PART 3

2 0 0
                                    

Alexa masuk ke dalam kamarnya dengan gontai. Rumah besar dan mewah. Tapi ia tidak menemukan hal yang berharga di tempat ini.

Ia merasa kesepian.

"Non, mbak udah siapin air hangatnya. Non mandi dulu ya udah mau malam" kata salah seorang asisten rumah tangga, mbak Koko, yang mengetuk pintu kamar Alexa pelan.

Alexa membuka pintu kamarnya sedikit hingga menunjukkan wajahnya yang lelah.

Alexa mengangguk dan tersenyum. "Kemana semua orang mbak?"

"Tuan dan Nyonya dalam perjalanan pulang dari Australia, kira-kira tiba sekitar 3 jam lagi. Kalau non Lessy masih kuliah, den Chris di kamarnya dan non Olive udah tidur non" jelas mbak Koko.

"Yaudah mbak. Gue mau mandi setelah itu tidur. Gue udah makan tadi dan gue lagi gak mau diganggu. Permisi" pamit Alexa dan menutup kembali pintu kamarnya.

Alexa beranjak untuk membersihkan tubuhnya. Setidaknya ia merasa lebih segar kali ini.

Setelah itu ia menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke atas king size miliknya dan membuka aplikasi gallery di iphonenya.

Jempol Alexa berhenti pada suatu foto yang sudah lama berada di gallerynya.

Alexa menatap langit-langit kamarnya. Membiarkan semua kenangan ini datang kembali merasukinya.

Flashback on 2 tahun yang lalu...

Hari ini adalah hari pertama gue memakai seragam putih abu-abu. Tapi menurut gue, semuanya ini biasa saja. Tidak seperti remaja lainnya yang begitu bersemangat di hari pertamanya di tingkat lebih tinggi.

Gue bersekolah di sekolah swasta yang dari awal tidak sesuai harapan gue.

Yap! Gue terpaksa bersekolah di tempat ini karena ortu yang menyuruh gue.

Sebenarnya sekolah ini tidak buruk melainkan populer di kota tempat tinggal gue ini. Tapi emang gue gak pernah ada niatan sekolah disini, jadi apapun itu, semuanya kelihatan buruk di mata gue.

Kecuali pada satu hal.

***

"Alexa! Lo sekolah disini?" Seru Adela, cewek manis yang selalu menjadi incaran semua kaum adam sewaktu SMP.

Gue menggangguk lemah dan mulai mengikutinya untuk berbaris upacara penyambutan murid baru.

Sebenarnya gue dan Adela Fania jarang ngobrol padahal selalu masuk di kelas yang sama. Ralat, bahkan kami tidak pernah berbicara sebelumnya.

Dan ya tentu saja gue sedikit terkejut ketika dia mengenal gue. Gue yang notabenya tidak terlalu terkenal di sekolah yang dulu sekarang disapa oleh cewek primadona sekolah.

Gue seneng. Gue rasa kita mulai berteman sekarang.

Pegel! Kaki gue udah mau remuk banget mendengar pidato kepsek dari podium di depan sana.
Gue mencoba untuk menggerakkan kaki gue secara perlahan. Gue celingak celinguk memastikan bahwa pergerakan aneh yang gue lakukan tidak diperhatikan orang lain.

Mata gue tertuju pada satu fokus. Gue berusaha untuk mengalihkan padangan dari fokus itu. Tapi gue gak bisa.

Gue memejamkan mata sejenak dan menghembuskan napas dengan kasar, berusaha untuk mengalihkan pandangan gue dari suatu titik yang mencoba menarik gue agak diperhatikan lebih dalam.

Penasaran!

Gue mencolek Adela yang berada tepat di depan gue. "Ehm Del.."

Adela menoleh ke belakang sambil mengangkat sebelah alis tebalnya dan mendapati gue dengan mupeng gue (muka pengen).

Twisted MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang