Blind Love

46.9K 1.1K 42
                                    

Typo bertebaran. Saya mohon maaf untuk adanya Typo.
Selamat membaca.

"Chrisie tolong carikan aku suster dirumah sakitmu." Ucap Joan pada sahabatnya, Chrisie. Chrisie adalah salah satu direktur di Rumah sakit yang besar di kota Manhattan itu.

"Baiklah. Apakah untuk Rein?" Tanya Chrisie yang dibalas anggukan oleh sahabatnya.

"Tapi menurutmu apakah Rein akan menerima suster itu? Aku takut ia merasa tersinggung An." Jujur Chrisie merasa takut jika nantinya Rein merasa ibunya sudah tak peduli padanya sampai memberikannya suster untuk merawatnya.

"Justru semua ini kulakukan untuknya Chris, aku tidak ingin dia hanya berinteraksi dengan keluarga saja. Aku tidak mau nanti dia menghindar dari dunia luar, aku ingin dia tetap memiliki banyak teman, dan suster adalah cara pertama yang akan kulakukan." Jelas Joan.

"Baiklah, aku memiliki satu suster yang profesional, cekatan, dan ia juga baik. Sebentar kupanggilkan."

"Tolong panggil Nayara keruanganku ya." Ucap Chrisie pada interkom di meja kerjanya.

"Apakah suster itu yang akan menangani Rein?" Tanya Joan.

"Ya, dia gadis yang baik masih berumur 25 tahun. Dia juga pandai karena lulus kuliah di umur 20 tahun. Ia bekerja disini sejak umur 21 untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya yang kekurangan." Chrisie sedikit menjelaskan tentang asal usul Nayara agar sahabtnya yakin bahwa Nayara bukanlah orang yang buruk ataupun jahat.

'Tok tok tok'

"Masuk" teriak Chrisie.

Munculah gadis yang bernama Nayara itu dari balik pintu kerja Chrisie.

"Selamat siang Mrs. Chrisie. Ada yang bisa saya bantu!" Tanya nya sopan.

"Duduklah dulu Nay, ada yang ingin kubicarakan."

Dengan patuh Nayara duduk di kursi yang ada disebelah Joan.

"Nayara, perkenalkan yang disebelahmu itu adalah Mrs. Joan."

Nayara menganggukan kepala menghormati wanita bernama Joan itu.

"Aku ingin kau jadi suster yang mengurus anak Mrs. Joan. Anaknya mengalami kebutaan akibat kecelakaan." Ucap Chrisie.

Nayara tampak sekali merasa simpati pada Mrs. Joan, beliau pasti sangatlah sedih.

"Ya baik Mrs, saya bersedia. Tapi, bagaimana dengan rumah sakit?" Tanya Nayara.

"Kamu off dulu saja, nanti kamu bisa bekerja disini lagi jika urusan anak Mrs. Joan sudah selesai."

"Baik Mrs."

Setelah itu Nayara langsung pamit keluar.

Nayara tak membayangkan akan merawat seorang anak yang buta, karena sebelumnya memang belum pernah. Namun, Nayara tidak akan mundur dari pekerjaan itu karena baginya itu adalah amanah.

"Baiklah Nayara ayo rawat anak Mrs. Joan." Gumam Nayara menyemangati dirinya.

Nayara datang ke alamat yang tadi diberikan oleh bu Chrisie menggunakan busway. Dari busway ke rumah Mrs Joan cukup jauh tapi ia memilih jalan kaki agar hemat ongkos.

One Shot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang