CHAPTER 1

62 3 6
                                    


Sedikit berkas subuh menjalar ke pukul enam lewat. Terhembus angin dingin menyusup pelan menyentuh kulit. Lalu lalang manusia dengan kesibukan masing-masing. Gurat kelelahan di wajah paling nampak yang berstatus pegawai. Memang tidak banyak pilihan. Terkadang ingin mempertimbangkan, menikmati atau terpaksa. Siapa yang sempat memperhitungkan, tatkkala kebutuhan sudah menuntut lebih dulu. Waktu pun enggan menunggu. Menyesuaikan adalah keadaan terbaik.

Beberapa toko di pinggir jalan sudah buka. Dominasi toko makanan. Tindakan yang tepat memang, tidak jarang pengendara yang singgah, atau pegawai kantoran yang bermukim di sekitar toko. Sedangkan toko pelayanan jasa seperti laundry, percetakan, dan distro, rata-rata setelah pukul sembilan pagi mereka buka.

Sekitar satu meter dari zebra cross yang sudah memudar pengendara motor vespa kombinasi matic berhenti melaju. Kepulan asap abu-abu bergerak lincah mengepung udara bersih. Tulip terperanjat dari dudukan motor saat klakson saling sahut menyahut. Prilaku nyaris jadi tradisi tanpa menyadari akibat ketidak sabaran padahal baru selisih satu detik lampu merah berganti hijau. Tidak ada niat ingin ambil bagian, motor Tulip melaju setelah jarak antara pengendara lain tidak lagi serapat sebelumnya. Syukur hanya satu lampu merah yang dilewati.

Ditepikan roda duanya saat tiba depan pintu pagar. Beruntung dapat kontrakan tidak jauh dari kantor yang berpusat di Yogyakarta, sekitar dua puluh menit sudah sampai. Daripada mengatakan kantor, dari luar lebih akrab di kata rumah sungguh sederhana. Papan nama kantor terlalu menjorok kedalam, belum lagi pohon mangga bertumbuh jangkung, lebar lagi, sukses mensabotase sebagian tulisan. Mengundang orang-orang berpikir, pemilik berniat tidak ingin ditemukan. Mungkin lupa apa fungsi papan nama.

Tanpa jaminan, pasti belum ada yang tiba setelah melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan masih pukul tujuh. Terbukti pagar masih rapi dan tergembok. Hari ini Tulip memang berencana datang lebih awal. Ada banyak kerjaan yang harus diselesaikan pasca absen kemarin akibat demam.

Ditengadahkan kepala sebentar menatap langit. Cahaya matahari terpecah memandikan bumi. Cuaca sedang bagus-bagusnya. Langit biru masih bersih, tak ada pasukan awan mengambil sebagian wilayah, tapi sepertinya mereka akan menyusul. Burung merpati tanpa pemilik terbang berpindah-pindah pohon mencari sarang yang tepat. Salah satu pilihan pohon mangga satu-satunya di halaman kantor. Berhasil berkembang tanpa ada yang menghiraukan. Makhluk tuhan yang baik. Semoga apapun yang akan menghampiri hari ini sebagus cuaca pagi ini. Sederet doa kecil dalam hati.

Digiring roda duanya masuk ke parkiran setelah membuka pintu pagar ber-cat putih yang mulai terkelupas, akibat efek korosi lebih terekspos. Sedikit mengikuti konsep anak kost-an. Masing-masing karyawan memiliki kunci. Jika ikutan gaya klise taruh di bawah pot, dijamin esok pagi kunci itu sudah berpindah tangan di orang tak dikenal. Lagi pula Rusdi sangat percaya pada karyawannya yang hanya beberapa. Baginya kualitas lebih penting dibanding kuantitas.

Jalanan masuk yang mampu dilewati roda empat di apit sisi kiri dan kanan beberapa kembang. Tiga pot kembang lidah mertua setinggi empat puluh sentimeter menghias sisi kiri dan dua pot anggrek putih dan anggrek ungu bercampur putih menghias sisi kanan. Semua kembang di sayap kanan sudah gugur semua. Sementara sayap kiri akan menyusul almarhum. Beserta rumput liar akan bernasib sama dengan yang lain. Yang indah saja binasa terlebih yang liar. Semenjak istri Rusdi jarang berkunjung karena bisnis kuenya sedang naik daun, tidak ada lagi yang bisa mengurus tanaman. Pilihan terbaik, jika tidak bisa mempertahankan lebih baik melepas. Dalam kurung Rusdi Prayitno. Taman yang tragis. Rusdi terlalu menyayangkan uangnya jika harus menggaji khusus perawat halaman tiap bulan. Cukup dengan cleaning service, satu orang yang akan membabat habis seluruhnya. Jadi tidak ada lagi yang perlu di rawat. Ah, terkecuali pohon mangga biar tidak terlalu gersang.

HE FOR SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang