(My Little Sister)•(My Big Brother)

73.8K 1K 10
                                    


Lovie menatap abangnya dengan tatapan manja seperti biasanya. Dan Fins yang ditatap seperti itu tidak bisa menolak keinginan adiknya.

"Fine abang kalah. Kita ke McD." Jawaban abangnya membuat Lovie tersenyum puas dan melengkungkan bibirnya tersenyum.

"Tapi ingat, kamu tidak boleh terlalu sering mengkonsumsi junkfood. Abang tidak mau kesehatanmu terganggu." Peringat Fins dengan nada seperti Daddy yang sedang memarahi putrinya yang berumur 5 tahun.

"Aku bukan anak umur 5 tahun yang harus di ingetin abang. Lagipula kalo aku sakit kan bang Fins bisa berobatin aku ke rumah sakit. Aku juga yakin uang abang gak bakalan habis cuman buat itu." Balas Lovie sebal.

Fins menarik Lovie kedalam pelukannya lalu mengelus kepala gadis itu dengan sayang.

"Bukan masalah uang, sayang. Masalahnya abang tidak bisa lihat kamu sakit. Abang itu sangat menyayangimu. Jadi kamu harus nurut apa kata abang, ngerti?"

Lovie mengangguk mengerti lalu setelah itu mengecup pipi Fins sebagai ungkapan rasa sayangnya.

Menjadi seorang kakak sekaligus orang tua bukanlah hal yang mudah bagi Fins. Jika ia lalai menjaga adiknya maka ia akan kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Orangtua Fins dan Lovie telah meninggal karena sebuah kecelakaan beruntun. Dan pada saat itu usia Fins baru 25 tahun dan Lovie 19 tahun. Fins mati-matian mempertahankan perusahaan ayahnya yang sedang terombang ambing. Dan beruntungnya pada saat itu Tuhan mendengarkan doanya agar dapat mengatasi permasalahan perusahaan.

Fins sukses memimpin perusahaannya dalam kurun waktu 3 tahun. Perusahaan itu sangat berjaya dan mampu menjadi perusahaan yang bonafit sampai sekarang.

Sekarang di meja mereka sudah terdapat 2 hamburger ukuran besar, 2 porsi kentang, 2 potong ayam, 2 gelas coke dan2 Mcflury.

Fins geleng-geleng melihat pesanan adiknya. Memang sih tidak sering, tapi jika sekali pesan langsung segini banyak itu namanya sama saja.

"Selamat makan abangku sayang." Setelah mengatakan itu Lovie langsung melahap hamburgernya dan sesekali memakan kentang.

Entah perut gadis itu terbuat dari apa. Mungkin saja karet, karena makanan ini sangat banyak dan pasti habis oleh Lovie.

Fins hanya menyomot kentang goreng saja, dan Fins juga memesan mineral water karena ia tak ingin minum soda.

Dari kecil Fins memang terbiasa dan sangat menyukai makanan sehat. Berbanding terbalik dengan Lovie yang dapat memakan jenis makanan apapun. Kata Lovie 'apapun itu asal bisa dimakan pasti ia makan'.

Hampir semua pesanan yang tadi ada di atas meja yang memakannya adalah Lovie. Fins bisa pesan makanan lain nanti yang pasti bukan junkfood seperti ini.

"Sudah kenyang?" Tanya Fins.

"Sudah bang. Bentar ya bang, Lovie mau telpon seseorang sebentar."

Lovie mengambil ponselnya di tas tangan yang ia bawa. Ia mendial sebuah nomor. Fins memperhatikan siapa yang ingin ditelpon adiknya namun ia tidak dapat melihat calling id karena layarnya sudah mati karena ponsel itu sudah menempel di telinga Lovie.

'Halo ada yang bisa saya bantu nona Lovie?'

"Lia aku minta tolong sediakan broccoli and kale green soup, spicy avocado wraps, grilled chicken with cheese tapi kejunya sedikit aja terus sama kentang rebus yang dikasih potongan daun parsley sama ini juga jus jeruk tanpa gula. Tolong sediain di ruangan Bang Fins sekarang ya, mungkin 1 jam lagi kami sampai di kantor."

One Shot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang