Chapter 1

3.3K 194 56
                                    


WARNING!!!

IF YOU DON'T LIKE BOYS LOVE/SHONEN AI/YAOI, PLEASE JUST IGNORE IT.

OFFGUN/OFF JUMPOL ADULKITTIPORN-GUN ATTHAPHAN POONSAWAS

PERAYA/SINGTO PRACHAYA RUANGROJ-KRIST PERAWAT SANGPOTIRAT

ROMANCE, FANTASY, M, AU, OOC

ALL CAST BELONGS TO GOD AND THEMSELVES

~Nappeun Bamie~

Cerita ini terinspirasi dari manga dan anime Sex Pistol, jadi bila ada kesamaan konsep atau pun ide cerita harap maklum.. hehehe ^^)V Hope you enjoyed..

Chapter 1

.

Ruang megah membentang sepanjang netra memandang. Lapisan-lapisan ruang menumpuk tersusun menjulang ke atas. Rentetan ruang bersanding sejajar pada tiap lapisannya. Semua terkumpul menjadi satu membentuk sebuah bangunan megah nan menakjubkan. Sebuah tempat di mana banyak orang berkumpul mencari kebutuhannya. Sebuah tempat di mana berpasang-pasang mata memenuhinya. Sebuah tempat yang mereka sebut dengan mall.

Ia langkahkan kakinya menyusuri tiap store dan stand yang ada di dalam mall yang cukup besar di Bangkok. Membeli beberapa barang atau hanya sekedar melihat-lihat yang tersedia di toko yag ia singgahi. Dengan tangan yang cukup penuh dengan barang belanjaannya, tak menghentikan langkahnya untuk berkeliling di pusat belanja tersebut. Terus berjalan seorang diri hingga langkahnya terhenti karena sesuatu yang menarik perhatiannya.

Ia pandangi sesosok pria mungil dari kejauhan. Pria mungil itu berdiri seorang diri di dekat elevator dengan mengenakan uniform yang sama dengannya. Ia tak mengenal pria tersebut, namun pria tersebut terlihat aneh di matanya. Terlihat kabut berwarna ungu yang sangat tipis menyelubungi tubuh pria tersebut. Berbeda dengan yang lainnya, yang terlihat lebih tebal atau bahkan tidak ada sama sekali.

"Apa dia setengah Apes*?" Gumamnya melihat hal tersebut. "Hmm.. Tapi biasanya tidak setipis itu." Gumamnya kembali. Karena tak ingin mengambil pusing akan masalah tersebut, ia pun memilih mengabaikan hal tersebut dan memilih beranjak dari tempat tersebut. Namun ia mengurungkan niatnya, karena melihat pria tersebut nampak begitu gusar bahkan lebih terlihat seperti ketakutan. Dengan langkah pasti ia mendekat ke pria tersebut.

"Sawadee khap?" Sapanya pada pria tersebut setelah mendekat. Mencoba menyapa seramah mungkin agar pria tersebut tidak takut pada dirinya.

"Sa.. sawadee khap." Jawab pria mungil tersebut tergagap karena merasa terkejut dengan sapaannya. Wajah itu terlihat begitu tegang, namun mengendur saat ia berikan senyuman kepada pria mungil tersebut.

"Eh?" Sentaknya saat melihat kabut ungu pada tubuh pria tersebut menghilang sempurna dari tubuh pria tersebut. Ia terheran dengan hal tersebut, namun kembali ia abaikan karena ia lebih mengkhawatirkan keadaan pria yang ada di hadapannya kini. "Kenapa kau terlihat gusar?"

"Aku takut keramaian." Jawab pria tersebut singkat.

"Lalu kenapa kau sendiri di sini?" Kembali ia bertanya.

"Tadi aku bersama dengan temanku, namun kami terpisah di toko itu saat banyak orang-orang berkerumun di sana." Jawabnya sambil menunjuk sebuah toko pakaian tempat pria itu terpisah dengan temannya. "Dan panggilanku tak juga diangkat olehnya." Lanjut pria itu dengan wajah yang hampir menangis.

"Sudah berapa lama kalian terpisah?"

"Mungkin sejam yang lalu."

"Ooii.. Itu sudah lama sekali. Kenapa temanmu tidak juga mencarimu yah. Tega sekali." Ujarnya sedikit kasihan dengan pria mungil yang ada di hadapannya. Namun sedikit tergelitik karena melihat pria itu seperti anak SMP yang kehilangan ornag tuanya di pusat perbelanjaan. Lihat saja perawakannya yang mungil dan wajahnya dapat terbilang sangat imut. Jika ia tidak menggunakan seragam, pria itu takkan terlihat seperti anak kuliahan. Ia tersenyum memikirkannya.

Sense and TensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang