WARNING!!!
IF YOU DON'T LIKE BOYS LOVE/SHOUNEN AI/YAOI, PLEASE JUST IGNORE IT.
OFFGUN/OFF JUMPOL ADULKITTIPORN-GUN ATTHAPHAN POONSAWAT
PERAYA/SINGTO PRACHAYA RUANGROJ-KRIST PERAWAT SANGPOTIRAT
ROMANCE, FANTASY, M, AU, OOC
ALL CAST BELONGS TO GOD AND THEMSELVES
~Nappeun Bamie~
Cerita ini terinspirasi dari manga dan anime Sex Pistol, jadi bila ada kesamaan konsep atau pun ide cerita harap maklum.. hehehe ^^)V Hope you enjoyed..
Chapter 3: Inevitable
Suara mesin tak lagi terdengar. Terhenti pada barisan kendaraan beroda empat seluas area yang disajikan. Memarkirkan mobilnya, itulah yang Gun lakukan sesampainya ia di area parkir kampusnya. Setelah memastikan semuanya tertutup, ia pun keluar dari mobilnya bersama pemilik mobil tersebut. Setelah memastikan mobil telah terkunci, mereka pun bergegas menuju kelas masing-masing, hingga seseorang datang menghampiri mereka.
"Sawadee P'Off, P'Gun." Sapa seorang pria berkulit tan kepada mereka dengan ramah.
"Sawadee Singto." Balas Gun kepada nongnya yang ia panggil Singto. Sedangkan Off hanya melenggang tanpa menjawab sapaan Singto.
"Ah. P'Off? Kuncinya?" Tanya Gun sebelum Off pergi menjauh.
"Kau pegang saja anak magang. Besok kau masuk kerja bukan? Antar aku kembali." Jawab Off dengan santainya seakan barang yang ia titip hanyalah sebuah pulpen.
"Lalu kau pulangnya bagaimana, pi?" Tanya Gun kembali, karena mobil tersebut milik Off.
"Aku akan menumpang mobil si singa itu." Jawab Off sambil menunjuk Singto, yang tentu mendapat protes dari sang korban.
"Oi.. Pii.. setelah kau mengabaikanku dengan seenaknya kau meminta tumpangan padaku? Seperti aku akan mengizinkanmu saja." Sungut Singto atas perlakuan Off yang seenaknya. Namun tak ada rasa benci tergambar di wajahnya.
"Aku tidak memintamu. Aku memerintahmu." Balas Off angkuh lalu meninggalkan mereka berdua.
"Oiiii piii! Dasar ular air. Ku masukkan ke dalam ruang pendingin baru tahu rasa kau." Sungut Singto kembali atas perlakuan Off. "Ah. P'Gun aku duluan. Aku harus memberi pelajaran pada orang itu. Pai phe." Pamit Singto kepada Gun karena harus segera menyusul seniornya yang melarikan diri.
"Pai nong." Izin Gun. Singto pun melesat menyusul Off.
"Hai pi, sepertinya ada kemajuan kau bersamanya." Celetuk Singto setelah berhasil menyusul Off. Melupakan kejadian sebelumnya saat mereka berpapasan. Yah karena memang hal tersebut sering terjadi di antara mereka berdua. Dan semua akan berlalu begitu saja. Perselisihan yang menggambarkan akan keakraban mereka.
"Oi. Apa maksudmu oh?" Tanya Off sedikit kesal dengan penuturan Singto.
"Yah. Ku lihat kau semakin dekat saja dengannya. Eh eh eh?" Goda Singto.
"Oi!" Hentak Off yang mengundang tawa dari Singto.
"Kau masih memanggilnya anak magang pi?" Tanya Singto karena ia masih mendengar seniornya yang merangkap roommatenya itu memanggil Gun dengan panggilan 'anak magang'.
"Aku selalu lupa namanya." Jawab santai Off. Seakan sebuah nama bukan hal yang penting. Sebuah kebiasaan buruk yang Singto sendiri bingung bagaimana harus mengingatkan seniornya tersebut.
"Kau keterlaluan pi. Sebagai heavy seed, kau termasuk bodoh dalam mengingat nama pi." Heran singto. Sebagai madararui dari ras campuran snake eyes dan dragon yang termasuk kalangan atas, sulit mengingat nama saja sudah merupakan kelemahan dari kalangan mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/107371808-288-k213358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense and Tension
FanfictionTak beralasan dan tak ada kepastian. Sebuah kenyamanan akan keduanya yang saling membutuhkan. Tak ada yang dapat menolak, semua terikat pada rasa yang sudah ditakdirkan. OffGun/Peraya/slight: OabGun/Romance/Fantasy/M/OOC.