Note:
Weh anyink kenapa tiap gue publish ceritanya kepotong yak?!
(Oke oke silahkan baca)
Six
Pagi yang cerah secerah warna baju piyama yang dikenakan oleh Alana.Matahari pun tak malu menampakkan dirinya.Alana baru saja terbangun dari tidurnya, dengan kesadaran yang masih minim dia duduk ditepi kasur.
Tangan kanannya tidak sengaja menyentuh sebuah buket bunga mawar merah di meja nakas lengkap dengan sticky notes berwarna pink diatasnya.
"Bunga dari siapa nih? Eh- ini bunga bukan sih? Mami~"
Tidak ada jawaban.
Alana membaca pesan singkat disticky notes, senyum kecilnya merekah tanpa disadari,
'Hai sleeping beauty.
Eh gadeng, lo kalo tidur beuh satu kasur gede lo kapling sendiri. Tapi gapapa asal lo hari ini mau jalan bareng gue aja.
Gue dibawah Al. Di ruang tamu. Lo masih pagi jangan mesum dulu pikirannya :vTercogan se-SMA
Vigo'Tak lama suara ketukan pintu terdengar dari balik kamar Alana.
"Bangun woy monyeet"
"Gue masuk ya, bodo amat"Pintu terbuka, menampakan Pria tampan dengan kemeja merah maroon yang tidak dikancingkan, memamerkan kaus hitam polos yang ia kenakan.
"Ngapain lo disini?"
Vigo tersenyum, "bangunin dugong"
"Kampret- sana keluar sana, gue mau mandi!"
***
15 menit waktu berlalu, Alana masih setia didepan meja riasnya."lama Lo monyet! Gausah ngalis deh"
Seruan Vigo terdengar dari balik kamar Alana."Lo jangan bacot ya Go" Teriak Alana kesal.
Vigo akhirnya membuka pintu kamar Alana pelan, takut - takut Alana akan meneriakinnya.
"Udah ayo berangkat. Gausah dandan elah, kita bukan mau ke kondangan plis"
Alana terkekeh, "siapa yang dandan? Ayo berangkat!"
***
"Makan ya gooo~ Ade lapaaar"
Vigo menatap jengah Alana yang berjalan lesu disebelahnya.
"Iya Al iya, gausah pasang muka sok imut Lo! Muka Lo tuh preman, kalo di imut-imutin jadi makin serem. Hi~" Vigo berjalan cepat meninggalkan Alana yang mulutnya setia dengan semua nama hewan dikebun binatang.
"Al?" seseorang memanggilnya dari samping.
Langkah Alana yang hendak menyusul Vigo terhenti, begitu juga Vigo yang 4 langkah didepan Alana.
"Regha? Sama siapa?" Alana basa-basi.
Tak lama seorang perempuan yang sedang berkutat dengan ponsel pintarnya datang, seolah merasa diperhatikan Dia berhenti.
"Deta?"
Dita mendadak tergagap "eh Al, hehe.. Gue-"
"Lo berdua sama Regha?"
Berharap Dita yang menjawab, namun Regha menyela, "iya sama Gue, mumpung minggu dia lagi pingin cari buku dan gue lagi gabut dirumah, yaudah deh gue anterin. Lo sama Vigo Al? Wiss gebetan baru nih. Asiiik bentar lagi official" Regha menepuk pundak Vigo 3 kali seolah ikut merasakan bahagia.
Alana hanya diam memandang Dita meminta penjelasan "Al Gue bukan mak-"
"Eh jangan disini dong, ditengah jalan. Sambil makan yuk" Ajak Regha, tangannya yang bebas menarik tangan Dita disebelahnya.
Seolah mengerti perasaan Alana, Vigo merangkul pundaknya memberi semangat , "Cuman temen kok, yuk! Lo laper kan?"
Alana menengadah, "iya sii~ tapi ko sama mereka , Alana gamau" ujarnya seperti anak kecil.
Bukan membujuk, Vigo malah berjalan acuh, "kalo Lo gamau yaudah Gue makan sendiri~ daah"
"Ih ngeselin!"
***
"Anjir berasa double date Gue. Vigo sama Alana, Gue sama Dita. Ya enggak go?"Vigo hanya tertawa pelan, "halu Lo"
Awkward
Satu kata yang cukup lengkap menggambarkan suasana makan siang mereka hari ini, semua seolah menyibukan diri dengan makanan didepannya.
"Gue ketoilet bentar ya" Alana memecah keheningan,
"Dianter nggak?" Vigo yang ikut berdiri dicegah oleh Alana.
"Apaan sih kok dianter. Gausah"
Selepas kepergian Alana, Regha mulai bertanya, "Eh Lo sama Alana pacaran ya?"
Vigo yang ditanya spontan menggeleng, "enggak, dia nggak suka sama Gue"
Jiwa kepo Regha muncul, "lah? Terus dia suka-nya sama siapa?"
Vigo ingin segera membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Regha, tapi terhenti karena Alana sudah kembali dari toilet.
Pandangan mereka tertuju pada Alana yang baru saja datang, "ngapa liatin Gue?"
Dita, Vigo dan Regha menggeleng reflek, dan dibalas Alana dengan mengangkat kedua bahunya Acuh, "yaudah"
Ponsel Vigo berdering, menandakan satu pesan masuk ke ponselnya.
Alana
Pulang yuVigo menolehkan kepalanya pada Alana, seolah mengerti Vigo mulai mencari alasan agar bisa pergi dari tempat ini.
"Eh, Al . Nyokap Gue minta sekalian dibeliin minyak nih, sekarang aja yuk"
Alana tersenyum puas, "boleh"
"Gha Gue sama Alana duluan ya"
Dita menatap Alana yang seolah enggan berbicara padanya, "Alana, tar malem Gue kerumah Lo ya"
Alana menjawab tanpa memandang wajah Dita, "Gue sibuk, Ayo Go. Cepetan deh"
Alana lebih dulu meninggalkan restoran ayam cepat saji itu dengan langkah yang sengaja dipercepat."Fix Deta nikung Gue"
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Haiiii!!
Long time no see sama akuu, wqwqwq.
Udah ya, aku sudah update lagi dan kemungkinan akan aktif lagi mumpung pencerahan selalu datang.
Jangan lupa baca imagination ya /plakSaranghae
Salsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Teen FictionJatuh cinta tidak selalu indah. Jadi Siapkan hati mu untuk lebih sering terluka. -an- -Non baku. -receh abis. -authornya baper an awas.