KAU yang MEMILIH, KAU yang MEMBENCI

170 10 2
                                    

Keesokan harinya, asrama Putri ramai membicarakan 'Sang Vocalis Baru', yaa mereka membicarakan aku. Salah satu yang aku dengar adalah saat dikamar mandi.
Ada Kaka senior kelas 1SMA yang mengantri mandi diluar kamar mandi sambil nyari kutu satu sama lain. Dan posisiku dikamar. Kamarku tepat di depan tongkrongan mereka.

"Eh katanya yang semalem nyanyi si Nila tau"

"Nila? Hah? Yg di cap songong itu?"

"Masa sih?"

"Emang suara dia bagus apa?!"
seseorang dengan nada ketus.

"Yaa lu kan denger semalem dia nyanyi"

"Oh iya si lumayan lah"

"Kenapa dia yaa yang dipilih? Angkatan kita juga kan banyak yg bagus suaranya, kelas 2SMA ajah banyak. Kenapa gitu harus nila"

"Eh jangan keras-keras, ini kan kamar dia bege"

"Hahah" mereka tertawa

Aku pun sudah dengan jelas mendengar percakapan mereka. Dan untungnya kamar ku sedang sepi. Kaka kamarku sedang main d kamar temannya. Aku pun keluar kamar dan ke basecamp

"Eh gua di omongin tau" kataku

"Kenapa lagi si nil? Gua kira lu udah kebal Ama omongan orang-orang asrama" cetus Putri

"Gua belum sekuat Lo put" kataku

Aku pun menceritakan percakapan dibelakang kamarku

"Yaelah belagu banget si" Aini kesal

"Harusnya mereka mikir, kali nila yang udah kepilih berarti suara nila dianggap lebih bagus daripada yang lain"Tia ikutan kesal

"Udah Nil gausah hirauin mereka"lanjut Tia

"tumben lu pinter ti" ledek ismi

"Udah Nil, yang kuat. Tunjukkin sama mereka semua"cantik juga ikut memberikanku semangat

Aku pun tidak peduli dengan omongan itu lagi, sudah beberapa kali kami tampil marawis untuk memenuhi panggilan baik pernikahan maupun khitanan. Serial tampil kami selalu menggunakan baju yang berbeda beda.

Sampai ada panggilan ke Cikarang, menurutku ini panggilan terjauh yang pernah ada semenjak aku bergabung dengan team marawis ini. Kami latihan seperti biasa, dan sore itu selesai latihan

"hari ini kita pakai seragam apa?"tanya ka Kokom pemain hajir

"Baju coklat ajah yu bagus itu udah lama" kata kata iffa

"Iya yah bagus yaa" ka sa'du

"Nanti ke kamar ajah yaa buat ambil seragamnya"lanjutnya

Kami pun ke kamar KA sa'du yang di pimpin oleh ka kokom. Mereka mengambil baju seragam (gamis) beserta hiasan kepalanya. Seperti biasa vocalis mempunya hiasan kepala yang berbeda dari pemain marawis lainnya.

"nih buat nila" kata ka Kokom sambil memberiku hiasan kepala

"Loh ko cuma ada 2 ya"lanjutnya

" yaudah nanti ka sa'du pake hiasan kepala dari seragam lain, kan dia vocalis utama" sahut ka Nisa

"Kalo ngga, nila tanya ka sa'du ajah yaa" pinta ka kokom

Aku pun manut dan menuju ke musola tempat kami latihan, aku melihat Ka sa'du dan KA iffa sedang berbicara serius. Ka iffa yang menghadap ke arahku langsung memotong omongan ka sa'du

"Kenapa nilaa sayaang?" tanya ka iffa
Sedangkan Ka sa'du kaget

Aku menghampiri mereka
"Ini Ka, hiasan kepala untuk vocalis cuma ada 2. Kata ka Kokom aku suruh nanya ka sa'du"

"Duhh ini buat aku yaa. Nila ngga usah pake hiasan" kata ka sa'du

"Loh ko?" Ka ifa menengahi "nila mending mandi ajah yaa siap-siap. Masalah hiasan kepala nanti aja pas di tkp yaa. Bajunya udah pegang kan?" katanya tersenyum

"Udah kaa, yaudah nila siap-siap yaa Ka" kataku lalu meninggalkan mereka berdua lagi.

Tapi aku tidak serta Merta pergi, aku ingin tau apa yang mereka berdua bicarakan. Dan samar-samar ku dengar dari jauh.

