Pemuja Rahasia

1.5K 42 1
                                    

16.45 WIB, Indonesia

Belanja, nonton dan makan menjadi hiburan tersendiri untuk kami para single. Cara efektif menghabiskan waktu libur dan rasa stress karena pekerjaan. Meskipun kadang tidak baik juga untuk kondisi dompet apalagi rekening.

Amirah si ratu shopping mondar mandir memindah belanjaan dari mobil kedalam rumah. Aku dan Meira berpandangan menahan tawa yang akhirnya terlepas juga.

"By the way, mau kopi?" kataku beranjak dari sofa tamu

"Boleh deh."

"Aku jugaaa yaa..." teriak Amirah dari dalam kamar

Tok... Tok... Tok...

"Siapa ya?" Aku berhenti sejenak dan menoleh ke arah Meira, dia hanya menggeleng tanpa kata

"Lisa? suaminya kan sedang dirumah. Mana mungkin dia bisa keluyuran."

"Teruuuuuus?" Aku dan Meira hampir bersamaan, mata kami saling bertemu

"Kelamaan ah, biar aku buka pintunya, kamu bikin kopi gih. Punyaku jangan terlalu manis ya."

Meira berjalan menuju pintu, lalu membukanya. Seorang petugas mengantar bouquet bunga dan sekotak coklat lengkap kartu ucapan dalam amplop. Tidak tertera nama pengirim ataupun penerima. Hanya tertera alamat kirim yang sudah sesuai dengan alamat rumah.

"Siapa Mei?" Tanyaku dari pantry

"Pengantar paket Zi, tapi gak ada penerimanya."

"Salah kirim kali, alamatnya gimana?"

"Bener kok, Cuma ada amplopnya sih."

Amirah muncul tanpa suara dan mengagetkan Meira, ia mengambil Amplop pink dari tangan Meira. Dan mulai membuka. Diantara kami bertiga hanya Amirah yang memiliki pasangan dengan status kekasih. Namun dia lebih senang menyebut dirinya sebagai "Jomblo Taken" . Pernikahannya sempat dibatalkan. Emm... lebih tepatnya ditunda untuk waktu yang tidak pasti. Tidak putus namun hanya kegamangan hati. Belum siapnya mental untuk menikah kemudian menjalani kehidupan dengan calon suami. Sebenarnya dari study kasus yang ada, hampir sebagian besar calon pengantin memang akan mengalami fase demikian. Bimbang. Akankah mereka nantinya tetap bisa bersama. Mungkinkah akan bisa menghadapi segala masalah yang timbul dengan saling mengalah tidak menyulut ego masing-masing. Mungkinkah pasangannya adalah orang yang sudah tepat. Pada fase ini biasanya dimulai dari masa persiapan pernikahan. Jika pada tahap persiapan tetek bengek pernikahan saja kedua calon pasangan tidak mampu saling memahami dan mengalah arah kedepannya akan semakin sulit. Karena masalah dalam rumah tangga akan lebih rumit. Bukan lagi menyangkut dua orang dua hati. Tapi keluarga besar dan masyarakat.

Amirah merasa pengirim bouquet dan sekotak besar coklat itu adalah kekasihnya. Tidak diragukan dan tidak ada yang meragukan. Aku tersenyum dari balik jendela kaca pantry melihat tingkah Amirah. Maklumlah usianya lebih mudah diantara kami berlima.

Berlima, kami para perempuan rantau yang tangguh kecuali Anya. Aku, Amirah, Meira dan Lisa memiliki kampung halaman. Sementara Anya adalah penduduk asli kota pahlawan. Namun beberapa bulan terakhir Anya disibukkan dengan berbagai dokumen beasiswanya dan bimbingan untuk study lanjutan ke Luar Negeri. Anyaberhasil masuk Universitas Kanazawa. Yang artinya dia berhasil menjadi seperti kami berempat. Para perempuan rantau yang tangguh.

Anya memiliki pribadi lebih pendiam diantara kami berempat, itu awal-awal saat kami bertemu. Berselangnya waktu dia menjadi bawel melebihi Amirah. Badannya kurus meskipun porsi makannya 2 kali porsi makanku. Program magister di Kanazawa University sudah menjadi targetnya sejak kami saling mengenal. Usianya lebih tua 2 tahun dariku tapi face dan ukuran badannya lebih pantas menjadi adik kelasku.

The ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang