"Alana?"
Perempuan dengan Dress merah marun itu mendongak, menatap wajah seseorang yang memanggilnya. Laki-laki tampan dengan senyum manisnya, datang menyapanya.
Seseorang yang sudah membuat luka.
Alana tidak menjawab, dia hanya bangkit Dari kursinya. Mencoba untuk tetap menjaga senyumnya.
"Apa kabar??" Tanya laki-laki itu lagi
Alana tidak menjawab, Dia hendak melangkah pergi.
"Saya ingin meminta maaf" Kata seseorang itu, dan kata-katanya sukses membuat Alana berhenti dan berbalik menghadap-nya.
Alana tersenyum getir, lalu mengusap tengkuknya sendiri. Ada sesuatu yang ditahannya, Sebuah Gelenyar aneh yang menjalari tubuh mungilnya.
Sekuat tenaga dia mengumpulkan keberanian untuk menatap mata Laki-laki itu. Mata yang sudah bertahun-tahun lalu dia Rindukan.
"Tidak ada lagi yang perlu ditanya dari apa yang sudah kamu lakukan kepada saya. Mulut memang bisa memaafkan, Tapi Hati ? Maaf, itu terlalu menyakitkan. Permisi"
Alana kembali berbalik arah, memunggungi laki-laki itu dan melangkah pergi dari Ballroom tempat acara Reuni SMA-nya. Meninggalkan seseorang yang sudah siap dengan kata-kata maafnya, dia Regha. Regha bramasta
Tidak lagi ada air mata. Sudah cukup baginya untuk terpuruk.1 tahun kemarin sangat menyakitkan. Kini Saatnya dia bangkit dan memulai semuanya lagi dari awal.
Tanpa air mata.
Tanpa Rasa sakit-nya.Tanpa Regha bramasta.
Ya. Tanpa Regha bramasta.
_______________________________________Sakit.
Terluka.
Kecewa.
Menyesal.
Semua perasaan itu campur aduk jadi satu, perasaan yang sulit diucapkan dengan kata-kata.
Pengorbanan yang saya lakukan, ternyata bukan sesuatu yang hebat dimata Anda.
Saya kalah? Iya. Saya memang kalah. Saya kalah karena saya sudah Terlalu Letih untuk Berjuang lebih lama.Dengan semua kasih yang saya persembahkan, Saya dapat apa? Saya malah mendapat Kebencian, Rasa tidak suka, Dan Rasa Penghianatan.
Lalu kenapa Anda tidak melepas Saya saja? Biarkan saya berjalan sendirian, menyedihkan . Namun setidaknya Saya tidak akan terluka lebih dalam.
Bersandiwara Didepan Saya. Anda pikir, Saya sebodoh itu? Tidak. Saya diam karena Saya cinta. Saya dibutakan Olehnya! Saya sakit hati tapi Saya memilih bertahan. Dan Saya menyesali itu. Saya menyesal karena sudah percaya Kepada Anda, Dan juga 'Dia' .
Mungkin memang benar Dia memeluk Saya, tapi tidak ada yang tahu kalau sebenarnya dia menancapkan Pisaunya lebih dalam.
23 Mei 2016
-Alana Danuela-Alana menutup Buku Catatan harian miliknya, lalu tersenyum getir. Miris sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Teen FictionJatuh cinta tidak selalu indah. Jadi Siapkan hati mu untuk lebih sering terluka. -an- -Non baku. -receh abis. -authornya baper an awas.