Kakakku yang kembar identik, sangat khas ditelingaku. Begitu indah mereka mengucapkan 'selamat ulang tahun' kepadaku malam itu pukul 01.00 dikamarku sembari membawa kue ulang tahun yang sudah sedari dulu aku dambakan.
"Kenapa kalian menggangguku tidur? kenapa kalian memberiku kue ulang tahun? Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak bawa pergi saja kue itu lalu kalian bersenang senang saja tanpaku? Aku memang selalu diacuhkan di keluarga ini." aku membentak, menarik selimut sampai atas kepalaku lalu meringkuk menunduk dan memikirkan diriku sedang berdiri didepan pintu masuk kamarku, belum lama setelah aku memikirkan hal itu, aku sudah ada di depan pintu kamarku. Ya, Itulah diriku, aku bisa pergi kemanapun aku mau hanya dengan menunduk dan memikirkan tempatnya saja. kemampuan ini aku miliki sejak usiaku 7 tahun.
Pada saat itu Ibuku memaksaku untuk memakan brokoli hijau, aku tidak mau, aku marah dan menjambak rambut ibu.
Aku kaget ketika ibu menjerit "Lindaa! Hentikan! Sakit!" dadaku berdegup kencang pada saat itu. Aku melepaskan tangan dari rambutnya lalu menunduk memikirkan diriku berada disuatu tempat yang sebisa mungkin jauh dari suapan mengerikan ibu dan brokolinya.
Aku tak tahu tadi aku memikirkan tempat apa, sekarang aku berada disebuah taman. Aku ingat aku pernah mengunjungin taman ini bersama Ayah, entah apa yang baru saja terjadi, namun aku ingat jelas taman ini.Saat pulang sekolah, ketika itu aku masih TK. Ayah menjemputku dengan mobilnya sepulang dia bekerja. Ayah adalah orang yang selalu ingin memberi kejutan kepada anak-anaknya. Aku sangat menyayanginya. Kita bercakap-cakap dalam mobil.
"Jadi, bagaimana sekolahmu? Menyenangkan?" Ayah memecahkan keheningan.
"iya Ayah aku mempunyai banyak teman." jawabku acuh sambil melihat-lihat pemandangan jalan dari jendela mobil.
"baguslah.. Nah kita sudah sampai tuan putri" Ayah keluar dari mobil dan membukakan pintu mobilku sambil membungkukkan badannya seperti pelayan putri di film-film. Haha maafkan aku Ayah.
Aku hanya tersenyum--turun dari mobil dengan dituntun Ayah. Didepan sudah ada taman kecil yang sangat nyaman dan indah dipandang.
"Linda duduk dulu sebentar disini ya. Ayah mau mengambilkan sesuatu untuk Linda." Ayah menyuruhku duduk dikursi taman sebelah pohon mangga.
"iya Ayah. Segeralah kembali." Aku tersenyum melepaskan tuntunan Ayah lalu duduk, belum lama aku duduk, "Hai" terdengar suara anak laki-laki memanggilku, suara itu tak pernah kudengar sebelumnya. Aku menengok kesana kemari, tapi tidak terlihat anak kecil selain diriku, saat aku menengok ke depan kembali,
"astaga.. Kamu siapa?" sumber suara itu sudah berada tepat didepan mukaku.
Dia lebih tinggi dariku,
"Hai namaku Danil" Dia mengulurkan tangannya untuk berkenalan denganku."Namaku Lin-" Tanganku mulai mendekati tangannya hendak bersalaman tapi dia memotong perkenalanku. Menyebalkan.
"Oh hei! tunggu, kemana gigimu?" Anak itu menjatuhkan uluran tangannya--menatap wajahku teliti dengan jari telunjuknya menunjuk kearah mulutku. Kepalaku menghindar kebelakang.
"Ayah bawakan es krim untuk tuan putri." Ayah yang memakai kemeja berwarna merah tampak bahagia membawa dua buah es krim rasa stroberi dan coklat.
Anak laki-laki yang bernama Danil itu kaget dan bersembunyi dibalik pohon mangga. Aku menghiraukannya."Hai Linda tadi itu siapa? Kau kenal?" Ayah duduk disampingku dan memberiku es krim rasa stroberi. Aku hanya menggeleng dan mengangkat bahu tanda tidak tahu lalu mulai menjilat es krimku. Setelah puas menghabiskan waktu ditaman itu, aku dan Ayah beranjak pulang.
Saat aku dalam mobil, Danil mengulurkan tangannya keatas dari balik pohon mangga. Mulutnya bergerak seakan berkata "Sampai jumpa lagi Linda" aku balas dia dengan senyuman.Sejak saat itu aku dan Ayah sering mengunjungi taman itu, dan aku pun jadi sering bertemu dengan Danil. Aku dan Danil berteman dekat. Danil memanggilku nyonya ompong, dan aku memanggilnya dengan sebutan tuan aneh. Tapi, satu tahun semenjak aku pindah ke luar kota aku tidak pernah melihatnya lagi.
Sementara aku menghindari suapan ibuku, aku melihat-lihat taman itu, tapi tak ada siapa-siapa. Akupun kembali kerumah tanpa melanjutkan makanku. Ibu menyangka bahwa aku hanya kabur lewat bawah meja makan. Menggelikan.
Hallo! Ikutin terus ceritanya yaa dijamin baper dah😂
Jangan lupa vomment setelah baca yaa. Inget loh setelah baca! Karna buat apa vomment kalau ceritanya ga dibaca?
Karya seseorang itu harus dihargai ya guys!Update nya sesuai mood ah
KAMU SEDANG MEMBACA
LINDANIL
RomanceNamaku Linda, aku pernah merasakan hangatnya kebahagiaan keluarga, sampai pada akhirnya aku ditinggalkan oleh mereka untuk selamanya. Aku menyelamatkan diri dari maut atau hanya ingin mengurung diri dalam kesunyian dunia tanpa kasih sayang keluarga...