Kututup mata.
Hindari bayangmu yang tak mau sirna.
Kututup telinga,
Tak ingin dengar gema tawa mereka berdua.Aku ingin lari dari sini.
Keluar dari lingkaran berisi harapan yang tak akan temukan perwujudan.
Tapi nyatanya, keluar dari semua pembodohan diri pun sulit ku lakukan.Alih-alih lari,
Aku malah terjatuh menggelinding.
Kemudian membentur dinding realita,
Yang menyajikan kau dan dia.Jatuh,
Jatuh dan terpuruk.
Dan dengan susah aku bangkit.
Terseok-seok tepiskan sakit.Aku luka berdarah-darah terbentur realita yang menyajikan kau dan dia.
15 mar 2017
*J

KAMU SEDANG MEMBACA
Ramai Rindu
PoetrySendiri, bukan berarti sepi. karena buktinya hariku selalu ramai, oleh rindu yang selalu meneriakkan namamu.