Best(girl)friend

85.5K 1.4K 15
                                    


Sapphire sejak tadi suka sekali menganggu pria disampingnya yang tampak frustasi dengan pekerjaan yang menumpuk serta  ditambah dengan kehadirannya.

"Sapphire Franklin bisakah kau tidak menggangguku?! Kau tau pekerjaanku sedang banyak." Ucap Zelen dengan kesal dan tanpa disadari ucapannya barusan seperti bentakkan.

"Kau membentakku green!" Ucap Sapphire dengan mata berkaca-kaca.

Sapphire sering memanggil Zelen dengan nama green jika kesal dengan pria itu. Sebenarnya green adalah arti nama Zelen yang berasal dari bahasa yunani yang berarti hijau. Selain itu nama Zelen diberikan padanya karena memang ia memiliki lensa mata berwarna hijau yang tampak tajam.

"Jangan menangis Sapphire. Baiklah, aku minta maaf." Zelen membawa Sapphire ke pelukannya dan tangan besarnya mengelus kepala wanita itu dengan sayang.

Sapphire membalas pelukan Zelen, menenggelamkan wajahnya di lekukan leher pria itu.

"Jadi kau setuju kan makan malam dengan ayah ibumu?" Tanya Sapphire kembali antusias.

"Yaa asalkan kau ikut." Pasrah Zelen ketika ia sudah tak bisa lagi menolak keinginan Sapphire.

Sapphire sangat bahagia sampai  sampai ia berulang kali mengecup pipi pria itu untuk meluapkan rasa bahagianya.

Zelen memiliki hubungan yang kurang baik dengan kedua orang tuanya. Hal ini disebabkan kesalahan masa lalu  yang dilakukan ayah ibunya.

Tak masalah jika Sapphire harus ikut dalam acara makan malam itu, yang terpenting adalah Zelen kembali berkumpul dengan keluarganya. Maka dengan begitu hubungan mereka bisa harmonis lagi.

***

Malam ini Sapphire memilih menggunakan simple dress yang pernah dibelikan Zelen untuknya. Dress itu sangat cantik dan melekat pas ditubuhnya. Sapphire masih ingat Zelen membelikan dress itu karena saat melihat dress itu di etalase, pria itu teringat dirinya. Dan tanpa pikir panjang Zelen langsung membelinya.

Sapphire tersenyum mengingatnya. Zelen adalah pria yang terlihat dingin namun sebenarnya adalah pria paling hangat yang pernah dikenalnya. Hanya saja pria itu selalu menutupi sifat hangatnya dengan sikapnya yang sedikit menyebalkan.

Sapphire duduk di sisi Zelen yang berada dibalik kemudi. Pria itu tampak sangat tampan dengan Tuxedo abu-abu gelapnya. Menurut Sapphire, Zelen adalah mahkluk tertampan yang pernah dilihatnya. Hanya saja pria itu terlalu dingin dan tak tersentuh.

"Sepertinya kau terlalu tergoda dengan ketampananku sampai tidak sadar kita sudah sampai." Ucap Zelen sembari ibu jari dan telunjuknya menjepit dagu Sapphire.

Sapphire tersadar dari lamunannya. Ia mengerjapkan matanya seolah menyadari keterpanaannya yang membuat pria dihadapannya kepedean.

Sapphire memalingkan wajahnya kedepan. "Kau pede sekali Mr. Grifields" ucap Sapphire pura pura kesal.

Zelen terkekeh kecil melihat tingkah Sapphire yang menggemaskan. Sejujurnya, Ia sedang menpersiapkan dirinya sebelum bertemu dengan kedua orang tuanya.

Zelen turun dari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Sapphire. Sapphire mengamit lengan Zelen lalu berjalan bersama masuk kedalam restoran.

"Atas nama siapa tuan?" Sambut salah satu pelayan wanita dengan ramah dan sedikit menggoda.

"Grifields." Balas Zelen dengan nada dingin membuat pelayan itu menjadi takut.

One Shot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang