Entah kapan dan berapa lama aku ada di ruang UKS, rasanya badanku sakit semua. Tangan yang terasa hangat terus ada di sisiku. Tapi siapa yang membawaku kesini? Mana Williyam? Apakah dia yang mengantarku? Ahh.. Tidak mungkin pasti Rendy yang menolongku tadi, aku sangat bersyukur ada orang sebaik Rendy yang mau menolongku sampai sekarang.
~......~
'Mimpi'
Aku sempat bermimpi kalau aku berada di atas bukit dimana aku bisa melihat besar dan indahnya kota ini. Tapi orang yang memegang tanganku erat bukan orang yang ku kenal dia sangat tinggi dan baunya sangat has bau mentol yang menyegarkan. Dia menatapku dan tersenyum lebar untuk ku tapi cuaca cerah di kota itu berubah sekejap dan menjadi kota yang tak terlihat baik. Angin kencang meniup topiku dan membuat topiku terbang jauh dan aku melihat orang yang ada di sebelahku, dia termenung dan terjatuh lemas, tanganku penuh darah dan aku tak berdaya melihat darah itu mengalir terus dari tubuh lelaki itu, aku takut dan berteriak dia mengulurkan tangannya dan menyentuh pipiku dan berkata sesuatu tapi aku tak dapat mendengarnya dan dia tersenyum. Entah apa yang ingin dia sampaikan kepadaku saat itu tubuhnya lenyap dan cuaca menjadi cerah, saat aku menatap ke langit ada sesuatu yang jatuh. Seperti, secarik kertas yang turun dari sorga, tertulis di situ sebuah emoji smile dan kata-kata yang sangat menyentuh tapi sederhana,
"arigato gozaimasu = trima kasih banyak" entah apa dan kenapa dan ada apa denganku sampai membuatku terharu sambil meneteskan air mata.
~......~Rendy bangun sambil mengusap matanya,
" Ah... Kau sudah sadar yah?" dia menatap ke luar jendela UKS
" Sepertinya sudah pulang sekolah? Maaf aku ketiduran saat menungumu sadar. Tapi masih ada orang di sekolah, sepertinya itu murid dari beberap klub extra kulikuler." dia menatap ku dan tersenyum. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman.
Dia mengantarku pulang, dan dia pulang setelah mampir bertemu mama yang sudah membaik, aku berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamar. Aku teringat dengan apa yang ku lihat hari itu,
"Williyam!!"
aku beranjak dari kamar dan menuju teras kamar dan melihat ke arah lapangan yang ada di seberang jalan.
"Dia tidak ada di sana...!!"
Tiba-tiba sosok tubuh tang tak asing lewat dari lapangan itu,
'Williyam..!!' teriakku dalam hati,
'Sedang apa dia di sana? apa rumahnya di dekat sana,' aku hanya bisa melihatnya dari kejahuan. Saat dia sedikit berjalan dengan cepat ternyata di sampingnya ada Nanda.
'Kenpa selalu ada nanda?' aku sedikit mendesah karna kesal. Aku meninggalkannya dan menutup tirai kamarku dan aku segera mandi dan membereskan tugas-tugasku untuk esok hari.
......
Setelah beberapa menit kemudian
aku keluar dari kamar mandi dan segera membereskan rambutku dan turun ke bawah menuju dapur. Aku melihat ayah dan mama sedang berbincang-bincang dengan gembira."Malam sayang, kamu sudah pulang yah.? Sini makan malam sama kami. Mamamu udah bikin makan malam untuk mu." ajak ayah dengan selengkung senyuman di wajahnya.
Aku tersenyum dan berlari menuju meja makan dengan semangat,
"Malam juga ayah mama, mari kita makan malam! Aku sudah lapar, pasti masakan mama sangat enak!" seruku dengan semangat.
Makan malam yang sangat enak tapi banyak pertanyaan yang ingin aku dapatkan jawabannya.