"Udah ka, bagus dong kalo banyak penonton yang suka sama dia. Gausah juga kita dengerin omongan anak asrama. Kan kita yang milih nila, masa sekarang kita ngeluarin nila kaa. Kita juga yang jelek nantinya"
Ka ifa menjelaskan kepada ka sa'du

Jleeeb. "Ohh ini jawaban kenapa ka sa'du jutek sama aku dari tadi" kataku dalam hati.
Memang aku hanya vocalis cadangan, aku pun tidak mengerti kenapa para penonton ada beberapa yang saat request lagu mereka pun me request penyanyinya. Dan aku yang sering dipilih penonton untuk menyanyi.

*****

Tadinya aku tidak ingin mandi, aku pengen bgt bilang yaudah aku ngga usah ikut aja. Awalnya aku nangis di kamar, lalu Kaka kamar ku bertanya
"Nila kok ngga siap2 sih? Berangkat jam berapa sayang?"

Sunyi

Dia sadar aku dengan posisi tengkurap itu bukan tidur, tapi...

"Yaampun nila kenapa? Siapa yang jahatin? Siapa? Apa kangen mamah mau pulang?"

Aku peluk diaa

"Ceritain sama kaka!" Pintanya

Setelah cerita aku sedikit lega,

"Nila hebat, jangan peduli dulu. Kalau nanti nila mau keluar, ngga apa apa, tapi nanti. Sekarang nila masih ada tanggungjawab, nila ngga mau kan d omongin lagi, kalo nila keluar sekarang nila yang salah nanti d anggap tidak tanggungjawab"

Aku diam sambil terisak, dia mengusap air mataku

"Yaudah nila mandi yaa sekarang"

Tidak lama pengumuman bahwa tim marawis harus segera berkumpul

Teman" dr depan kamar mengucapkan hati" kepadaku
"Hati" nilaaa, jangan lupa oleh2 yaaa"
"Salam buat jalan raya yaaa"
"Salam buat tukang cateringnya yaa"

Mereka memang biasa meledek seperti itu

Di mobil, aku  seperti tidak tau apa apa.

Sesampai di sana, masih hal yang sama. Yaa hiasan kepala

"Nila ga usah pake hiasan kepala ya" kata ka sa'du

"Berarti nila tengah ya? Asiik vocalis utama" samber ka Kokom

Ka iffa hanya nyengir "yaiyalah kalo beda sendiri kan tengah vocalist utama"

"Ih ngga mau, jangan. Aku kan vocalist utama. Yaudah ini buat nila" kata ka sa'du kesel
"Terus aku pake apa doooong?!" Tambahnya

"Aku bawa nih jilbab putih, jilbab coklatnya kan tipis jadiin hiasan kepala aja" ka iffa bijak

Setelah dandan, kami tampil sebentar dan di potong adzan magrib. saat turun panggung ada penonton yang menghadapkan hpnya di depan wajahku saat aku mencari sendal. Dia bilang "makasih yaa adek cantik, fotonya Abang simpan"

Ka iffa menarikku, "sini nilla"

Kami masuk ke dalam rumah yg punya hajat di lantai 2. Kami solat lalu makan. Dan touch up kembali.
Ka iffa melihat kegelisahan hatiku lalu menepuk dan mengusap pundakku "udah nila ga usah di pikirin, dia emang ga dewasa, dia cuma iri sama nila. Nila banyak yg request lagu, padahal dia vocalist utama, yaa kan kita gatau penonton sukanya sama siapa kan? Yaudah nila santai aja ka iffa belain nila kok, nila ga sendiri ada ka iffa disini, nila tampilin yang terbaik aja yaa. Jangan kaya tadi ragu2 karena ada request buat nila. Padahal kalo kita bagus kan kita bisa bawa nama bagus pondok juga kan? Bukannya malah jatuhin satu sama lain. Nila cantik ga boleh nangis, tadi nangis yaa? Matanya bengkak tuh ga keluar nanti auranya. Senyum dong"

Aku tersenyum dan memeluk ka iffa "makasih ya kak"

Setelah isya kami tampil lagi. Aku berusaha leluasa dan bernyanyi sebaik yg aku bisa. 

Jam 10 kami pulaang, di mobil aku duduk di samping ka iffa
"Nah gitu kalo d panggung leluasa aja, eh tapi tadi nilla banyak fansnya yaa. Pas break magrib udah ada yg foto"

"Cieee" suasana mobil cair

SANTRI DODOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang