MASTA'ARI

1.5K 40 2
                                    

Assalamualaikum
Kenalin namaku Vionilla Syahidah, nama kecilku Nilla.
Aku baru saja lulus SD, dan akan meneruskan sekolah d pondok pesantren salaf. Yaa pesantren salaf yang suka pake sarung dan sendal jepit, bahkan tak bersendal pun jadi.

Sewaktu SD rasanya enggan sekali aku untuk memakai hijab. Karena bagiku memakai hijab ga kece banget. Padahal, sewaktu kelas 4 ayah sudah memintaku untuk menggunakan hijab, tapi aku bilang nanti kelas 5, waktu kelas 5 ayah meminta lagi, aku bilang nanti kelas 6 dan sampai lulus pun aku belum berhijab.

Ohh iyaa, pernah sih waktu kelas 2 SD aku berhijab sampai 2 minggu saat sekolah, tapi itu karena aku gondog-an (itu looh penyakit yang berada di tenggorokan dan leher membengkak), jadi terpaksa aku pakai hijab untuk menutupi leherku yang membengkak dan berwarna biru (karena di olesin belao -pewarna baju- yaa namanya orang tuaku masih jaman dulu banget). Padahal sewaktu aku berhijab, banyak guru-guru yang memuji lebih cantik dan anggun (yaiyalaah orang sakit tenggorokan, jadi banyak diemnya), tapi tetep ajah aku males pake hijab.

****

Setelah lulus sekolah, aku hanya berdiam diri di rumah saat yang lain sedang sibuk mendaftarkan diri ke sekolah menengah pertama favorit mereka (ya karena aku sudah daftar di pondok).

Dan setelah mereka sekolah 2 bulan, baru aku masuk dan diantar ke pesantren (liburan panjaang), dengan barang bawaan yang bejibun kaya orang pindahan. Temen yang sudah aku punya adalah leha, karena dia itu sodara jauhku yang memang seumuran dan sudah direncanakan sama kedua orang tua kita, kita pun sekamar.

****

Saat pertama masuk ke dalam bangunan ada gedung kelas, gedung asrama A lantai 2 dan B(yang sudah tidak terpakai), C lantai pertama. Di depannya ada masjid dan terdapat bangunan yang menyambung yang disebut bangun C (2lantai).

Diantara bangunan ABC dan bangunan D terdapat ruang kecil untuk jalan. Tepat diatasnya ada sebuat alat pengeras suara untuk bel maupun pengumuman lainnya.

Dibelakang ada bangunan E 2 lantai, dan didepannya ada gedung F dengan 4lantai, oh iya hampir lupa setiap gedung dilengkapi fasilitas ruang menjemur dibagian paling atas tiap gedung tersebut. Nah kamarku dibagian E4.

****

Pertama kali aku masuk kedalam rasanya kepalaku pusing sekali, banyak santri lama yang menunggu kehadiran santri baru, mereka berdiri di depan kamar masing-masing.

Belum lagi orang tua, bahkan keluarga santri baru yang ikut menemani dan mengantarkan barang bawaan santri baru tersebut.

Setelah semua rapi orang tua dan keluarga diharapkan pulang. Banyak tangisan air mata yang jatuh dari para santri baru saat kepergian orang tua mereka, termasuk aku.

Aku dikenalkan dengan kaka senior yang akan menemaniku selama di pondok pesantren, namun tidak menghilangkan rasa sedih ditinggal orang tua.

***

Setelah solat magrib berjamaah, kami para santri baru diharapkan berkumpul dimasjid untuk mendengarkan peraturan yang ada di pondok pesantren, saling memperkenalkan diri dan mencatat barang bawaan apa saja yang harus kami siapkan untuk mastaari (masa taaruf santri-diluar terkenal dengan mos).

Aku dan saudaraku leha kebingungan, bagaimana kami akan membeli semua barang tersebut. Namun perkiraanku salah, semua barang telah disiapkan oleh kaka senior, namun tetap kami harus membelinya.

Dan selepas solat isya, kami para santri baru diharapkan untuk membuat atribut yang harus dipakai esok hari.

***

Kalian tau, bel untuk solat itu suaranya ngga bagus sama sekali, bikin pusing. Mungkin itu alasan mengapa kyai memilih suara tersebut, agar nyawa yang sedang melayang-melayang langsung terkumpul semua dan membuat semua santri bangun hehehe.

Hal lain yang membuat kesal di pondok adalah antrian mandi yang bikin muak, kami santri baru tidak tau bahwa kadang kita harus mencari hammam (kamar mandi) dan meletakkan barang bawaan kita di depan pintu sebagai tanda kita yang sedang mengantri.

Di pondokku ini berbeda dr pondok lain, makanan tidak diantar, tapi santri mengantri dan membeli di warung, yang kini aku tau namanya adalah 'le'. Lauk yang disajikan setiap harinya sama saja dan lama-lama membuat tidak nafsu makan, terlebih lagi saat pertama masuk pondok aku tidak suka makan sayur hihi.

Jam 6 siswa baru mendapat bel untuk berkumpul, setelah itu dibagikan kelompok dan pemilihan jendril (jendral cewe). Yang terpilih sebagai jendral adalah densy, dia memang cantik si dan alasan lain mengapa ia dipilih adalah karena dia lulusan SD dari ponpes tersebut.

Ada hal yang tidak aku suka saat mastaari, yaitu yel-yel yang diberikan oleh kaka senior. Ada 3 yel-yel yang diberikan kepada kami.
1. Kaka senior akan berteriak "casis (calon siswa) dengan mendayu-dayu. Dan kami menjawab "ihh gemes deh" (dengan tangan mencubit pipi masing-masing sambil tersenyum riang). Sebenarnya mana ada yaa orang yang mencubit pipi sambil nyengir.
2. Kaka senior berteriak "casis casis casis" kami menjawab "masa sih masa sih masa sih, yaa gitu deh" sambil goyang kanan kiri. Dan setelah aku telaah tidak ada hubungannya casis dengan masa sih hihi.
3. Kaka senior teriak "casis" dengan nada marah. Dan kami menjawab "serem banget gitu loh" sambil melotot dagan tangan menutupi mulut.

Kalian tau, bagian ketiga lah yang tidak aku sukai. Karena mataku sipit dan tidak bisa melotot. Kaka senior yang usil malah sengaja mencari casis yang bermata sipit dan mereka meminta kami untuk melotot, duuh sampe mie ayam jadi bubur juga udah dasarnya sipit mana bisa melotot.

Sedangkan mereka hanya tertawa melihat mata kami yang sulit melotot. Aku hanya mengumpat dalam hati, aku akan membalas kejahatan mereka. Wkwk
Liat ajah nanti anak kalian matanya bakal sipit kaya gue umpatku

SANTRI DODOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang