Sejak kejadian di kafe tempo hari, Ziyan menjadi sering uring-uringan sendiri. Dia sering melamun. Kadang diam-diam mengamati Mika. Kalau Prinsa mengganggu, dia tidak segan-segan memarahi sepupunya itu. Dia masih penasaran dengan hubungan Rio dan Mika. Kenapa mereka berdua begitu dekat. Apalagi melihat tatapan Rio pada Mika, membuat Ziyan tidak suka.
Seperti saat ini, Ziyan sedang diam-diam menatap Mika. Pemuda berkulit putih itu sedang duduk menonton televisi. Di sampingnya ada Prinsa yang sibuk dengan ponselnya sendiri. Mereka baru saja selesai makan malam, lalu dengan seenaknya Prinsa mengajak Mika untuk duduk santai sambil menonton televisi.
Kadang jika Ziyan kepergok melihat ke arah Mika, pemuda berlesung pipi itu langsung membuang wajah, melihat ke mana saja. Sungguh konyol kelakuannya jika dipikir-pikir.
"Ada apa?" Mika akhirnya bertanya setelah risih ditatap oleh Ziyan. Bukan dia tak mengetahui kelakuan konyol Ziyan tapi Mika mendiamkannya saja.
"Tidak." Ziyan pura-pura tidak terjadi sesuatu.
"Kak Ziyan itu aneh."
Ziyan dan Mika menoleh berbarengan. Mereka menatap ke arah Prinsa.
Gadis itu masih tak acuh kemudian meletakkan ponselnya.
"Kak Ziyan itu aneh." Dia mengulangi kalimatnya.
"Aneh?" Ziyan mendelik tidak suka.
"Iya. Kakak itu aneh dua hari ini. Misalnya Kakak sering menatap lama Kak Mika. Lalu, Kakak juga sering mengintip kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Kak Mika. Bukankah itu aneh," jelas Prinsa.
Mika beralih menatap Ziyan. Pemuda berlesung pipi tersebut hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia kemudian melirik horor ke arah Prinsa. Bisa-bisanya adik sepupunya itu mengatakan semua itu di depan Mika.
"Apa kau sedang tidak waras?" tanya Mika.
Ziyan tidak menjawab. Dia hanya mengeluarkan cengiran aneh. Pemuda itu bingung bagaimana menjelaskan pada Mika. Dirinya juga tidak sadar bagaimana bisa, berlaku sekonyol itu.
"Kau ada masalah denganku?" tanya Mika.
"Mungkin Kak Ziyan sedang jatuh cinta," seloroh Prinsa.
Tolong ingatkan Ziyan untuk memlaster mulut Prinsa, jika gadis itu terus berbicara yang hal-hal aneh.
"Jangan percaya padanya." Ziyan menggeleng sambil menggoyangkan kedua telapak tangannya.
Prinsa tiba-tiba bangun kemudian berjalan ke tengah, berhenti persis di depan televisi yang masih menyala. Mereka berdua bingung apa yang akan dilakukan oleh gadis itu.
"Menurut teori percintaan. Jika seorang lelaki atau perempuan sedang jatuh cinta, maka mereka akan sering menatap orang yang mereka cintai secara sembunyi-sembunyi. Lalu mereka akan senyum-senyum sendiri, mirip seperti orang gila."
Prinsa menjelaskan teori konyol yang entah dari mana gadis itu dapatkan, di depan mereka berdua.
"Heh, gadis cerewet. Dari mana kau dapatkan teori konyol seperti itu?" tanya Ziyan.
"Ish... Kak Ziyan mah tidak peka atuh." Kadang Prinsa kalau bicara suka dicampur-campur.
"Terserah deh." Ziyan lelah. Dia tidak ingin mendebat gadis itu.
"Kamu pernah jatuh cinta?" Kali ini suara Mika yang bertanya.
"Belum sih Kak, di sekolahku tidak ada cowok yang tampan seperti Kak Ziyan atau Kak Mika. Jadi aku belum bisa jatuh cinta," jawab Prinsa malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Away From Me #100Day_Challenge _theWWG
Teen FictionKehidupan Mika Azkhana Sakhi berubah 180 derajat. Ketika Ibu Mika menyuruh anak dari suami barunya untuk tinggal bersamanya di Jakarta. Dia tidak bisa menolak permintaan ibunya. Bencana pun terjadi ketika adik tirinya itu tinggal bersamanya. Ternyat...