Mungkin kau telah lupa denganku, mari anggap saja kita tak pernah kenal sebelumnya.
Mungkin dengan begitu lebih baik untukmu.
Karena bila tidak, pisauku akan terus mengukir kebencian dalam dirimu.Aku pun begitu, aku tak ingin melukaimu. Namun aku tak bisa. Karena sejak dulu aku hanya mahir membuat masalah.
Tak banyak yang bisa ku perbuat untuk membahagiakanmu.
Aku buntu.
Pikiranku tak menentu.
Mencoba positif pun tidak akan membantu.
Waktu ke waktu.
Yang terlintas hanya satu.
Rinduku padamu, Ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terlupakan
PoetryDalam sajak, aku menyelinapkan doaku. Dalam sajak, aku memelukmu. Ketika mulut kaku membisu Ketika hati tulus diduga palsu Di tubuh puisi aku merindu Di tubuh puisi aku mengenangmu