"Aku kayaknya sakit deh maaa, aku gamasuk dulu deh." ujar Bian, kembali menyelimuti dirinya rapat-rapat sesaat setelah Rini membangunkannya. Rasanya malas sekali baginya untuk pergi ke sekolah hari ini, dia malu. Selain malu karena gossip yang disebarkan Ryan, ia juga malu karena membuat keributan sampai ia pingsan, bahkan mendapat memar seperti ini di wajahnya. Bian, murid baik-baik yang selama ini bebas gossip, menjadi terkenal dalam 1 hari. Sungguh, bukan ini yang dia inginkan, menjadi terkenal karena prestasi? -bolehlah-itu akan sangat bagus. Tapi terkenal karena gossip murahan?
"Coba sini mama periksa dulu." jawab Rini sembari menempatkan punggung tangannya di kening Bian. Wajahnya penuh kelembutan, dengan rambut panjang terurai yang jatuh bebas mengikuti kepalanya yang merunduk, memeriksa Bian yang terbaring di kasur. Mata hitam pekatnya yang mirip dengan milik Bian langsung ikut tersenyum bersahabat mengiringi bibirnya setelah memeriksa Bian. "Enggak panas tuh. Kamu juga keliatan sehat-sehat aja, hayo, mau coba-coba bohongin mama supaya bisa bolos?" lanjutnya, senyum meledek yang menampakkan lesung pipinya terurai sempurna, membuat Bian tidak bisa melanjutkan kebohongannya, Rini yang mantan perawat di salah satu rumah sakit terkenal Jakarta mana bisa ia bohongi tentang sesuatu seperti ini?
Rini tertawa melihat tingkah anaknya, "Lain kali kalau mau bohongin mama, siapin lebih canggih lagi dong. Kamu malu ya karena ada bekas hantaman bola basket di muka yang kaya bekas tonjokkan itu?" tanyanya. Bian meminta maaf dalam hati karena sudah membohongi Rini perihal sebab ia mendapat luka tersebut. "Udah gausah malu, anak mama jadi keliatan kaya jagoan, preman angkot pasti mikir beribu-ribu kali kalau mau cari masalah sama kamu, ayo bangun bangun bangun!!" ujar Rini dengan senyum usilnya, membuat Bian tidak bisa menahan tawanya, dengan pasrah, Bian mengangkat tubuhnya dari tempat tidur yang sangat ia cintai. Coba tolong jelaskan, mengapa gaya gravitasi dari tempat tidur langsung meningkat di pagi hari?
***
Winny terlihat gelisah di depan gerbang SMA Merah Putih. Sembari memelintir rambut ikal panjangnya yang kali ini diikat, berkali-kali ia memeriksa jam tangannya. Hal yang paling tidak ia sukai adalah menunggu, dan kali ini ia harus melakukannya, tidak lain dan tidak bukan untuk sahabat tercintanya, Sabian Kana Azzahra yang memintanya untuk pergi ke kelas bersama. Ia bisa memaklumi, temannya itu memang sebelumnya tidak pernah dibicarakan oleh banyak orang seperti sekarang, ia lebih suka menjadi bayangan, diam , tidak diperhatikan. Namun kali ini ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa, semua murid sekolahnya, terutama angkatannya, sedang hangat-hangatnya membicarakan gossip tentang dia dan Adam.
Dilihatnya dari kejauhan Bian yang turun dari angkot, rambut lurus panjangnya yang tergerai ditiup oleh angin yang berhembus, kaki mungilnya yang pendek menyeberangi jalanan yang ramai oleh kendaraan, tangannya berusaha menutupi memar di dekat bibirnya. Dilihatnya Winny sembari memicingkan matanya yang sudah 'empat' tersebut, ia lalu melambaikan tangannya dan menghampiri Winny.
"Win, kenapa gue deg deg an ya?"
"Udah, keep your head up, don't let all the rumors get into you. I got your back, buddy." ujar Winny sembari tersenyum menyemangati. Jujur, Winny merasa sangat kesal kepada semua murid yang termakan oleh gossip murahan ini, semuanya tahu bahwa Ryan memang sering mencari masalah, dan mereka mempercayai gossip tersebut dengan mudah? Bodoh sungguh bodoh.
Bian memasuki kelas diikuti oleh Winny, berusaha terlihat santai walau semua mata langsung tertuju padanya, dan memar di wajahnya. Mereka terlihat ingin berbicara sesuatu tapi ragu. Bian berusaha tidak terlalu memikirnya dan langsung duduk di kursinya.
Hal yang lebih buruk lagi adalah, gue harus ketemu Adam hari ini, batinnya.
"Bian, sorry." ujar Jeanny tiba-tiba, mulai memberanikan diri untuk membuka suara. Bian menoleh kearah Jeanny, "Untuk?" tanyanya singkat. "Karena udah percaya gossip kaya gitu tanpa memperhitungkan kalau yang nyebarinnya itu Ryan, maaf ya Bian." jawabnya tulus.
YOU ARE READING
Redamancy
Teen FictionSabian Kana Azzahra sebelumnya adalah gadis yang biasa-biasa saja, tidak pernah diperhatikan, tidak pernah digunjingkan oleh orang lain. Namun semua berubah ketika Adam Bani dan Fabian Bagaskara datang ke kehidupannya. Perhatian khalayak ramai, ser...