Flight to Japan

1.2K 34 0
                                    

Dua tahun berlalu,

Lisa sudah melahirkan dan sekarang anaknya berusia 17 bulan, dia mengajukan pindah dinas ke jakarta mengikuti sang suami. Meira akhirnya bertunangan dengan senpai dari jepang dan penghujung tahun ini akan menikah. Anya ternyata kecanduan pendidikan, beasiswa program doctoral di Tokyo Institute Technology pun di kantongi. Amirah lulus dengan nilai yang memuaskan sehingga ia mulai mendapat posisi cukup baik ditempat kerja baru, ia masih bersama dengan Udin namun belum memiliki tanggal pasti untuk pernikahannya. Dan aku, Masih sama. Tetap sendiri dengan berbagai kesibukan.

Aku sekarang tidak tinggal satu rumah lagi dengan Amirah, karena beberapa hal aku harus tinggal di Apartment yang memiliki akses mudah ke bandara. Kesibukanku sekarang berkunjung dari satu kota ke kota lain, bahkan terkadang ke negara lain. Semua dilakukan untuk promo dan bedah buku-buku yang telah aku tulis dan berhasil diterbitkan.

Perbedaanku dengan dua tahun yang lalu, kali ini imajinasi jombloku berkualitas. Di temani secangkir kopi untuk 3 jam setelah shubuh dan 4 jam sebelum tidur merupakan waktu efektif menuangkan setiap ide yang masih berserakan. So, Pangeran berkuda putih tak lagi hanya khayalan, dia benar-benar datang dalam kehidupan di novel pertamaku.

Minggu depan adalah schedule ku untuk berkunjung ke jepang, Aku dan calon Doktor Anya akan bertemu, Meira-Lisa pun tak ketinggalan. Program LPDP membawa Lisa ke Jepang untuk mengambil program Magisternya. Sementara Meira mendapat kesempatan dari senpai untuk bertemu dengan calon mertuanya di Jepang. Hanya Amirah yang belum memberikan kepastian karena kesibukannya dikantor sehingga belum memiliki kesempatan cuti.

Kami mengenang bagaimana Anya bersumbar bahwa kami akan kembali bertemu di Jepang. Dan hari ini terjawab. Benar nasehat lama, bahwa ucapan adalah doa. Doa yang diijabah adalah doa seorang musyafir, doa setelah ashar di hari jum'at. Itu semua benar adanya.

Aku berulang kali melihat jarum jam di tangan, bergeraknya terasa sangat lambat.Atau aku yang norak karna menginginkan segera tiba di negara yang terkenal dengan keindahan bunga sakura nya itu. Tapi bagaimanapun juga keajaiban tetaplah keajaiban. Ini diluar nalar dan aku mampu mengikuti iramanya dengan lebih baik.

"Lisaaa...." Teriak Meira bangkit dari tempat duduk yang ada di sebelahku

"Hai..." Sapanya

"Baby Zafraaaaan, sini sayang digendong aunty." Aku mengulurkan tangan menyambut Baby Zafran

"Jadi beberapa barang sudah aku kirim ke alamat tempat tinggalku disana nantinya, dan Mas suami akan menyusul dua hari lagi karena harus menyelesaikan beberapa hal disini." Lisa menjelaskan

"Senpai dimana Mei?" Tanya Lisa

"Dia akan tiba sebentar lagi, aku kikuk Lis. Nervousku dari semalam. Dan..."

"Mei, ini masih beberapa jam. Dan pertemuan kalian masih menunggu untuk kamu tiba dijepang. Jakarta-Tokyo butuh kurang lebih 7 jam perjalanan. Jadi berhenti dengan drama indiamu. Okey." Emak-emak muda mulai mengomeli Meira

Aku tersenyum melihat perdebatan mereka. Ini sudah lama tidak terlihat karena kesibukan masing-masing. Pertemuan hanya terjadi untuk acara tertentu. Tak ada lagi shopping, nonton dan sekedar makan di luar bersama di hari libur. Aku merindukan kenangan konyol kami bersama dimasa lalu. Dan hari ini layaknya kemarau setahun yang diguyur hujan sehari.

"Surpriseeee...." Suara yang dulu sering sekali memekakan telingaku. Meira dan Lisa mengakhiri perdebatan, mereka menoleh ke sumber suara

"Amiraaaaah...." Sambung Meirah heboh

"Aku belum ketinggalan kan?" Kata Amirah mengoda

"Dan sorry aku harus membawanya. Tanpanya aku hampa." Amirah memandang kearah seorang pria, ia sengaja menggoda Udin, sang kekasih

The ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang