Kepedihan 2#

43 16 24
                                        

Aku hanya bisa bisu dan mendiam diri di ujung ruangan dekat ruangan UGD aku hanya bisa menangis dan menunggu. Aku merasakan seseorang mengelus kepalaku dan aku memanfang ke atas. Sangat silau saat aku melihatnya. Karna mata bengkak aku tak bisa memandang wajahnya jengan bagus.
"Apa kau baik-bail saja sayang?"
Aku kaget dan menGucek-ngucek mataku dan melihat tubuh pria yang besar aku tersenyum dengan wajah Yang sangat kacau
"Ayah!" aku langsung memeluknya dengan erat "Ayah aku sangat rindu dengan mu. Ayah mama jatuh sakit. Kenapa ayah lama pulang. Kenapa ayah? Aku selalu menanti mu untuk pulang." aku menangis terSendu-sendu. Ayah mengelus kepalaku "Jangan menangis dong. Ibumu pasti bakalan baik-baik saja ayh janji ngak bakalan ninggalin kaumu lagi. Ayah ada tugas makanya ayah ngk bisa kembali. Sesegera mungkin ayah akan pulang yah sayang." aku tetap memeluk ayah dengan erat.        

    Dokter keluar dari ruangan mama, aku dan ayah langsung menjumpai dokter "Dok gimana keadaan istri saya?" ayah langsung menjumpai dokter dan dokter menjawab dengan wajah yang cemas. "Istri bapak baik-baik saja. Tapi dia mengidap penyakit penyumbatan pada jantung. Tapi ini masih tahap pertama jadi saya sarankan untuk memperhatikan kegiatannya dan juga makanannya mungkin dia butuh beberapa waktu untuk istirahat. Saat dia kembali jangan membuat dia tertekan dan stress karna itu akan mengubah kondisi kesehatannya." dokter menjelaskan itu semua dengan wajah serius. Saat aku mendengar itu aku merasa takut dan bersyukur, ketakutanku atas penyakit mama dan aku bersyukur penyakitnya masih bisa tertolong. "Baik lah dok trima kasih telah mengobati istri saya dengan baik." jawab ayah sambil menundukkan kepalanya untuk mengucapkan trima kasih dan dokter pergi sambil tersenyum. Dan aku langsung bertananya sebelum dokter pergi jauh "Dokter apakah alu boleh menemui ibuku?" dokter tersenyum dan mengijinkannya. Aku langsung masuk dan melihat mama sedang istirahat dan tertidur dengan lelap. Aku khawatir dengan kondisi mama. Aku duduk di sebelahnya dan menangis, entah apa yang membuatku menangis tapi aku takut kehilangan mamaku yang paling berharga. "Jangan menangis itu menunjukan kepada mamamu kalau kau lemah. Jangan membuat dirimu terlihat lemah di depannya. Nanti penyakitnya semakin parah. Semangatlah dia akan sembuh percayalah kepada ayah oky..!!" seru ayah sambil tersenyum biarpun sempat meneteskan air mata dan memegang tangan mama dengan erat.
"Sudah larut malam kamu pulang ajah papa yang jaga mama oky.!" ayah menyurhku dan tersenyum "Tapi ayah aku.." "Tenang lah ayah akan menjaga ibumu dengan baik. Ayah janji, ayah sudah menyuruh sopir papa untuk mengantarmu pulang." aku hanya bisa terdiam dan pergi. Aku berjalan dan tampa sengaja aku bertabrakan dengan seseorang. Seseorang yang bertubuh tinggi dan wajahnya tertutupi rambutnya yang kacau dan lebat dia hanya diam dan berdiri dan tampa menghiraukan aku aku berjalan menjahui cowok yang aneh.
Dia pulang dengan tubuh yang lemas rendy melihat wajah dan mata hana yang membengkak. Rendy mendekatiku dan menyapaku aku hanay bisa membisu dan tampa sadar aku terjatuh dan tak sadarkan diri rendy menolongku dan membawaku ke kamar dia menidurkanku di kamar. Aku menangis meneteskan air mata saat tertidur. Rendy mengusap air mataku. Aku tertidur dengan lelap.