'Kenapa selalu ada Nanda saat bersama Williyam di sore hari? Apa aku cemburu melihat mereka? Mengapa aku cemburu? Dan siapa yang menyelamatkan ku di tangga pada saat itu?'
Akupun segera ke kamar selesai makan malam, aku membuka buku pelajaranku dan langsung ku kerjakan,saat aku lihat ke jam jarum jam sudah menunjuk jam 9 malam.
Aku hanya bisa menatap lurus ke buku ku dan tiba-tiba aku meneteskan air mata,
"Aku...a.. Aku mengangis? Kenapa air mata inu keluar? Kenpa?" aku hanya bisa mematung,,..............
"Hmm... Ah ternyata sudah pagi, ahh.. Leherku kaku. Aku tertidur di meja? Wah.. Sudah jam berapa ini?" aku melihat ke arah jam dinding.. "T I D A K....!! Jam 06.40! Aku bisa terlambat, ah.. Tidak...!!" aku berlari mengambil seragam dan handuk dan berlari menuju kamar mandi. Terasa berat sekali badanku untuk di ajak bergegas untuk keluar Bathtab ini, rasanya ingin tetap disini sambil menikmati air hangat yang mengguyur badanku. Aku bergegas keluar dari kamar mandi itu dan mempersiapkan diriku untuk menghadiri kelas pelajaran dan hari yang baru di sekolah.
"Wahh... Segarnya...!" aku membereskan diriku dan mengambil tas dan segera berlari menuju gerbang,
"Ma.. Pah.. Aku pergi dulu yah!"
Seruku sambul melambaikan tangan, aku membuka gerbang tapi Rendy tidak ada di depan.
Aku berjalan menuju halte bus,
"Huh... Apa dia sudah pergi duluan? Ah.. Aku pasti akan terlambat!"
Bus biru no.2 datang.
Bus menuju sekolah ku, aku melangkah memasuki bus itu. Aku mencari tempat yang masih kosong, aku duduk di sebelah lelaki yang memakai handset di telinganya, tubuh tinggi memakai seragam SMA dan jaket hitam menutupi simbolnya. Rambutnya sangat panjang dari rambut pada umumnya pada cowok. Wangi shamponya sangat terasa, aku memalingkan pandanganku ke arah lainnya, tiba-tiba ada yang jatuh ke pundakku terasa berat dan aku memandang ke arahnya ternyata kepalanya jatuh kepangkuan bahuku matanya tertutupi karna rambutnya. Aku melihat ke arah matanya yang tertutup, wajahnya tak asing lagi dia adalah 'williyam?' kenapa?Aku hanya bisa mematung dan berdiam menatap lurus dan tak ingin mengganggu penumpang dengan t'riakanku, aku menatap ke arahnya dia terlihat kelelahan dan terlelap.
'Huh.. Sepertinya dia sedang mimpi indah di pangkuanku..,,' aku memberanikan diri untuk memindahkan kepalanya dari bahuku. Aku menyentuh kepala dan bahunya perlahan dan menyandarkannya ke jendela. Aku hanya bisa menatapnya dengan jarak yang sangat dekat dan rasa gugupku yang selalu muncul kapanpun bisa datang. Aku merasakan sesak dan tak dapat merasakan oksigen yang masuk ke paru-paru ku, aku rasanya ingin teriak sekuatnya tapi.., jantung ini terus berdegup kencang.'Aku tak tahan lagi dengan situasi ini.' seruku dalam hati. Aku melihat gerbang sekolahku, aku meraih tombol merah yang menyatakan akan ada penumpang yang hendak turun di sekolah itu. Saat bus tersebut berhenti aku bergegas turun dari bus itu dan tak menghiraukan apa kata orang ketika melihatku berlari dari dalam bus itu. Aku menghembuskan nafas panjang serasa lega dan terasa seperti telah terlepas dari kejaran anjing. Aku menaruh tas ku diatas meja dan ingin rasanya keluar dari kelas itu dan berteriak di lorong setiap ruangan. Saat hendak keluar aku bertemu dengannya lagi... Williyam
Dia mencengkaram pundakku dan menatapku dingin, menurutku dia tak terlihat bagus untuk hari ini. Dia melepaskan cengkramannya dan menuju ke bangkunya, aku yang barusan melihat tingkahnya terheran-heran dan tak tau apa sebenarnya yang terjadi. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan menepuk keras kedua pipiku. Rasanya ini sebuah mimpi yang membawa pertanda buruk, kenapa manusia songong itu tiba-tiba beruah cuek? Aku masih berada diambang pintu kelasku, ketika aku hendak melangkahkan kakiku ingin ke luar dr kelas itu tubuhku tertarik ke dekap pelukan hangat seseorang yang selalu ada buatku.
