Siang ini lagi-lagi gue masih berkutat pada kumpulan soal SBMPTN yang tebelnya udah melebihi kitab suci yang dicari-cari kera sakti.
Dua bulan lagi gue mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Sangat takut dan khawatir.
Bayangkan aja gue harus melawan ribuan orang yang akan menduduki bangku perkuliahan itu.
Tak pernah terpikir gue untuk mengikuti hal seperti ini. Yang selama ini gue harapkan adalah SNMPTN alias jalur undangan.
Kapan lagi masuk universitas pilihan kita tanpa susah-susah intensif bimbel, bahkan ujian tertulis yang bisa membuat otak penat dan capek.
Tapi sepertinya Tuhan belum berkehendak. Itu artinya gue harus lebih banyak berusaha dan berdoa.
"Lexa!!" Teriak seorang gadis cempreng yang rambutnya dikucir seperti ekor kuda.
"Hm" gumam gue males.
"Jalan yok"
"Sinting kali lo ya. Gak bisa liat gue lagi ngapain?" Ketus gue.
"Mending kita sbucks aja kan udah lama gak kesitu. Ayuuukkk dunggg"
"Gue sibuk" kata gue mencoba tetap fokus namun gagal karena makhluk satu ini.
"Fine! Ini terakhir kalinya. Setelah sbm sialan ini selesai baru kita jalan lagi" balas gue nyerah.
"Siap dehh bos."
Begitulah sahabat gue salah satu ini yang selalu cerewet dan heboh tapi gue sayang. Kenapa gue bilang salah satu?
Dulunya sebelum UN selesai kami ada berempat. Gue, Erika, Peny dan Mikha.
Erika sudah lulus melalui jalur undangan jadi dia gak perlu repot-repot mau belajar untuk testing tertulis. Ah beruntungnya.
Sedangkan Penny, dia baru berangkat minggu lalu ke Singapore untuk persiapan kuliahnya. Tapi semalam baru saja dia balik ke Indo sebelum pergi lagi ke Singapore.
Kini tinggal kami berdua yang sering bertemu karena bimbel kami sama.
"Eh tau gak berita baru?" Tanya Mikha tiba-tiba sambil menyeruput Vanilla Latte.
"Gak tuh" kata gue cuek.
Tangan Mikha menarik kepala gue mendekat "Sini gue bisikkan"
Gue berusaha menjauh, "Apaan sih lo"
"Gue barusan liat..." kalimat Mikha terpotong ketika melihat seorang cowok tiba-tiba duduk disebelahnya dengan senyumnya yang manis.
"Hai Alexa Abigail"
Deg!
Seketika itu juga waktu terasa berhenti. Kenangan itu terus berputar seperti video lama yang seharusnya sudah hilang kini ditemukan dan diputar kembali.
Suatu kenyataan yang sangat menyakitkan bila diingat kembali. Semuanya tidak baik-baik saja.
Dia kembali.
Dia bener-bener kembali.
Hanya Pencipta yang tahu untuk alasan apa mereka dipertemukan kembali. Sementara di sekelilingnya cupid-cupid tersenyum merencanakan sesuatu yang tanpa mereka sadari akan berdampak luar biasa dalam hidup percintaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Mind
RomancePernah tidak suatu kali kamu berpikir tentang cinta pertamamu yang datang pas SMA? Manis. Membuatmu kembali mengingat segala yang pernah terjadi. Apa jangan-jangan aku melewatkan cinta pertamaku hanya karena aku tidak berani mengungkapkannya?