       Cip.. Cip.. Cip...
Suara burung yang mulai ribur di pagi hari aku terbangun dan melihat sosok seseorang tidur di sebelahku. 'Rendy' aku kaget melihat dirinya tidur di sebelahku dia menemani malamku saru hari ini. Aku sungguh merepotkannya. Sejak kecil dia selalu merawatku seperti mama menjagaku. Aku mengelus kepalanya dengan lembut.Aku melihat wajahnya yang tertidur pulas dia sangat tampan saat tertidur. Aku beranjak dari tempat tidur dan turun ke bawah dan menyiapkan sarapan. Aku menyiapkan sandwich isi telor mata sapi aku hanay bisa membuat makanan yang sederhana. Rendy turun dari atas dia melihat hana sedang menyiapkan sarapan. "Pagi hana" dia duduk di kursi makan dan hana menyiapkan makanannya. "Slamat pagi juga. Ini makanan nyanaku hanya bisa membuat ini. Rendy memakannya dengan lahap. Aku hanya menatap wajahnya. Air mataku tiba-tiba menetes rendy hanya bisa menatap dan dia mengulurkan tangannya. "Jangan menangis, aku aka selalu ada di sampingmu aku janji aku sudah dengar kabar ibumu. Katanya ibumu akan pulang untuk beberapa hari kedepan. Jadi jangan nangis yah.. Please jangan bikin aku repor bodoh!" rendy memukul kepalaku dan tertawa "maaf kan aku telah merepotkan mu rendy aku sungguh menyesal membuatmu repot." aku menangis dan tak sanggup menahan rasa beban yang perih dan beban ini. Rendy duduk di sebelahku dan mengusap air mataku dan dia menyuruhku untuk melihat matanya "Jangan menangis hana aku janji aku akan membahagiakanmu biarpun mamamu harus pergi tapi aku yakin mama mu akan selalu ada untukmu." Rendy mengusap air mataku yang terus bercucuran dan dia menyandangkan kepalaku ke pelukannya. Dia memelukku dengan erat dia membuatku merasa tenang biarpun aku sangat kacau. "Rendy?" aku menyebutkan namanya di dalam pelukannya "Hmm?" "Ren,aku mau bilang mau kah kau berjanji untukku" "Yah tentu saja. Kamu mau aku berjanji apa?" "Mau kah kau akan melepaskanku saat aku sudah menemukan sosok orang yang akan ada di sampingku.? Dan berjanji jugalah kau akan menjadi sahabat terbaikku untuk selamanya!" aku melepaskan pelukan rendy dan menatap matanya dia terlihat ragu untuk menjawab permintaanku. "Kau maukan rendy kalau kau ngk mau aku ngak maksa kok.!" aku menatap matanya sejenak "Aku janji dan aku menepatinya aku janji jangan khawatir.." dia tersenyum dan mengusap kepalaku Aku tersenyum dan memeluknya kembali "Makasih yah. Aku yakin kita akan menjadi sahabat yang paling abadi di bumi ini." dia tersenyum dan memelukku dengan erat.
  
   Ayah sampai di rumah dan menemui kami berdua dan menyapa rendy "Rendy Kamu disini nak?" rendy memberi hormat " Iyah paman saya lagi menjaga adik kecikku yang satu ini.. Sungguh merepotkan,," sambil mengelus kepalaku aku hanya tersenyum "Ayah mau pergi keatas sebentar membawa beberapa alat perlengkapan untuk mamamu." ayah pergi ke kamar mama dan keluar dan meninggalkan bingkisan dan meninggalkan ku dan rendy.
  Rendy mengajakku nonton film di tv yang bakalan tayang sebentar lagi dan makan cemilan karna aku bosan di siang hari pun aku tertidur di pangkuannya lagi rendy hanya tersenyum dan mengusap kepalaku dan dia menonton film itu sampai selesai dan rendy tertidur sambil memangku kepalaku yang tertidur di sofa.
...........
Tunggu lanjutannya yah! Kelanjutan kebersamaan rendy dan hana!
         Sayonara guys.. Ku bakalan kembali lagi capcus.. Bye..

With out For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang