Five
"Huwaaah" Karina menguap untuk yang ketiga kali.Upacara baru saja selesai 10 menit yang lalu.
Alana membuka kancing teratasnya, hari ini sangat panas. Buku biologi dikipaskan didepan Wajahnya.
"Panas banget Ya Allah!!" Deon yang duduk dua meja dari belakang Alana sudah tepar, Deon melepas semua kancing bajunya sehingga kaus putih polos yang dia kenakan terlihat.
"Al, bagi minum dong, aus nih"
Alana melemparkan Botol minum kepada Deon.
"Thanks!"
Alana hanya mengangguk, seketika Bangku Deon sudah Rusuh sekali. Dita dan Karina mencoba merebut botol minuman Alana yang ada ditangan Deon. Tapi tidak semudah itu, Deon sudah menghindar lebih dulu. Bukan hanya mereka bertiga tapi juga ada Adit yang sibuk menjerit histeris cem nax alay.
"Jangan rebutin Akuuuu..."
Pletak!!
"Diem Lo dit! Gue gampar juga nih!" Alana menjitak kepala Adit yang berdiri tepat disebelahnya.
"Yee, sensitif Lo!"
"Woy duduk lo pada, Pak budi on the way kemari bawa cogaaan" ujar Lila yang duduk didepan Alana ,dengan Adit.
***
Mata Alana menerjap beberapa kali. Murid baru yang dibawa pak Budi itu Vigo!
"Silahkan perkenalkan diri sekarang"
"Nama gue Vigo adiraja, gue pindahan dari Bogor"
"Ada yang mau bertanya?" Pak budi memberi kesempatan pada siswanya.
Hampir semua cewek dikelas Alana mengangkat tangan.
"Alana silahkan"
The hell pak!!
"Pak, saya nggak ikutan tunjuk tangan"
"Tapi bapak mau kamu yang bertanya"
"Bapak kok maksa sih, Alana gasuka dipaksa-paksa tahu! Kita gak friend mulai sekarang"
Gue ngomong apaan mampus
"Enggak Friend ya?" Sindir Pak Budi
"Hehe, ngga kok Pak, bapak ganteng banget woy! Parah!!" ujar Alana sambil mengangkat kedua jempol tangannya, dan dibalas tatapan tajam Pak budi yang seolah berkata lo-gak-banget-hellaaw.
"Oke oke, saya yang nanya pak. Vigo.. Lo cowok tulen kan?"
Sontak seluruh murid dikelas Alana tertawa. Kecuali Pak budi, tatapan tajamnya kembali lagi seolah berkata receh-abis-woy."Alana! Tidak sopan! Keluar!"
Alana menaikan sebelah alisnya.
"Salah saya apa pak? Bener kan? Kita harus cegah populasi cowok tidak tulen disini! Kelas kita sudah terserang wabah melambai dari Adit pak! Harusnya dia yang keluar bukan saya"
Pak budi memijit pelipisnya.
"Nggak kamu, nggak Regha. Selalu saja bikin saya cepet tua!""Bapak emang tua kok" kali ini bukan Alana yang menyahuti tapi Regha.
"Duh gusti... Paringi hamba kesabaran" Pak Budi berkata dengan logat jawanya.
***
[Kantin]"Wah, parah lo Al! Gue jadi sasaran! Sue banget lo!" Adit melempar kulit kacang pada Alana yang sedang menyantap nasi goreng didepannya.
"Weits! Emang bener kan? Lo agak.. Yaah gitu deh!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Teen FictionJatuh cinta tidak selalu indah. Jadi Siapkan hati mu untuk lebih sering terluka. -an- -Non baku. -receh abis. -authornya baper an awas.