Damian penggangu

2.6K 86 46
                                    

"Loh tin, kamu mau kemana ?" tanya bapak sambil duduk di kursi depan sambil ngopi dimalam hari
"mau ngedate pak" jawabku sambil memakai sneakers butut kado damian 2 tahun yang lalu.
"apa ngedate ? apa itu ?" tanya bapak sambil menutup korannya dan melihatiku
"ngedate itu, martin mau belajar kelompok gitu. Belajar kelompok kalo di inggris itu ngedate pak" jawabku sambil menunduk, berusaha menahan tawa
"loh kok gabawa buku ?" tanyanya lagi.yah kepo.
"tugasnya di laptopnya si luwis pak" kataku lalu salim ke bapak
"oh yaudah, jangan pulang lebih dari jam 10. kalo gak kamu tidur sama si shawn" kata bapak yang membuatku memasang tampang ngeri

sungguh jangan kalian bayangkan shawn adalah lelaki tampan berotot, berjambul, dia bule walaupun pada kenyataannya dia putih dan gemuk. ya! dia shawn, kambing hadiah ulang tahun ibu tahun lalu yang dibelikan bapak. Ibu menamainya shawn karena dia tergila gila kepada penyanyi amerika yang katanya bernama shawn mendel eh.. shawn mendes.

-

hari ini, gue ajak si dua ngajak dia jalan jalan ke taman lily favorit gue, Damian, dan Louis.

"Eh kamu tau gak tin, kemarin itu ya gue denger suara suara aneh gitu suka nggoda cewek" kata dua sambil menunjuk semak semak yang dua hari lalu tempat gue,dam,louis nggodain dia.gawat tingkat urgent.
"hah ? serius kamu du ? paling kamu halusinasi" kataku sambil memasukkan tangan ke saku dan juga berjalan cool.
"beneran deh, suer gak nipu gue mah" katanya sambil memberi tanda orang foto pake 2 jari
"oh yaudahlah..eh ada sate itu, makan kuy" ajakku sambil mengalihkan perhatian.

sedih. gue mau pakai aku kamu ke dia. eh dia pake lo gue.

saat kita berdua menunggu pesanan, si dua dan gue fokus sama Hp mulu, gaada yang memulai pembicaraan sampai...

"eh tin, eh du" sapa seseorang yang familliar banget
"eh halo dam, sini" kata dua sambil dadah dadah gitu ke kamera. eh enggak ke damian kok
"lah anjir, ngapain dia kesini coba" gerutuku
"eh du, makasih ya udah diajak makan bareng hahaha" kata damian duduk disebelah dua seenak jigong
"ah iya gapapa kok, lagian katanya si martin mau traktir, lagian biar rame yaudah gue line lo" kata dua yang membuat gue mengaga lebar
"eh enak aja, ya lo bayar sendiri dong" kataku sambil memutar mata
"ya, sekali sekali napa garrix" kata damian mencowel cowel lenganku
"dih apaan lu gerik gerik ? nyogok gue ya?" kataku sarcasm
"udah udah, kalo lo gamau traktir damian, yaudah gue aja yang traktir dia" bales dua sambil menatap gue kesel
"eh..gagitu iya udah lo mau pesen apa dam ?" tanyaku sambil berusaha halus kepada makhluk halus ini. Malu coy, masa yang traktir si dua. muka gue sebagai cowok mau dikemanain coba.

makanan pesenan kita pun dateng dan kita makan dengan lahap. Tapi satu yang gue keselin,  Damian penggangu banget ah, dia ngomong mulu sama si dua. lah gue dijadiin jangkrik.

"eh dam udah sono pulang" kataku sambil mendorongnya keluar tenda makan
"ih apaansih, orang gue mau ikutan kalian kok" katanya cemberut
"udahlah bertengkar terus, udah jam setengah 10 ini" kata dua jengkel

gawat setengah 10. gue gamau tidur sama si shawn lagi.

"eh du, pulang yuk udah malem" kataku sambil memegang bahunya
"yaudah deh, ayo" katanya tersenyum
"udah gue aja yang nganter" kata damian. kan dia resek banget, untung temen gue
"gue aja" kataku sambil menarik tangan mbak dua
"gue"

"gue"

"gue"

"gue"

"udah diem, gausah bertengkar" kata dua membentak
"eh maaf, lagian damian ngeselin banget ! dia itu pesulap gadungan !" kataku terkikik aneh
"apaan ? udah sono lo pulang, gamau tidur sama si shawn kan ? udah jam 10 kurang 20 menit ini, apa lo kepingin disun..." damian langsung gue bekep mulutnya
"bawel, iyaudah gue pulang. eh du maaf ya gabisa nganterin, kamu sama damian aja ya ?, bapakku minta tolong nih minta dipijet" kataku memasang muka memelas sambil melihat hp. Alibi biasa demi damian gak ngucap kata sunat.
"oh iya gapapa, titip salam buat bapak lo ya" kata dua sambil tersenyum
"udah sono cepetan" kata damian mengejekku.
"untung temen, yaudah anter dua pulang ya, awas lo gak nganter dia sampai rumah" kataku berbisik sambil memeluknya ala ala cowok masa kini
"gue anter sampai kamar" kata damian usil. dan langsung mendapat tabokan dari tanganku ini.

setelah dadah dadah ke dua sama damian, gue pun pulang
pikiran gue sekarang "semoga gue gak tidur sama si shawn"

satu hal yang wajib kalian ketahui, Damian nyebelin tingkat kurcaci sumpah. Untung temen gue. -martijn

--

YO GEZZ GAJELAZ SEKALI CERITA INI. MAKLUM GUE NEW AUTHOR *EEAA EMANG ADA YANG BACA YA ? THANKS BTW

-need vomments and comments

Martin Mau Sunat [ m.g ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang