WARNING!!!
IF YOU DON'T LIKE BOYS LOVE/SHOUNEN AI/YAOI, PLEASE JUST IGNORE IT.
OFFGUN/OFF JUMPOL ADULKITTIPORN-GUN ATTHAPHAN POONSAWAT
PERAYA/SINGTO PRACHAYA RUANGROJ-KRIST PERAWAT SANGPOTIRAT
ROMANCE, FANTASY, M, AU, OOC
ALL CAST BELONGS TO GOD AND THEMSELVES
~Nappeun Bamie~
Cerita ini terinspirasi dari manga dan anime Sex Pistol, jadi bila ada kesamaan konsep atau pun ide cerita harap maklum.. hehehe ^^)V Hope you enjoyed..
Chapter 4:
.
"P'Oooffff!"
Terdengar teriakan yang cukup nyaring berasal dari arah belakang Singto, yang ia kenal pasti siapa pemilik suara tersebut. Suara dan langkah kaki sosok itu membuatnya ingin meruntuk pada pria di hadapannya yang sedang tersenyum manis pada sosok yang berteriak tadi.
"Sawadee khub Pi." Sapa sosok itu sambil mendudukan diri di samping Off, sosok itu yang tak lain adalah Krist. Pria yang menjadi topik pembicaraan antara Singto dan Off sejak tadi. Setelahnya menyusul pria mungil lainnya yang mendudukan diri di bangku samping Singto berada, Gun. "Tumben sekali kau makan di kantin kampus pi?" Tanya Krist.
"Aku sedang menemani temanku menguntit seseorang." Jawab Off santai yang tentu mendapat tatapan mematikan dari Singto.
"Kau cari mati, eh?" Ancam Singto yang dibalas hanya dengan tawa dari Off.
"Akhirnya kita bertemu lagi." Ujar Krist sambil menatap Singto yang berada di sebrang mejanya. "Jadi ini pria yang kau sembunyikan identitasnya p'Off?" Lanjut Krist bertanya pada Off sambil memasang wajah mengintimidasi yang terlihat menggemaskan di mata Singto.
Tak menjawab pertanyaan Krist, Off langsung berdiri dan menjulurkan tangannya di depan wajah Gun yang sejak tadi terdiam. Off menggerakkan kepalanya memberikan isyarat kepada Gun untuk bangun dan pergi bersamanya. Namun tak ada respon dari Gun yang hanya menatap tangan Off yang masih terjulur. "Oi. Kenapa kau lamban sekali. Ayo kita cari tempat lain. Dan kalian nikmatilah waktu kalian." Off pun pergi meninggalkan Singto dengan Krist sambil menarik tangan Gun yang masih terdiam. Pergi menjauh memberikan waktu kepada Singto dengan Krist untuk saling mengenal.
"Dia menyebalkan." Runtuk Singto atas aksi Off. "Makanlah dulu." Ujar Singto mendadak lembut kepada Krist, berbeda dengan berbicara kepada Off sebelumnya.
"Eh." Jawab Krist singkat, hanya ditinggalkan berdua dengan orang asing membuatnya merasa canggung.
"Kau masih mengenakannya?" Tanya singto di sela makan mereka.
"Ah, tidak. Aku sudah mencucinya, karena aku harus mengembalikannya padamu. Tapi aku tidak tahu bagaimana mengembalikannya. Saat itu kau langsung meninggalkanku." Jawab Krist.
"Singto, Singto Prachaya Ruangroj. Tahun kedua fakultas teknik. Maaf untuk soal malam itu." Ujar Singto dengan nada penyesalan. Ia akui saat malam itu ia telah melakukan hal bodoh. Walau tak sepenuhnya ia menyesal akan kejadian malam itu. Bagaimana pun mendapatkan ciuman dari sosok yang dikagumi adalah sebuah keberuntungan yang manis, bukan?
"Eh, tak apa. Tapi kau harus membayarnya pi." Balas Krist sedikit menyeringai.
"Katakan apa maumu agar aku bisa membayarnya." Sanggup Singto.
"Akan aku pikirkan" Jawab Krist, menunda inginnya, karena saat ini yang terpenting adalah sosok yang ada di depannya kini. "Oh ya, kau pasti sudah tahu aku dari p'Off bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense and Tension
FanfictionTak beralasan dan tak ada kepastian. Sebuah kenyamanan akan keduanya yang saling membutuhkan. Tak ada yang dapat menolak, semua terikat pada rasa yang sudah ditakdirkan. OffGun/Peraya/slight: OabGun/Romance/Fantasy/M/OOC.