3. Heaven is Heaven

2K 239 21
                                    

JUNGKOOK

Jung Eunha namanya.

Iya, Jung Eunha.

Yang bentar lagi marga-nya bakal ganti jadi Jeon. Jeon Eunha.

Dari kejauhan, gue udah bisa lihat dia lagi duduk di bangkunya sambil cemberut.

Udah sore, langit udah mancarin sinar jingga sampe tembus ke dalam kelas dan itu sukses bikin gue berimajinasi.

Jung Eunha, bagai wibu di anime yang lagi nunggu husbando-nya.

Dari jauh aja imut, apalagi kalau udah beberapa senti di depan gue?

Sudah gue terkam dan bawa ke kasur kali.

Gak. Tahan dulu. Jangan mesum.

Karena gue bukan cowok mesum. For your information, gue bahkan gak ngerti sama yang begituan.

Gak percaya?

Ya sama gue juga gak percaya.

"Lama lo," kata Eunha pas gue udah ada di depannya. Dia kesel, gue tau. Soalnya dia jadi ketus banget. Ya meski biasanya juga ketus, sih.

"Maaf, Sayang ... tadi aku ke ruang kepsek dulu," kata gue. Ngusap rambutnya lembut.

"Idih, ngomongnya aku-akuan," cibir Eunha, nahan ketawa.

"Kan biar kayak Dear Nathan pas pacaran."

"Apaan sih lo, Kook. Makin hari makin drama."

"Daripada makin mesum, hayoh?" kata gue. Niat ngegodain tapi malah dapat death glare.

"I choose you more pervert than dramatic," kata Eunha, dingin, sarkastik, tapi bikin gue seneng.

"Really?" tanya gue. Makin ngegoda biar sifat tsundere-nya makin keluar.

"Bodo ah. Males gue ladenin lo."

Dan Eunha dengan sifat tsundere-nya yang gemesin jalan ke luar, ninggalin gue yang bela-belain ke kelasnya di lantai tiga, lari-larian sampe ketek basah dan keringat membanjiri tubuh gue yang seksi. Tambah lagi kelasnya beda gedung sama kantor kepsek.

Tidakkah sudah lebih dari cukup pengorbananku ini, Ha?

Oke, gue mulai alay.

Gue buru-buru lari, ngejar Eunha yang meski boncel tapi kalo udah nyelonong suka susah buat ditemuin. Iya, jalannya cepet.

Dan untung dia baru nyampe tangga. Gue buru-buru lari, sebelum akhirnya rangkul dia dan benamin dia di ketek gue.

"Bau, Setan!" pekik Eunha. Gue ketawa kenceng.

"Bau surga ini namanya."

"Apaan. Kalo bau surga kayak bau ketek lo, siapa yang mau masuk surga?"

"Kamu lha. Kan surga ini hanya kuciptakan untukmu."

Eunha berhenti jalan. Tepat di tengah-tengah tangga, dan otomatis gue juga ikut berhenti.

Merhatiin mukanya yang ditekuk, dan kenapa firasat gue berkata ini petanda buruk?

Dan bener aja, detik berikutnya gue nyaris menjerit pas Eunha cubit perut gue kenceng banget.

"OGAH GILA MASUK SURGA BAU KETEK LO!"

"BUT PLEASE STOP, JUNG EUNHA,  IT HURTS ME SO MUCH!"

"BODO!"

"SURGA TETAPLAH SURGA, HA. KETEK GUE MEMANG TERCIPTA--AW SETAN! BERHENTI NYUBIT GUE!"

Me Gustas TuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang