Tolong sudahi ini.
Aku sungguh tak tahan lagi.
Luka yang kau toreh pada titik dasar hati,
Mampu menghunus jiwa tak terobati.Derai air mata,
Sudah bosan ia tumpah.
Sebab kau rutin mencabik hati,
Tanpa peduli sesak yang kudapati.Kau ahli menghempas dan menghancurkan.
Sedang aku, rajin mengais-ngais serpihan yang berantakan.
Hingga kini, sakitku sudah meluruh.
Tapi bodohnya, rinduku tetap merusuh.28 feb 2017
*J
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramai Rindu
PoetrySendiri, bukan berarti sepi. karena buktinya hariku selalu ramai, oleh rindu yang selalu meneriakkan namamu.