Aku menatap keatas melirik dan melihat kesosok lelaki yang mendekapku dengan erat tersebut. "Apa yang kau lakukan Rendy? Kita di sekolah untuk apa kau memelukku di depan banyak orang?", aku mencoba melepaskan pelukannya tapi tetap saja tenaga dalam yang ku keluarkan tak mempan melepaskan pelukannya yang sangat erat ini. Ada rasa dan sensasi tersendiri di setiap pelukan Rendy, entah apa yang membuat Rendy sangat ingin memelukku dan tak ingin melepaskanku.
KRING...
Bel sekolah menunjukan pertanda bahwa jam pelajaran akan di mulai. Rendy mengusap kepalaku dan meninggalkanku dengan lambayan tangannya yang begitu besar dan lebar tersebut. Aku masih berdiri di depan kelas dan banyak siswa yang berlalu-lalang melewatiku. Aku masih tak menyangka apa yang barusan di alami gadis bodoh seperti dia selama beberapa menit ini. Aku masih belum mengerti apa yang sedang terjadi sebenarnya dengan kedua teman lelakinya itu. Aku melangkah masuk kedalam kelas dan menuju bangku ku, entah apa yang ku bingungkan saat ini tapi dalam benak aku masih meronta-ronta kebingungan.
Hana yang masih belum mengerti apa yang teradi dengannya dan kedua temannya tersebut terlihat sangat kebinggungan. Dia tidak terlihat konsentrasi slama plajaran berlangsung, di tengah kebinggungan Hana. Williyam menatapnya dari kejahuan dan Rendy di kelas yang berbeda dengan Hana dan Williyam masih terlihat seperti mayat hidup di kelasnya yang tak mendengar sedikitpun jarum yang jatuh ke lantai. Rasanya semuanya sedang kacau, entah apa penyebabnya.
Apa yang sebenarnya yang sedang terjadi dengan Rendy, Hana, dan Willyam? Dan apa sebenarnya hubungan Nanda dan Williyam? Ikuti kisah lanjutannya...
Pengumuman:
Bagi kamu pembaca setia WITH OUT FOR YOU saya ucapkan sebesar-sebarnya minta maaf saya karna sangat lama mengupdet cerita ini. Ini semua karna waktu yang saya miliki tidak banyak untuk menemani kisah ini bersama anda semua setiap bulannya. Jadi mohon perhatian dan kesabarannya. Trimakasih atas perhatiannya saya ucapkan TrimaKasih buat kamu semua.
Janngan lupa votte, coment (kalau perlu), follow dan tambahkan buku saya keperpustakaan kamu supaya kamu tau updetan selanjutnya dari cerita ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
With out For You
RomanceTerkadang aku harus melihatmu dari belakang. Harus melihat punggungmu saja. Tapi saat aku berbalik meningalkanmu kau slalu datang dan mencegahku sampai pada akhirnya kau dan aku bersama bergandegan tangan dan selalu tersenyum bersama. Saat keheninga...